Pembaharuan Janji Legioner Acies Kuria Maria Gratia Plena Paroki Curug dan Paroki Alam Sutera

1178
Perarakan patung Bunda Maria. (Foto: Dasa)

HIDUPKATOLIK.COM – Jalanan masih sangat basah. Malam sebelumnya hingga menjelang pagi memang turun hujan lumayan lebat, membasahi bumi Serpong, Tangerang.

Bersyukur pagi itu langit cerah. Pada Senin, 11 Maret 2024 itu tidak seperti biasanya, perjalanan menuju Gereja Laurensius sangat lancar, maklum hari libur Nyepi.

Suasana lengang Jalan Raya Serpong, Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan berbanding terbalik begitu memasuki halaman gereja. Semua area parkir dalam halaman gereja sudah penuh, terpaksa saya mencari parkir di luar.

Penuhnya halaman parkir, sebanding dengan ramainya para legioner berseragam batik biru cerah dan sebagian berseragam atasan putih, yang sudah duduk manis di dalam gereja. Padahal jam digital di tangan, masih menunjukkan pukul 07.50 sedangkan acara baru akan dimulai pukul 8.30.

Acara di Gereja Laurensius pada pagi hari itu memang acara tahunan Legio Maria. Acara bertajuk ACIES ini diselenggarakan oleh Kuria Maria Gratia Plena (artinya Maria Penuh Rahmat) yang menaungi 16 presidium: 5 presidium dari Paroki Curug Gereja Helena dan 11 presidium dari Paroki Alam Sutera Gereja Laurensius. Para anggota Legio Maria, yang biasa disebut legioner memang terlatih disiplin waktu, maka tak heran mereka sudah datang jauh sebelum mulainya acara.

Tepat pukul 8.30 acara dimulai dengan perarakan patung Bunda Maria masuk ke dalam gereja. Setelah patung Bunda ditempatkan di depan gereja, acara dibuka dengan Doa Tessera.

Sebuah doa yang selalu didoakan dalam pertemuan mingguan Legio Maria. Hampir semua legioner berlutut penuh khidmat berdoa. Ada beberapa legioner sepuh memilih duduk khusuk.

Lalu masuklah acara utama berupa pembaharuan janji setia kepada Bunda Maria. Dimulai oleh para romo pendamping. Pagi itu ada empat pastor yang hadir, Pastor Yohanes Hadi Suryono, Pastor Bonifasius Lumintang, Pastor Ignasius Wahyudi Paweling, ketiganya dari Paroki Alam Sutera dan Pastor Balok Priyanto, OSC dari Paroki Curug.

Lanjut bergiliran legioner dari setiap presidium maju. Tidak hanya legioner aktif, mereka yang auksilier (legioner pendoa, yang setiap hari berdoa dari rumah masing-masing untuk mendukung legioner aktif) pun ikut pembaharuan janji. Ada 340 legioner hadir pada Acies ini, penuh semangat dan gembira.

Pembaharuan janji legioner. (Foto: HIDUP/Dasa)

“Aku adalah milikmu, ya Ratu dan Bundaku, dan segala milikku adalah kepunyaanmu” demikian janji mereka kepada Bunda Maria. Janji ini diucapkan dengan lantang dan penuh semangat. Maklum mereka adalah tentara Bunda Maria. Mereka mencintai Bunda dan berjuang mewujudkan kemuliaan Tuhan di dunia ini bersama Bunda Maria.

Tak seperti umumnya tentara yang didominasi pria, legioner justru jauh lebih banyak wanita. Padahal Legio Maria terbuka bagi semua, baik wanita maupun pria. Serta berbagai golongan usia: tua, muda, juga anak-anak (presidium junior). Bahkan tak menutup pintu bagi umat dengan kendala fisik.

Dua legioner di antara legioner lain.

Pagi itu nampak hadir dua legioner auksilier dengan kursi roda. Namun sayang, saat ini entah kenapa sangat sedikit pria yang bergabung dengan Legio Maria. Padahal Bunda mencintai dan mendoakan semua anak-anaknya.

Selesai pembaharuan janji, acara dilanjut dengan Misa yang dipimpin secara konseleberan oleh keempat imam, dengan Pastor Hadi sebagai seleberan utama.

Saat homili, Pastor Hadi Suryono memanggil seorang legioner remaja bernama Edgar dari Paroki Curug untuk maju dan naik ke ambo. Dengan suara lantang, intonasi baik, Edgar tak nampak sedikit pun gugup menjawab beberapa pertanyaan Pastor Hadi. Bahkan ketika diajak becanda, Edgar tetap tenang.

Junior Edgar (kanan) di ambo sedang diajak dialog oleh Pastor Yohanes Hadi Suryono (paling kiri)

Ketika ditanya, apa perasaan setelah pembaharuan janji, ia menjawab: “Saya merasa diteguhkan untuk makin rajin ikut kegiatan legio, baik dalam bertugas maupun berdoa”.

Ketika Pastor Hadi menantang Edgar berjanji kepada Pastor Balok, Edgar dengan tegas berjanji akan mengajak teman-temannya masuk Legio Maria, selain berjanji lebih rajin mengikuti legio.

Dalam homili, Pastor Hadi mengingatkan bahwa tujuan Legio Maria adalah memuliakan Allah melalui doa dan karya. Caranya dengan berusaha menyucikan diri sendiri, dengan rajin berdoa. Serta menguduskan dunia.

Pastor Hadi mengajak, ketika memperbaharui janji agar mengingat tujuan Legio Maria tersebut. Ia juga mendorong legioner mengikuti teladan Bunda Maria, yang rendah hati. Rendah hati adalah ibu dari segala kebaikan. Bunda Maria menerima dengan rendah hati pengutusan sebagai Bunda Allah dengan kata-kata fiat voluntas tua (terjadilah menurut Kehendak-Mu). Legioner pun diutus membawa kabar gembira dalam tugas-tugas mingguan, maka terimalah dengan rendah hati. Ketika bertugas, misal mengunjungi orang sakit, bawalah selalu kabar gembira. Biarlah orang yang dikunjungi melihat kemuliaan Tuhan dalam setiap apa yang legioner lakukan.

Junior bersiap membawa persembahan.

Legio Maria adalah komunitas awam yang mendunia dan berpusat di Dublin, Irlandia. Pertama kali rapat pada 7 September 1921 dengan Francis Michael Duff sebagai perintis.

Legio Maria terus berkembang di banyak negara, termasuk Indonesia hingga saat ini.
Baik Pastor Hadi maupun Pastor Balok merasa bangga dengan perkembangan Legio Maria di paroki masing-masing. Mereka berharap Legio Maria dapat terus bertumbuh dan melakukan karya-karya yang menunjukkan kemuliaan Tuhan.  Ave Maria, Gratia Plena!


Fidensius Gunawan (Kontributor, Tangerang Selatan)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini