Mencegah Istri yang Alkoholik

83

 HIDUPKATOLIK.COM – Salam kenal! Saya seorang suami yang sederhana dengan istri penyintas alkohol. Saya bertemu dengan istri kala kami sama-sama satu rumah di tempat rehabilitas narkoba. Saya sebagai pengguna narkoba waktu itu dan istri alkoholik. Selama setahun kami rehabilitasi dan puji Tuhan saat ini saya benar-benar bersih kurang lebih sudah 10 tahun terakhir. Tetapi tidak dengan istri saya yang karena pekerjaan mengharuskan enterteiment tamu yang kerapkali minta dibelikan minuman atau ke tempat hiburan malam, meski hanya menemani tetapi saya merasa takut jangan-jangan situasi ini menjadi pemicu untuk istri kembali ke gaya hidup yang lama. Mohon masukannya apa yang harus saya buat?

Alfons M, Jakarta

Salam kenal juga Bapak Alfons. Saya mengapresiasi dan menghargai perjalanan Anda dan istri sebagai mantan pengguna narkoba. Anda juga sudah kurang lebih 10 tahun ini berusaha untuk benar-benar bersih dari pola perilaku sebelumnya.

Pada saat ini, saya melihat Bapak Alfons sedang merasa khawatir dengan pekerjaan istri yang “diduga” dapat memicu pola kebiasaan yang lama. Munculnya rasa khawatir ini adalah perasaan yang wajar pada seorang suami terhadap kondisi istri yang berpeluang bisa kembali ke gaya hidup lama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan beberapa tanda pada seseorang yang sedang mengalami kecanduan alkohol, diantaranya adalah: Apakah ada tanda bahwa istri mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu kurang lebih kurun waktu 12 bulan terakhir? Apakah mengalami hambatan dalam menghentikan konsumsi alkohol? Jika iya, maka perlu beberapa hal:

Pertama, adalah sampaikan secara jujur dan terbuka mengenai kekhawatiran Anda terhadap istri. Sampaikan mengenai pengamatan Anda selama ini terkait dengan perilaku istri yang dapat memicu pola perilaku yang lama dan berikan alasan yang jelas mengapa Anda memiliki perhatian yang besar terhadap hal tersebut. Sebagai contoh, “Aku merasa khawatir dengan pekerjaanmu saat ini bisa membawa kembali pada pola kebiasaan yang.” Situasi yang kondusif dan tenang perlu dihadirkan dalam menyampaikan hal ini dengan harapan semua pihak bisa saling menerima dan terbuka satu sama lain.

Kedua, bersama-sama saling mengidentifikasi beberapa hal yang bisa memicu gaya hidup lama istri dalam menghadapi alkohol. Perlu diketahui bahwa ada faktor internal dan eskternal pemicu kecanduan alkohol. Faktor internal meliputi faktor genetik, kondisi psikologis, dan riwayat penggunaan alkohol. Faktor eksternal meliputi dukungan sosial, pengaruh lingkungan, agama, nilai budaya, pendidikan, dan lain-lain. Salah satu sumber penelitian dari bidang psikologi menyebutkan bahwa bagaimana kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi yang berat merupakan faktor paling kuat yang dapat memicu munculnya kekambuhan pada konsumsi alkohol. Maka perlu cek juga bagaimana sejauh ini cara penyelesaian masalah Istri terhadap suatu masalah? Apakah bersifat adaptif dan solutif?  Misalkan ternyata selama ini jika Istri sedang merasa tertekan karena pekerjaannya, ia mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang sedikit – membantu pikirannya lebih plong.

Ketiga, sangat penting untuk meminimalisir dan menghindari penggunaan kata “alkoholik” terhadap istri. Penggunaan kata “alkoholik” akan berpotensi menghambat terciptanya strategi dan komitmen yang telah diatur secara bersama. Hal ini dikarenakan istilah “alkoholik” menjadi sebuah stigma dan bersifat judgmental bagi seseorang yang punya harapan dan niat untuk pulih dan sembuh. Akan lebih baik jika menggunakan kata “Orang dengan gangguan penggunaan alkohol”, atau jika dalam masa pemulihan disebut dengan orang yang sedang dalam tahap pemulihan (penyintas).

Silakan kirim pertanyaan Anda ke: [email protected] atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.

Laurentius Sandi Witarso/
Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini