Tersebab Melaut, Lama Tidak Komuni

163

Saya seorang pelaut. Saya menghabiskan waktu 3-4 bulan di laut untuk berlayar. Selama berlayar saya tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi karena memang tidak ada pelayanan seperti ini di atas kapal. Jadi saya tidak pernah menerima Komuni selama waktu itu. Apa yang harus saya lakukan terkait keimanan saya dalam hal ini, Romo?

Reno, Jakarta

SEBENARNYA persoalan seperti ini sudah sangat lama muncul. Pada mulanya, kenyataan sedikitnya jumlah imam di banyak tempat mendatangkan pertanyaan, bagaimana dengan pelayanan Ekaristi di tempat-tempat tersebut. Sebagai misal di kawasan hutan Amazon, persoalan seperti ini sering diangkat dan dibicarakan, karena tidak jarang ada suku-suku atau pemukiman penduduk asli tertentu yang hanya bisa mendapatkan pelayanan Ekaristi satu atau dua kali saja setahun. Sinode Pan-Amazon (2019) antara lain mengangkat pembicaraan tentang ini, sebagaimana juga disinggung   Paus Fransiskus dalam Querida Amazonia (2020).

Dalam konteks perang, kita bisa melihat pengalaman serupa. Tentu kita bisa melihat bagaimana di tengah perang di Ukraina, sering Ekaristi diselenggarakan di ruang bawah tanah atau di kamp-kamp penampungan. Kita bisa pula menyimak pengalaman Walter Ciszek, seorang imam yang menghabiskan waktu 23 tahun dalam penjara bahkan di gulag, kamp kerja paksa di Siberia, Uni Soviet. Sebagai imam, dia tidak bisa merayakan Ekaristi, karena selain ada larangan keras, namun pula tidak ada sarana yang memungkinkan untuk itu. Dia lalu sering merayakan Ekaristi secara “imajinatif,” dalam aura kontemplasi membayangkan sedang merayakan Ekaristi. Hal itulah yang menjadi sumber kekuatannya dalam menjalani masa kerja paksa yang sangat menekannya, bahkan tak jarang dia merayakannya secara diam-diam bersama-sama yang lain.

Masa pandemi mengajarkan kita akan Ekaristi online, lewat sarana media sosial, karena adanya larangan untuk berkumpul bahkan beribadat bersama. Kita lalu mengenal tentang Komuni Batin, bahkan ada lagu untuk itu, seperti misal yang diaransemen oleh Damian Alma. Paus Yohanes Paulus II dalam ensikliknya, Ecclesia de Eucharistia (2003), menyinggung soal itu pula, tentang Komuni Batin atau Komuni Spiritual, sesuatu yang dikatakannya telah berlangsung berabad-abad, bahkan disarankan oleh banyak Orang Kudus dan para guru rohani, dijalankan bagi mereka yang tidak bisa menghadiri Perayaan Ekaristi. Syair yang banyak beredar tentang doa Komuni Batin itu kita ketahui disusun oleh Santo Alfonsus Liguori (1696-1787), pendiri tarekat Redemptoris.

Dengan demikian, persoalan yang sedang Anda hadapi bukanlah sesuatu yang baru dan personal, sebab sudah lama dialami oleh banyak orang juga, dengan berbagai situasi yang dihadapinya. Hidup lama berada di tengah lautan pun ikut menjadi salah satu penyebab. Vatikan beberapa kali mengeluarkan surat terkait dengan peringatan hari laut (Sea Sunday), yang diperingati di minggu kedua bulan Juli. Bahkan dikenal cukup luas di beberapa negara adanya Apostleship of the Sea, yang tidak jarang ada imam yang ditugaskan untuk itu, yang tidak saja menangani pelayanan pastoral untuk yang bepergian dengan jalur laut tetapi juga untuk para pelaut. Tentu di dalamnya diperhatikan juga selain soal kehidupan bagi para pekerja di lautan, namun pula pelayanan pastoral serta sakramental bagi mereka.

Kembali kepada pertanyaan. Tentu sangat menyedihkan tidak bisa mengikuti Perayaan Ekaristi dan menerima Komuni. Situasi seperti itu tidal ideal, namun sering kita tidak bisa menghindarinya karena tuntutan situasi dan pekerjaan, yang memang harus dihadapi. Akan tetapi kini tersedia pelayanan rohani lewat Misa online, yang dengannya kita bisa menerima Komuni Batin. Memang Misa online bukanlah Ekaristi dan Komuni Batin bukanlah Komuni yang sesungguhnya. Akan tetapi dalam situasi tertentu, yang sering tidak bisa dihindari, bukan karena kemalasan ke gereja, hal tersebut baik dilakukan. Namun hal tersebut perlu didukung pula dengan menata dan menjaga kehidupan rohani, dengan doa-doa rutin dan devosional maupun bacaan rohani, apalagi bacaan Kitab Suci, agar kehidupan rohani tetap terpelihara.

Tetaplah mencari waktu dan upaya mengikuti pelayanan Misa online, mendaraskan doa Komuni Batin. Kiranya pelayanan tersebut bisa ditemukan di beberapa negara. Selain itu tetaplah menjaga kehidupan iman, terutama dengan doa dan bacaan rohani. Dengan itulah kita seperti bayi yang selalu ingin akan air susu yang murni dan rohani, agar kita bertumbuh dan memperoleh keselamatan (lih. 1 Ptr. 2:2).

Pengasuh: Pastor T. Krispurwana Cahyadi, SJ – Teolog

Majalah HIDUP, Edisi 53, Tahun Ke-77, Minggu, 31 Desember 2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini