Keagungan Allah Tampak dalam Kesederhanaan

262
Sebagian peserta berfoto bersama Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat, Pastor AR Yudono Suwondo (tengah, kemeja biru) (Foto: HIDUP/Veronika Murwaningsih)

HIDUPKATOLIK.COM – Bertempat di Taman Doa Mater Dei, Paroki Bonoharjo, Yogyakarta (4//4/2024) telah dilangsungkan kegiatan paskahan bersama bagi penyelenggara, pengawas, penyuluh, guru PAK, kepala sekolah Katolik se-DIY. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan iman dan pelayanan kepada masyarakat. Hadir dalam kesempatan itu Pembimas Katolik DIY, para penyelenggara Katolik, pengawas,  penyuluh, guru, kepala sekolah, dan para purnakarya Kemenag Kanwil DIY. Sekitar 250 orang memenuhi lapangan terbuka di kompleks taman doa ini.

Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat, Pastor AR Yudono Suwondo. (Foto: HIDUP/Veronika Murwaningsih)

Panitia memilih lokasi di taman doa Mater Dei untuk mengenalkan tempat baru serta membuat suasana baru dalam pertemuan besar. Pertemuan di udara terbuka cukup membantu menampung kapasitas kebutuhan. Hal ini juga dilakukan sebagai wujud bentuk kerja sama antara Kanwil Kemenag dan Gereja.

Pembimas Katolik Kanwil Kemenag DIY, Kristoforus Sinselius mengajak peserta untuk bersyukur karena diberi anugerah hidup baru dengan kesehatan. “Tuhan sudah merencanakan perjalanan hidup kita. Kita hanya perlu taat dan penuh totalitas seperti Yesus yang taat pada kehendak Bapa-Nya. Peristiwa Yesus disalib harusnya menjadi pembelajaran sehingga kita taat pada sistem dan birokrasi yang membutuhkan kesetiaan kepatuhan sebagai bentuk ekspresi,” paparna..

Pasti Aku Selamat karena Allahku hidup

Dalam sambutannya Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat, Pastor AR Yudono Suwondo menegaskan bahwa Paskah itu berarti “Pasti aku selamat karena Allahku hidup. Paskah menjadi puncak dan hari raya terbesar dari iman Kristiani. Jika Yesus tidak bangkit akan sia-sialah iman kita. Paskah itu rangkaian panjang sejak sengsara, wafat, dan kebangkitan. Untuk sampai misteri Paskah ada rangkaian panjang sejak kisah penciptaan, seperti tampak dalam semua bacaan di vigili Paskah.

Sebagian purnakarya staf Kemenag DIY. (Foto: HIDUP/Veronika Murwaningsih)

Pastor Yudono Suwondo juga menegaskan bahwa pada semua bacaan kitab suci, telah dikisahkan bagaimana Allah mencintai dan menyelamatkan, bagaimanapun kondisi manusia. Karena itu, Hari Raya Paskah menjadi yang terbesar, dan mempunyai sifat perayaan berbeda. Paskah atau suasana batin Paskah adalah nobili simplisitate. Artinya, keagungan Allah tampak dalam kesederhanaan. Perayaan itu sendiri sudah menunjukkan keagungan misteri paskah. Dalam kebersahajaan, kemuliaan Allah tampak.

Tinggal dalam Kristus dan Berbuah

Arah dasar Keuskupan Agung Semarang hingga 2025 nanti adalah “Tinggal dalam Kristus dan Berbuah”. Salah satunya menjadi Gereja yang Ekaristis dan Politis. Artinya, Gereja yang punya kedalaman iman sehingga setiap tindakan dipengaruhi oleh imannya. Memang berdoa dan berliturgi merupakan perwujudan iman. Namun, hidup di tengah masyarakat membutuhkan banyak hal yang harus disesuaikan guna membangun hidup yang harmonis dan selaras. Gereja harus sungguh hadir menyatu dengan dinamika hidup masyarakat.

Pengawas, Penyelenggara, Pembimas se-DIY bersama Vikep Yogyakarta Barat,Pastor AR Yudono Suwondo. (HIDUP/Veronika Murwaningsih)

Pastor Yudono Suwondo menyatakan, “Tinggal dalam Kristus sebagai proses kematangan rohani. Iman harus bertumbuh meski sederhana dan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sebagai seorang ASN yang mempunyai aturan jam kerja tertentu. Jika dia bertindak berlandaskan iman Katolik maka akan menjalankan tugas dan melayani dengan komitmen penuh. Dia tidak akan melakukan penyelewengan waktu kerja untuk kepentingan pribadi.” Selain itu, “Menjalankan kewajiban dengan baik juga menjadi cara mewujudkan tema APP tahun ini. Tinggal dalam Kristus, bertumbuh dalam iman, dan berbuah dalam kesaksian. Hidup kita semua adalah kesaksian yang paling nyata dan ini harus berpusat pada Kristus,” katanya pula.

Formasio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan

FIBB hanya mungkin dilaksanakan kalau ada pengajaran iman. Gerakan katekese ini harus dimulai dari keluarga sejak orang tua memintakan berkat anak. Memang ada pembagian teknis berdasarkan usia untuk memudahkan program pengelolaan. Ini ditempuh agar umat Katolik di semua usia mendapatkan katekese yang maksimal. Tiap tahapan usia mempunyai karakter yang berbeda.

Penampilan murid salah satu SD di Kulon Progo. (Foto: HIDUP/Veronika Murwaningsih)

Pastor Yudono Suwondo meneguhkan sebelum menutup sesi, “Sebagai karyawan Kemenag, makna yang bisa dikembangkan banyak. Misalnya dengan kehadiran dan jejak langkah tindakan di bidang pewartaan iman di ranah pemerintahan yang berdampak signifikan. Ada seruan Mgr. A. Sugijapranata, SJ, “Didiklah anak-anak dengan kecintaan kepada Gereja dan bangsa sebagai wujud iman.” Kalau semua orang tua Katolik mengerti dan melaksanakan hal ini, maka proses formasio iman dalam keluarga akan sungguh membantu Gereja.”

Veronika Murwaningsih (Kontributor Yogyakarta)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini