Mgr. Paskalis Tekankan Ketaatan Saat Vesper Agung Jelang Tahbisan Uskup Agung Koajutor KAMS

303
Mgr. Fransiskus Nipa menandatangani dokumen setelah mengucapkan pengakuan iman dan sumpah kesetiaan. (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

HIDUPKATOLIK.COM – Ibadat Vesper Agung menjelang tahbisan Uskup Agung Koajutor Keuskupan Agung Makassar (KAMS), Mgr. Fransiskus Nipa, yang digelar pada Rabu (31/1/2024) sore di Paroki St. Fransiskus Assisi, Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan, berjalan lancar. Meski padat, ibadat berlangsung khusyuk.

Umat mulai berdatangan sekitar pukul 15.00 WITA, atau dua jam sebelum ibadat dimulai. Perlahan-lahan barisan bangku di dalam gereja paroki dan juga deretan kursi di luar gereja paroki pun dipenuhi tamu undangan dan umat awam. 

Lebih dari 30 uskup menempati dua barisan bangku paling depan. Sementara belakang mereka adalah ratusan imam, biarawan dan biarawati serta frater, juga sebagian umat awam. Sebagian umat awam lainnya menempati kursi di balkon, sisanya duduk di kursi yang telah disediakan panitia di luar gereja paroki.

Suasana Ibadat Vesper Agung di Paroki Panakkukang, Gereja St. Fransiskus Assisi di Makassar (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM memimpin ibadat tersebut. Ia didampingi oleh dua imam, yakni Pastor Simon Reflyandi dan Pastor Antonius Pabendon. Sementara Mgr. Frans, sapaan akrabnya, berdiri di antara dua imam pendamping, yakni Pastor Antonius Harnoko, CICM dan Pastor Piet Majina La Oji. 

“Hari ini kita menjadi saksi mata, saksi iman bahwa Tuhan memberikan kepala baru, kepala Gereja Katolik Indonesia, khususnya Keuskupan Agung Makassar. Kita patut bersyukur dan memuji Allah karena Monsignor Fransiskus Nipa diangkat Paus menjadi Uskup Koajutor Keuskupan Agung Makassar dengan motto penggembalaannya ‘Misericordiam Volo’ – Yang Kukehendaki ialah Belas Kasih,” ujar Mgr. Paskalis, yang adalah juga uskup Keuskupan Bogor.

Ia menilai ada hal menarik dalam penunjukan Mgr. Frans oleh Paus Fransiskus. Keduanya memiliki nama yang sama. “Saya menduga-duga, mudah-mudahan dugaan saya salah, jangan-jangan Paus Fransiskus memilih Mgr. Fransiskus ini karena namanya sama. Apakah ini alasan yang benar? Pasti tidak. Karena yang jelas Paus Fransiskus memilih Mgr. Fransiskus Nipa setelah melakukan doa dan discernment. Mungkin semalam-malaman, sampai pagi,” ungkapnya, seraya menambahkan bahwa hal yang lebih menarik lagi adalah ibadat Vesper Agung diadakan di paroki yang memiliki nama pelindung St. Fransiskus Assisi.

Ketaatan

Mgr. Paskalis lalu menegaskan bahwa ada satu prinsip hidup yang dihayati sungguh-sungguh oleh St. Fransiskus Assisi yang relevan dan aktual, yakni semangat ketaatan karena cinta yang tulus dari Fransiskus kepada Gereja Roma Katolik, dan dalam hal ini kepada Paus. St. Fransiskus ingat akan pesan Yesus di Gereja San Damiano: “Fransiskus, pergilah dan perbaikilah gerejamu yang hampir roboh.”

Mgr. Piero Pioppo (dua dari kiri), Kardinal Ignatius Suharyo (tiga dari kiri), dan Mgr. Antonius Bunjamin Subianto, OSC (dua dari kanan) saat Ibadat Vesper Agung (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

“Fransiskus dari Assisi menyatakan ketaatan mutlak kepada Paus, personifikasi Gereja Katolik Roma. Dalam sejarah, tanggal 16 April 1219, ia meminta perlindungan dari Paus Inosensius III pada zamannya agar gerakannya untuk kembali menghidupi Injil dan gerakan rohani sosial yang atas dasar Injil tidak dicap sebagai gerakan bidaah,” ujarnya.

“Selain itu, dalam suratnya kepada para imam – para Fransiskan, ia meminta mereka agar menghormati dan taat kepada uskup dan pastor paroki. Mereka tidak boleh berkotbah di wilayah suatu keuskupan atau paroki tanpa izin dari ordinaris wilayah atau pastor paroki.”

Menurut Mgr. Paskalis, spirit ketaatan karena cinta akan Gereja Roma Katolik adalah inti dari peristiwa Vesper Agung. 

“Kita akan mendengarkan sumpah janji ketaatan Mgr. Frans kepada Gereja Roma Katolik dan ajarannya. Mgr. Frans juga akan dikenakan cincin sebagai uskup sebagai pralambang dia mengikatkan dirinya dengan keuskupan ini. Karena ketaatan kepada Gereja Roma Katolik, Mgr. Frans akan menyampaikan, mewartakan ajaran kebenaran Gereja dengan otoritas dari katedra yang disimbolkan dengan kursi uskupnya. Maka katedranya pun diberkati dan besok dia didudukkan pada katedra itu,” ungkapnya.

Sumpah Kesetiaan

Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM memberkati insignia. (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

Seusai homili singkat, Mgr. Frans mengucapkan pengakuan iman dan sumpah kesetiaan dengan didampingi Duta Besar Vatikan untuk Indonesia (Nuntius Apostolik), Mgr. Piero Pioppo; Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo; dan Ketua KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC.

“Saya, Fransiskus Nipa, yang terpilih menjadi Uskup Agung Koajutor Keuskupan Agung Makassar, dengan iman yang teguh percaya dan mengakui segenap kebenaran yang terkandung di dalam syahadat iman … . Saya juga menerima dengan teguh dan mempertahankan setiap dan semua yang telah ditetapkan secara definitif oleh Gereja di bidang ajaran iman dan kesusilaan lagi pula dengan ketaatan religius kehendak dan akal budi … ,” ujar Mgr. Frans.

Selanjutnya, ia menandatangani dokumen, begitu pula Mgr. Pioppo, Kardinal Suharyo, Mgr. Bunjamin, dan Mgr. Paskalis. Mgr. Paskalis kemudian memberkati insignia. 

Katharina Reny Lestari dari Makassar 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini