Kisah Panjang di Balik “Kacamata Saya, Kamu dan Dia”

192

HIDUPKATOLIK.COM – Bulan Oktober 2023 merupakan bulan yang penuh dengan sukacita  di dalam hidup saya. Buku Kacamata Saya, Kamu dan Dia yang berisikan kumpulan tulisan-tulisan itu telah selesai dicetak dan siap untuk diterbitkan. Suatu keinginan yang tidak jelas dan terlalu muluk sehingga penuh dengan banyak tanda tanya besar bagi saya. Apakah mungkin? Siapakah saya ini? Baru saja jadi penulis amatiran sudah belagu dan sombong? Emang ada modalnya untuk biaya menerbitkan buku itu? Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang memasuki kepala ini.

Awal Januari 2021 adalah awal dari perjalanan tulisan saya yang berhasil lolos dari proses editing web ini. Tulisan di buku ini merupakan proyek belajar coba-coba menjadi penulis yang ternyata bisa diterima dengan baik. Keberhasilan ini membuat hati saya berbunga-bunga, bersyukur dan sukacita luar biasa.  Suatu hal yang tidak mungkin bagi saya karena di zaman sekolah dulu, nilai mengarang pelajaran Bahasa Indonesia itu bertinta merah.  Ternyata saya tidak sengaja bisa juga menjadi penulis dan pewarta dalam dunia maya di masa pandemi Covid-19.

Setelah tulisan pertama ini berhasil lolos, saya mulai rajin menulis lagi, lagi, dan lagi seperti orang yang ketagihan sesuatu. Di balik keberhasilan tulisan saya ini, pastinya ada editor yang baik hati. Ia sengaja memberikan peluang dan kesempatan bagi saya untuk mau melangkah lebih maju lagi. Terima kasih ya para editor!

Tulisan saya juga pernah mengalami penolakkan, alias harus diperbaiki atau belum bisa diterima. Pernah hingga tiga kali bolak-balik perbaikan yang harus saya lakukan untuk tulisan itu. Memang itu menjadi satu hal yang tidak mengenakan tetapi saya tidak gampang menyerah sampai tulisan itu bisa diterima akhirnya.

“Curhatnya masih kebanyakan diawal (hilangkan prasangka)”

“Coba cari contoh-contoh yang memang bekerja/melayani dengan hati….. ada banyak contoh yang bisa disebutkan.”

“Coba Ibu gunakan kalimat-kalimat tunggal. Kalimat yang baik itu kalau kita baca sekali nafas engak cape.”

Pesan-pesan singkat ini adalah pelajaran penting untuk saya supaya mau belajar dan memperbaiki tulisan-tulisan itu. Saya hanya punya niat yang kuat untuk bisa mewartakan dengan baik dan benar sehingga tidak boleh mudah menyerah. Kerajingan saya menulis ini membuahkan hasil hingga 42 tulisan yang berhasil lolos dalam proses editing.

Pada bulan September 2021 niat mengumpulkan tulisan-tulisan itu menjadi sebuah buku untuk pertama kalinya, saya utarakan pada editor Majalah Hidup Katolik. Lalu niat itu padam karena banyak hal yang harus saya pikirkan, pertimbangkan dan persiapkan lagi.

Bulan Juli 2022 kembali niat ini saya utarakan dan mulai mencari-cari info tentang percetakan dan penerbitan buku. Kemudian sayapun mulai mencoba untuk memasukan naskah tulisan itu pada sebuah percetakan dan penerbitan buku. Penerbit buku itu berjanji akan memberikan kabar dalam waktu 1-3 bulan, karena naskah saya masuk dalam daftar antrean untuk dipresentasikan. Tiga bulan telah berlalu tanpa kabar berita dan saya pun malas untuk bertanya kembali dalam email penerbit tersebut. Kembali saya memadamkan niat itu karena kecewa.

Akhirnya pada bulan April 2023, saya kembali memberanikan diri untuk memasukkan naskah tulisan pada sebuah percetakan dan penerbitan buku yang lain. Tiga minggu kemudian saya mendapat balasan email bahwa naskah tulisan saya akan diseleksi dan dievaluasi dahulu oleh tim editor dan marketing penerbit tersebut. Saya diminta untuk menunggu 1-2 bulan.

Pada pertengahan bulan Juni 2023 saya mendapat kabar melalui email bahwa naskah saya tidak dapat diterbitkan dengan mekanisme penerbitan reguler, karena pertimbangan terbatasnya segmentasi pasar.  Tetapi penerbit buku menawarkan naskah saya untuk bisa diterbitkan dan dipasarkan secara mandiri dengan bantuan dari  tim penerbitan eksklusif. Di mana saya bisa menerbitkan naskah dengan tiras sesuai kebutuhan.

Pada awal Juli saya dengan mantap menghubungi bagian penerbitan eksklusif ini. Saya disambut dengan baik oleh tim penerbitan eksklusif yang terdiri dari bagian editor, desain isi dan gambar. Tim ini yang kemudian akan mendesain dan mengurus semua yang saya butuhkan hingga terbentuklah sebuah buku. Naskah direview, diedit dan dirapikan kata-katanya agar sesuai dengan KBBI, pengurusan untuk mendapatkan ISBN buku dan penghitungan biaya penerbitan.

Hal terakhir itu adalah momok yang terpenting bagi saya dalam penerbitan buku ini. Karena saya harus siap untuk hal yang terjelek yaitu buku saya tidak laku terjual dan merugi nantinya. Dengan modal pinjaman tabungan, saya memberanikan diri untuk memutuskan dan menerbitkan sebanyak 100 eksemplar.

Syukur kepada Tuhan, ternyata ketakutan saya terhapuskan ketika buku itu habis terjual. Saya percaya, Tuhan telah menyempurnakan semuanya sehingga bisa terselesaikan dengan baik dan saya bisa berlega hati.

Tahap-tahap dalam penulisan dan penerbitan buku ini merupakan pengalaman dan pelajaran besar bagi saya yang takkan terlupakan. Dari menulis, mengiklankan, menjual, mengirim dan mencatat keuangan, saya lakukan sendiri. Ternyata seorang ibu rumah tangga seperti saya ini bisa melakukannya, dilancarkan semuanya dan disempurnakan oleh-Nya.

Berangkat dari pengalaman hidup saya yang penuh dengan warna-warni kehidupan, lahirlah tulisan-tulisan sederhana itu. Sukacita, dukacita, kedamaian, kekhawatiran, kekecewaan, kemarahan, kesombongan diri pasti ada didalam semua kehidupan ini. Kita semua tidak akan luput dari semuanya itu karena Tuhan ikut andil dalam mendewasakan iman umat-Nya melalui setiap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.

Tuhan telah memberikan talenta kepada setiap orang dan sekarang belum terlambat untuk kita mencoba mengasah talenta itu. Mari bergerak maju agar talenta-talenta itu bisa keluar dan percayakanlah kesempurnaan semuanya itu hanya kepada Tuhan.

Terima kasih Tuhan atas kasih setia-Mu didalam hidupku. Terima kasih juga untuk semua pihak yang telah membantu, mensupport, membaca buku perdana saya ibi. Semoga kita semua bisa menjadi berkat untuk sesama.

Eviantine Evi Susanto (Kontributor Tangerang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini