HIDUPKATOLIK.COM – PW St. Karolus Lwanga 2Ptr. 1:1-7; Mzm. 91:1-2.14-15ab.15c-16; Mrk. 12:1-12.
PERUMPAMAAN tentang penggarap kebun anggur menjelaskan hubungan di antara Allah dan manusia.
Pertama, Allah sebagai pemilik. Allah tidak hanya menunjukkan klaim kepemilikan. Allah menyiapkan dengan baik kehidupan itu sebagai lahan yang siap untuk diolah. Bahkan ketika terjadi penolakan dari pihak manusia, Allah selalu menjadi pihak pertama yang berupaya membangun komunikasi personal. Gambaran Allah di sini bersifat otoritatif sekaligus pribadi yang hangat menyapa.
Kedua, Manusia sebagai penggarap. Relasi Allah dan manusia di dalam perikop ini bersifat sub-ordinatif. Manusia bukanlah pemilik melainkan pekerja dengan kontrak terbatas. Konflik terjadi ketika manusia ingin merampas otoritas Allah sebagai pemilik dan mengatur segala sesuatu menurut keinginannya sendiri.
Ketiga, Batu Penjuru. Kutipan Yesaya menjelaskan peran Kristus sendiri sebagai dasar keselamatan manusia. Hidup manusia menjadi kokoh jika diletakkan di atas dasar Kristus sendiri.
Pastor Marianus Oktavianus Wega Licenciat Teologi Kitab Suci Universitas Urbaniana, Roma