HIDUPKATOLIK.COM – Pw. St. Iremneus, UskMrt. 2Raj.25:1-12; Mzm.137:1-2,3,4-5,6; Mat.8:1-4
PENDERITA kusta sungguh menye- dihkan secara lahir dan batin. Dobel penderitaan, yakni fisiknya digerogoti penyakit tetapi terlebih derita batin karena dipandang penyakit kutuk, najis. Orang kusta disingkirkan dari perkampungan, bahkan sudah dianggap mayat hidup. Si kusta dalam Injil tahu kepada siapa dia minta tolong. “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku” (Mat. 8:2). Si kusta memasrahkan diri dan mohon belas kasih.
Yesus merespons dengan mengulurkan tangan dan menjamah: “Aku mau, jadilah engkau tahir” (Mat. 8:3). Seketika itu orang kusta sembuh, dipulihkan kesehatan fisiknya, terlebih lagi pemulihan batin dan martabatnya. Iman orang kusta itu mendapat jawaban. Di hadapan Yesus, dia mendapat tempat dan diterima. Lain dengan orang banyak yang memandang kusta najis dan pendosa dengan penyakitnya.
Sisi lain yang pantas direnungkan adalah mau mendekat kepada Tuhan dalam iman dan kepasrahan akan mendapat jawaban. Dalam iman, orang kusta menerobos keramaian menemui Yesus dan mengungkapkan beban perasaannya. Yesus pun menanggapi harapannya. Memang setiap kali datang dan menyatakan maksud hati, yakinlah Tuhan selalu menanggapi dan memberi kelegaan.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)