Renungan Harian 2 Maret 2023 “Pertobatan Sejati”

91

HIDUPKATOLIK.COM – Pekan II Prapaskah. Mi. 7:14-15,18-20; Mzm. 103:1-2,3-4,9-10,11-12; Luk.15:1-3.11- 32.


KISAH tentang anak yang hilang menghadirkan beberapa refleksi berikut.


Pertama, situasi dosa. Kejatuhan itu terjadi ketika anak yang hilang itu melepaskan diri dari Bapanya dan mencari identitas diri diri yang berbeda. Itu berarti dosa menjauhkan manusia dari Allah sebagai sumber keselamatan sejati. Manusia yang terikat oleh dosa memiliki kemungkinan bertahan sekian lama dalam situasi keberdosaan karena semua kebutuhan seolah-olah terpenuhi meskipun dengan cara yang tidak pantas.


Kedua, kehendak untuk bertobat. Pertobatan sejati itu tidak bersumber pada perasaan sebab perasaan manusia itu bersifat labil atau dapat berubah-ubah. Pertobatan sejati membutuhkan landasan yang stabil yang dapat ditemukan di dalam kehendak manusia. Anak yang hilang itu menjadi sadar akan dosanya dan menunjukkan kehendak yang kokoh untuk berhenti dari penyimpangannya dan berbalik haluan kembali ke pelukan kasih Allah.


Ketiga, Bapa yang baik. Figur Bapa adalah titik sentral dari kisah tentang pertobatan. Gambaran tentang Bapa yang baik dan rumah sebagai simbol situasi keselamatan adalah alasan utama mengapa anak yang hilang meninggalkan situasi kandang babi dan memulai ziarah pertobatannya.

Romo Marianus Oktavianus Wega Licenciat Teologi Kitab Suci Universitas Urbaniana, Roma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini