Imam Ditangkap di Nikaragua setelah Misa pada Malam Tahun Baru

143
Sebuah gereja di Nikaragua

HIDUPKATOLIK.COM – Pastor Gustavo Sandino, seorang imam dari Keuskupan Jinotega, Nikaragua, ditangkap setelah Misa pada Malam Tahun Baru. Setidaknya 14 imam, dua seminaris dan seorang Uskup telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir di Nikaragua. Kardinal Brenes telah menyatakan kedekatannya dengan keluarga dan komunitas para imam.

Pastor Gustavo Sandino, pastor Our Lady of Sorrows, ditangkap pada tanggal 31 Desember setelah Misa Minggu yang ia rayakan di Santa María de Pastasma di Keuskupan Jinotega, Nikaragua. Sumber lokal dan pengacara di pengasingan Martha Patricia Molina membenarkan kejadian tersebut kepada media lokal 100% Noticias.

Di Managua, Pastor Fernando Téllez Báez, imam Our Lady of the Americas, ditangkap dini hari sehari sebelumnya, dan Pastor Jader Hernández, imam Bunda Gembala Ilahi, malam tanggal 30 Desember.

Gelombang penangkapan terus berlanjut

Setidaknya 14 imam telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir, serta dua seminaris, Alester Saenz dan Tony Palacio, serta Uskup Isidoro del Carmen Mora Ortega dari Siuna.

Dia ditangkap setelah mendoakan Uskup Rolando José Álvarez Lagos dari Matagalpa dan Administrator Apostolik Keuskupan Esteli, yang dijatuhi hukuman 26 tahun penjara tanpa proses hukum.

Kedekatan Kardinal Brenes

Dalam Misa di Katedral pada Malam Tahun Baru, Kardinal Uskup Agung Managua, Leopoldo José Brenes Solórzano, mengungkapkan kedekatannya “kepada keluarga dan komunitas yang saat ini tidak memiliki imam,” menyerukan kepada semua orang untuk tetap “kuat” bersatu dalam doa.

“Persatuan gerejawi adalah kekuatan kita,” katanya, dan “bersama Maria, Bunda kita, di kaki salib, semoga Tuhan menghibur kita dan menunjukkan belas kasihan-Nya.”

Sementara itu, dalam jumpa pers, Martha Patricia Molina mengatakan, kemarin ia mendapat kabar bahwa jadwal misa di beberapa gereja tidak dilaksanakan dan umat diminta pulang. Saat ini tidak diketahui apakah para imam di paroki-paroki tersebut ditangkap.

Reaksi dari PBB

Sejauh ini, baik pemerintah maupun polisi belum membenarkan atau membantah penahanan para imam tersebut.

Perwakilan dari Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa Nikaragua “semakin” menjauh dari supremasi hukum dan “kebebasan mendasar” dengan menganiaya “pemimpin politik dan adat, anggota Gereja Katolik, aktivis, dan jurnalis” dengan “kasus penahanan sewenang-wenang yang berulang kali.”

Vatican News/Frans de Sales

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini