HIDUPKATOLIK.COM – Yak.1:1-11; Mzm.119:67, 68, 71, 72, 75, 76; Mrk.8:11-13
TUHAN bukanlah Allah yang bengis atau suka menghukum. Ia adalah Sang Kasih, lemah-lembut dan penuh pengertian. Hukuman hanyalah jalan terakhir. Ia secara halus mengundang manusia untuk kembali ke jalan yang benar, bertindak adil dan benar, bermurah hati kepada sesama yang memerlukan dan sungguh-sungguh menghormati Hari Tuhan dengan selayaknya. Ia menghibur dan menguatkan orang-orang yang berjuang di jalan yang lurus, sehingga merasakan kedamaian dan kebahagiaan hidup di dunia ini.
Sifat ini ditampakkan Yesus ketika Ia bertemu dengan Lewi, pemungut cukai, yang selalu dipandang rendah orang Yahudi karena pekerjaannya itu. Bagi Yesus, seekor domba yang hilang tersesat sama berharganya dengan 99 ekor domba yang ada di kandang. Ia memanggil si Lewi, mengundangnya untuk kembali ke kandang-Nya. Si Lewi tersentuh, terbuka hatinya, dan dengan serta-merta merangkul Kasih dan Keselamatan yang ditawarkan Sang Tabib. Luka jiwanya yang mendalam karena dosa dan penghinaan yang diterimanya selama ini disembuhkan.
Bertobat seharusnya tidak hanya memperbarui hidup kita sendiri, tetapi juga mengubah cara memandang dan menghargai orang-orang lain yang dicap pendosa. Semua manusia, pun mereka yang dinilai berdosa, tetaplah ciptaan Allah yang indah dan berhak memperoleh peluang untuk hidup terhormat kembali sebagai anak Allah. Semoga kita pun bisa memandang dan memperlakukan mereka dengan kacamata Allah yang penuh kasih, kelembutan, dan pengampunan.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak