Menkeu RI, Sri Mulyani, Mengutip 3 Kutipan Paus

158
Menkeu RI, Sri Mulyani menjadi Keynote Speaker dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Serikat Jesus Provinsi Indonesia pada Kamis, 30/05/2024.

HIDUPKATOLIK.COM-– Serikat Jesus Provinsi Indonesia melalui Development Office-nya menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Prospek Ekonomi Indonesia di Era Pemerintahan Baru: Tantangan, Peluang, dan Catatan”. Dalam seminar itu, hadir Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, sebagai Keynote Speaker pada Kamis, 30 Mei 2024 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat.

Pada kesempatan itu, Sri Mulyani memaparkan gambaran umum perekonomian di Indonesia. “Saya akan memaparkan apa yang kita sudah sampaikan terutama di DPR dan apa yang diharapkan untuk kemudian kedepan menjadi suatu fokus pemerintahan baru,” sebutnya.

Menkeu RI, Sri Mulyani menjadi Keynote Speaker dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Serikat Jesus Provinsi Indonesia pada Kamis, 30/05/2024.

Dalam pemaparannya, sebanyak tiga kali perempuan kelahiran 26 Agustus 1962 itu mengutip pernyataan dua orang Paus untuk menekankan maksud dari tujuan kegiatan ekonomi yang berkeadilan agar SDM dan Institusi dapat bekerja secara baik dan kemudian berkontribusi untuk mencapai Indonesia Maju. Berikut kutipannya:

Kutipan Pertama
Paus Fransiskus (2020)

Kita dihadapkan pada pilihan di antara dua jalan. Satu jalan mengarah pada konsolidasi multilateral sebagai ungkapan rasa tanggung jawab global yang diperbarui, atas solidaritas yang berakar pada keadilan, dan mengarah pada pencapaian perdamaian serta persatuan sebagai satu keluarga umat manusia yang merupakan rencana Tuhan bagi dunia kita.

Sedangkan, jalan lainnya menekankan keteterpenuhan diri, nasionalisme, proteksionisme, individualisme, dan pengucilan. Jalan ini mengabaikan orang miskin, rentan dan mereka yang terpinggirkan dalam hidup. Jalan tersebut merugikan masyarakat kesleuruhan menyebabkan sendiri luka pada semua orang. Jalan ini tidak boleh menang.”

Kutipan Kedua
Paus Fransiskus (2020)

“Pasar tidak sendirinya menyelesaikan setiap masalah, seberapa sering kita diminta menyakini dogma neoliberal ini. Apapun problematika yang dihadapi, mazhab pemikiran yang miskin dan monoton ini senantiasa menawarkan resep yang sama. Neoliberalisme mempertahankan dirinya semata dengan merujuk pada teori sakti tentang “spillover”atau “trickle”-tanpa menggunakan istilah itu-sebagai satu-satunya solusi bagi berbagai masalah sosial. Tidak ada perlakuan memadai pada fakta bahwa “spillover” tidak menyelesaikan masalah proses persoalan ketimpangan, keadilan yang melahirkan bentuk kekerasan baru dengan mengancam kohesivitas sosial.”

Kutipan Ketiga
Paus Yohanes Paulus II (1991)

“Negara memiliki kewajiban untuk menjamin kebaikan bersama dan memastikan bahwa setiap sektor kehidupan sosial, tidak terkecuali sektor ekonomi, semua berkontirbusi untuk mencapai kebaikan bersama tersebut sembari menghargai ekonomi setiap sektor.”

Selain Sri Mulyani, dalam seminar ini hadir juga sebagai narasumber Guru Besar STF Driyarkara, Romo Franz Magnis-Suseno, SJ; Praktisi ekonomi, Mari Pangestu; Mantan Deputi II KSP 2015-2019, Yanuar Nugroho; Komisaris BCA, Cyrillus Harinowo; Provinsial Serikat Jesus Indonesia, Romo Benedictus Hari Juliawan, SJ; dan Wakil Presiden Direktur BCA, Gregory Hendra Lembong.

Seminar Nasional ini diadakan dalam rangka penggalangan dana untuk pendidikan para calon imam Serikat Jesus Indonesia agar dapat mengenyam pendidikan dengan baik.

Felicia Permata Hanggu

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini