Para Caleg dari Kalangan Katolik ‘Dibekali’ Kerawam KWI

181
Para caleg befoto bersama Mr. Yohanes Harun Yuwono dan Pastor Hans Jeharut usai misa. (Foto: HIDUP/fhs)

HIDUPKATOLIK.COM – Bekal itu bukan dalam bentuk materi apalagi uang. Para caleg pada pemilu 2024 –DPR RI/DPR Provinsi/Kab/Kota — didoakan dalam Misa pada hari Rabu (7/2/2024) di Aula Paroki Kramat, Jakarta Pusat. Misa dipimpin Ketua Komisi Kerawam KWI, Mgr. Yohanes Harun Yuwono bersama Pastor Hans Jeharut (Sekretaris Komisi Kerawam KWI). Para caleg berasal pelbagai partai yang ada di wilayah Jabotetabek.

Mgr. Yohanes Harun Yuwono memberkati para caleg. (Foto: Midian/Kerawan KWI)

Sebelum berkat penutup, Mgr. Yuwono mereciki mereka dengan air suci dan memberi berkat secara khusus. Tampak para caleg dengan khusyuk menerima berkat tersebut.

“Ini sungguh menguatkan langkah kami. Entah kami nanti terpilih atau tidak, tapi setidaknya, langkah ini memberi motivasi dan kekuatan rohani,” ujar seorang caleg kepada hidupkatolik.com.

“Tantangan cukup berat. Tak hanya kontestasi dengan partai lain, tapi dari dalam partai sendiri. Keras. Harus berani ‘jegal’ teman sendiri,” timpal caleg dari sebuah partai di Kota Bogor ini.

Uskup Yuwono, dalam khotbahnya mengajak hadirin untuk merenungkan kembali, sejauh manakah kehadiran umat Katolik di negara ini. Masihkah memberi kontribusi besar kendati terdiri dari kawanan kecil? Ia memberi ilustrasi bagaimana di masa lalu, sejumlah momen atau tokoh dari kalangan Katolik yang memberikan kontribusi besar dalam perjalanan bangsa ini. Ia sebut nama-nama sejumlah pahlawan yang berasal dari kalangan Katolik. Juga dalam sejarah Sumpah Pemuda dan lain-lain.

Mgr. Yohanes Harun Yuwono saat berkhotbah. (Foto: Midian/Kerawam KWI)

Seraya mengulang kembali pesan Sidang KWI 2023 lalu, Mgr. Yuwono mendorong umat Katolik untuk terlibat aktif dalam  melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang komit pada Pancasila, UUD, Bhinneka Tunggal Ika, memiliki integritas, peduli kepada kemanusiaan.

Mgr. Yuwono juga mengingatkan agar para caleg menjauhkan diri dari praktik-praktik politik dengan cara paksa seperti politik uang, mau melayani bukan dengan cara-cara paksa, pengabdian diri dan memberi keteladanan, peduli pada semua orang, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dari kalangan mana pun itu.

“Negri ini adalah negri kita. Kita tidak mau negri ini dijalankan oleh kelompok tertentu saja. Negri ini harus menjadi negri untuk semua. Kita harus hormat terhadap semua orang orang,” tegasnya.

Seusai Misa, tampak para caleg saling meneguhkan satu-sama lain kendati mereka berasal dari partai yang berbeda. (fhs)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini