HIDUPKATOLIK.COM – 1Sam. 8:4-7,10-22a; Mzm. 89:16-17,18-19; Mrk. 2:1-12.
PENYEMBUHAN orang lumpuh di dalam perikop ini menggarisbawahi beberapa hal berikut. Pertama, pengampunan dosa. Anggapan umum yang berkembang pada masa itu ialah bahwa peyakit fisik diakibatkan oleh dosa dan kesalahan manusia di masa lalu. Penyembuhan fisik dapat terjadi jika dosanya telah diampuni. Yesus mengatakan bahwa dosamu telah diampuni untuk menjawab kebutuhan akan pengampunan dosa sebagai syarat untuk memperoleh penyembuhan fisik. Dengan mengampuni dosa dan membuat orang lumpuh berjalan, Yesus ingin memaklumkan kehadiran kuasa Allah yang menyelamatkan karena hanya Tuhanlah yang sanggup mengampuni dosa manusia.
Kedua, iman personal dan iman komunitas. Iman senantiasa terkait dengan aspek personal karena mengekspresikan keintiman relasi personal manusia dengan Allah. Namun perikop ini menyoroti dimensi lain dari iman itu yaitu aspek komunal dari iman itu. Karya penyembuhan itu terjadi ketika Yesus melihat “iman mereka.” Itu berarti bukan hanya si lumpuh tadi yang percaya kepada Yesus. Para penggotong itu telah menunjukkan keyakinan akan pribadi Yesus sebagai Allah. Iman komunitas inilah yang mendorong tindakan kreatif untuk mencari dan menemukan sumber penyembuhan.
Romo Marianus Oktavianus Wega Licenciat Teologi Kitab Suci Universitas Urbaniana, Roma