Uskup Atambua, Mgr. Dominikus: Hindari Politik Uang!

195
Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku pada rekoleksi kategorial di Aula Dekenat Mena, Keuskupan Atambua, Nusa Tenggara Timur (Selasa,12/12/2023).

HIDUPKATOLIK.COM – Sebagai upaya peningkatan kecerdasan pendidikan politik umat menyongsong pemilihan umum (Pemilu) 2024, uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku mengajak umat Dekenat Mena, Keuksupan Atambua untuk menjadi pemilih yang cerdas dan berdaya dalam terang Roh Kudus yang terjadi dalam rekoleksi kategorial di Aula Dekenat Mena, Atambua, Nusa Tenggara Timur,  Selasa,12/12/2023.

Mgr. Domi Saku mengungkapkan bahwa rumus politik untuk Gereja Indonesia adalah menjadi 100% Indonesia dan 100% Katolik. “Artinya bahwa antara tugas Gereja dan negara harus sejalan tanpa mengesampingkan yang lain. Jangan karena tugas Gereja kita tinggalkan atau abaikan tugas negara begitu pun sebaliknya,” katanya.

“Maka dalam proses Pemilu 2024 yang akan berlangsung, pertama-tama umat Allah Keuskupan Atambua harus terlibat aktif sebagai seorang pemilih. Dalam keterlibatannya harus mencermati pemimpin yang memiliki loyalitas untuk kepentingan bangsa dan negara. Artinya bahwa bangsa yang utuh dan berkelanjutan harus memperhatikan dan menjunjung tinggi 4 pilar bangsa”, tandas Uskup.

Uskup Domi menambahkan bahwa pilihlah orang yang ada dalam sinodalitas Keuskupan Atambua. “Artinya orang yang kita kenal dan bekerja untuk daerah. Punya dedikasi dan loyalitas yang total untuk daerah dan masyarakat. Jangan sampai kita terjebak memilih calon pemimpin musiman karena praktik politik uang. Ini sungguh marak terjadi dalam dinamika politik kita di Indonesia,” ujarnya.

“Agar kita cerdas dalam memilih maka harus berdaya dalam terang roh kudus.
Harus berpolitik dalam roh kudus. Artinya selalu memohon petunjuk dan terang Roh Kudus. Jika demikian maka pemimpin yang dihasilkan akan selalu berdaya guna bagi masyarakat, gereja dan negara,” kata Uskup.

Uskup menegaskan untuk menghindari politik uang. Karena politik uang adalah tandanya orang belum berdaulat dan menjadi perusak demokrasi.

Laporan Beny Akoit/Komsos Atambua

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini