HIDUPKATOLIK.COM – KETIKA Kepala Paroki St. Fransiskus Xaverius Katedral Merauke, Pastor Hendrikus Kariwop, MSC melaporkan, bahwa ada 44 narapidana Katolik binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Merauke yang akan menerima Sakramen Krisma, Uskup Agung Merauke, Papua, Mgr. Petrus Canisius Mandagi menyambut dengan gembira dan berjanji akan mendatangi mereka.
“Menjadi suatu kewajiban dan keharusan bagi saya untuk datang karena apa artinya saya menjadi uskup kalau saya tidak memperhatikan orang–orang yang seringkali tersingkir dalam masyarakat,” ujarnya dalam khotbahnya di hadapan warga binaan yang hadir dalam Misa Krisma pada hari Minggu, 4/7/2021 tersebut.
Dalam kesempatan ini, ia mengisahkan tentang upaya pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II. “Mehmet Ali Agca berusaha membunuh Paus tapi tidak berhasil. Hal yang luar biasa, Paus mengunjunginya di penjara. Hal ini mau menujukkan bahwa orang yang dipenjara bukan orang yang harus disingkirkan dalam hidup, karena mereka juga manusia gambaran Allah yang harus dicintai dan dikasihani,’’ ungkap uskup yang juga Administrator Apostolik Keuskupan Amboina, Maluku ini.
Menurut Uskup Mandagi, Paus memperlihatkan, Ali Agca memang dipenjara tapi ia seorang Muslim yang merasa terhibur ketika dikunjungi oleh Paus. “Ketika Paus Yohanes Paulus II meninggal dunia, ibunda dari Ali Agca diperkenankan hadir di Vatikan menyaksikan proses pemakaman. Di sini Gereja mau menunjukkan kepada kita, agar kita bisa melihat, bahwa memang ada dosa, ada hukuman,tetapi di balik dosa dan hukuman ada cinta kasih,” paparnya lebih jauh.
Uskup Mandagi pun memberi peneguhan kepada umat binaan tersebut. “Yang terjadi saat ini, bahwa orang mengatakan bahwa anda berdosa, berbuat salah tapi sudahlah diakui saja, tetapi bukan berarti Tuhan tidak mencintai anda, tidak mengasihi anda. Yesus juga pernah menjadi hukuman, bedanya Yesus dihukum tapi tidak bersalah, sama seperti anda di sini sebagai orang hukuman, tetapi tentu harus menjadi seperti Yesus. Setelah keluar dari penjara harus bertobat, kalau jatuh bangkit lagi, jangan menetap dalam kejatuhan, kejatuhan sarana untuk bangkit,” tambahnya
Sementara itu, Pastor Hendrikus Kariwop mengingatkan warga binaan ini agar selalu mengedepankan protokol kesehatan. “Tuhan begitu baik karena menggerakkan semua untuk berkumpul menerima Sakramen Krisma, bahkan Uskup mewajibkan diri memberikan pelayanan Krisma kepada warga Lapas yang menjadi wilayah Paroki Katedral karena selama ini Paroki Katedral bertanggung jawab untuk hidup iman warga Lapas, bekerja sama untuk penerimaan sakramen-sakramen dan pelayanan Misa,” ujarnya.
Salah satu sosok yang tak bisa dilupakan dalam pelaksanaan Krisma di Lapas ini adalah Dominic Samderubun. Ia merasa sebagai hamba yang tidak berguna, hanya melayani apa yang Tuhan mau. Setiap minggu bersama tim, ia mendampingi para narapidana binaan Katolik, bahkan mencari sumbangan kemeja putih, celana hitam dan sepatu bagi para calon penerima Krisma.
Dominic bersyukur bahwa segala yang dibutuhkan semua disediakan. “Ada orang-orang baik yang membantu,” tuturnya.
Jimreyes E.S.Muloke selaku Kalapas Merauke berterima kasih kepada Uskup Mandagi dan bersyukur karena Misa berjalan dengan baik dengan mematuhi prokes. Ia berharap, 44 warga binaan yang telah menerima Sakramen Krisma untuk tetap mengikuti ajaran Tuhan dan Gereja dan dengan curahan Roh Kudus tetap saling menjaga situasi dan keamanan di lembaga agar tetap tertib. Ia berharap toleransi umat beragama yang ada dalam Lapas tetap terjalin dengan baik sehingga suasana damai dalam Lapas selalu dinikmati dan disyukuri.
Helen Yovita Tael (Merauke)