Uskup Mandagi Merasa Wajib Datang ke Lapas Merauke

297
Mgr. PC Mandagi, MSC menerimakan Sakramen Krisma kepada warga binaan. (Foto: Helen Yovita Tael/Komsos Merauke)

HIDUPKATOLIK.COM – KETIKA Kepala Paroki St. Fransiskus Xaverius Katedral Merauke,  Pastor Hendrikus Kariwop, MSC melaporkan, bahwa ada 44 narapidana Katolik binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Merauke yang akan menerima Sakramen Krisma, Uskup Agung Merauke, Papua, Mgr. Petrus Canisius Mandagi menyambut dengan gembira dan berjanji akan mendatangi mereka.

“Menjadi suatu kewajiban dan keharusan  bagi saya untuk datang karena apa artinya saya menjadi uskup kalau saya tidak memperhatikan  orang–orang yang seringkali  tersingkir dalam masyarakat,”  ujarnya dalam khotbahnya di hadapan warga binaan yang hadir dalam Misa Krisma pada hari Minggu, 4/7/2021 tersebut.

Dalam kesempatan ini, ia mengisahkan tentang upaya pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II. “Mehmet Ali Agca berusaha membunuh Paus tapi tidak berhasil. Hal yang luar biasa, Paus mengunjunginya di penjara. Hal ini mau menujukkan bahwa orang yang  dipenjara bukan orang yang harus disingkirkan dalam hidup, karena  mereka juga manusia gambaran Allah yang harus dicintai dan dikasihani,’’ ungkap uskup  yang juga Administrator Apostolik Keuskupan Amboina, Maluku ini.

Menurut Uskup Mandagi, Paus memperlihatkan, Ali Agca memang dipenjara tapi ia seorang Muslim yang merasa terhibur ketika dikunjungi oleh Paus. “Ketika Paus Yohanes Paulus II meninggal dunia, ibunda dari Ali Agca diperkenankan hadir di Vatikan menyaksikan proses pemakaman. Di sini Gereja mau menunjukkan kepada kita, agar kita bisa melihat, bahwa memang ada dosa, ada hukuman,tetapi di balik dosa dan hukuman ada cinta kasih,” paparnya lebih jauh.

Uskup Mandagi  pun memberi peneguhan kepada umat binaan tersebut. “Yang terjadi saat ini, bahwa orang mengatakan bahwa anda berdosa, berbuat salah tapi sudahlah diakui saja, tetapi bukan berarti Tuhan tidak mencintai anda, tidak mengasihi anda. Yesus juga pernah menjadi hukuman, bedanya Yesus dihukum tapi tidak bersalah, sama seperti anda di sini sebagai orang hukuman, tetapi tentu harus menjadi seperti Yesus. Setelah keluar dari penjara harus bertobat, kalau jatuh bangkit lagi, jangan menetap dalam kejatuhan, kejatuhan sarana untuk bangkit,” tambahnya

Pastor Hendrikus Kariwop, MSC/Kepala Paroki Katedral (Foto: Helen Yovita Tael/Komsos Merauke)

Sementara itu, Pastor Hendrikus Kariwop mengingatkan warga binaan ini agar selalu mengedepankan protokol kesehatan. “Tuhan begitu baik karena menggerakkan semua untuk berkumpul menerima Sakramen Krisma, bahkan Uskup mewajibkan diri memberikan pelayanan Krisma kepada warga Lapas yang menjadi wilayah Paroki Katedral karena  selama ini Paroki Katedral bertanggung jawab untuk hidup iman warga Lapas,  bekerja sama untuk penerimaan sakramen-sakramen  dan pelayanan Misa,” ujarnya.

Para penerima Sakramen Krisma berfoto bersama Uskup Agung Merauke, Mgr. PC Mandagi, MSC (tengah) (Foto: Helen Yovita Tael/Komsos Merauke)

Salah satu sosok yang tak bisa dilupakan dalam  pelaksanaan Krisma di Lapas ini adalah Dominic Samderubun. Ia merasa sebagai hamba yang tidak berguna, hanya melayani apa yang Tuhan mau. Setiap minggu bersama tim, ia mendampingi para narapidana binaan Katolik, bahkan  mencari sumbangan kemeja putih, celana hitam dan sepatu bagi para calon  penerima Krisma.

Dominic Samderubun (Foto: Helen Yovita Tael/Komsos Merauke)

Dominic bersyukur bahwa segala yang dibutuhkan semua disediakan. “Ada orang-orang baik yang membantu,” tuturnya.

Jimreyes E.S.Muloke selaku Kalapas Merauke  berterima kasih kepada Uskup Mandagi dan bersyukur karena Misa berjalan dengan baik dengan mematuhi prokes. Ia berharap, 44 warga binaan yang telah menerima Sakramen Krisma untuk tetap mengikuti ajaran Tuhan dan Gereja  dan dengan curahan Roh Kudus tetap saling menjaga situasi dan keamanan di lembaga agar tetap tertib. Ia berharap toleransi umat beragama yang ada dalam Lapas tetap terjalin dengan baik sehingga suasana damai dalam Lapas selalu dinikmati dan disyukuri.

Jimreyes E.S.Muloke, Kalapas Merauke (Foto: Helen Yovita Tael/Komsos Merauke)

Helen Yovita Tael (Merauke)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini