HIDUPKATOLIK.COM – 1Raj. 8:22-23,27-30; Mzm. 84:3,4,5,10,11; Mrk. 7:1-13
DI masa lalu, awan kemuliaan Tuhan turun atas Kemah Suci di padang gurun, dan sekarang awan itu memenuhinya saat Salomo memimpin upacara penahbisan Bait Allah. Ia berdoa, mempersembahkan korban, dan memberkati orang dengan nama Allah dalam posisinya sebagai imam dan raja.
Dalam doanya, Salomo menyadari bahwa kebesaran Allah lebih besar daripada langit dan bumi. apalagi pikiran dan hati manusia yang terbatas. Namun, dengan rendah hati, Salomo memohon agar Tuhan tetap mendengarkan setiap doa yang diajukan oleh umat-Nya. Bait Allah, di mana Nama Allah tinggal, akan menjadi sumber, jalan, dan harapan bagi umat-Nya.
Seringkali kita merasa doa kita sangat jauh dari Allah dan sulit dijangkau. Namun, bagi mereka yang benar-benar berseru kepada-Nya, Ia selalu dekat. Salah satu cara untuk mendekatkan diri kita dengan Allah adalah dengan melakukan ibadat dan devosi. Di atas semua itu, Tuhan menginginkan sikap hati yang bersih, jujur, dan rendah hati. Yesus bahkan dengan tegas mengkritik sikap keagamaan yang hanya terlihat dari luar tanpa mempertimbangkan hubungan pribadi seseorang dengan Allah dan sesama manusia.
Oleh karena itu, mari kita masuk ke dalam jiwa kita dan bertemu dengan Dia. Dengan demikian, kita akan memiliki hubungan dengan Sang Kehidupan, yang merupakan sumber kedamaian sejati.
Sr. M. Eusebia, P.Karm Dosen STIKAS St. Yohanes Salib Bandol, Kalimantan Barat