HUT ke-57 Kevikepan Semarang: Mendukung Indonesia Maju dan Semarang Hebat

336
Vikep Semarang, Romo F.X. Sugiyana bersama Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dan pemuka agama, pejabat pemerintah berfoto bersama peserta.

HIDUPKATOLIK.COM – Halaman Gedung Sukasari di Kompleks Gereja Katedral Randusari Semarang, 17/10/2023 malam itu dipenuhi oleh para tamu undangan yang berbincang menikmati malam. Mereka berdatangan untuk merayakan HUT ke-57 Kevikepan Semarang. Seraya menikmati santap malam di halaman yang disajikan mereka berbagi kebersamaan hangat tanpa membedakan satu sama lain. Vikep Kevikepan Semarang, Romo F.X. Sugiyana tampak berkeliling menyalami yang hadir dengan sukacita.

Malam itu Kevikepan Semarang mensyukuri rahmat keberadaannya dengan membuat Dialog Kebangsaan dan Doa Bersama Lintas Agama. Hadir di antara para tamu undangan adalah para tokoh penggerak moderasi beragama dari berbagai agama, praktisi dialog lintas agama, para pemuka agama, pejabat pemerintah, tokoh Masyarakat, serta orang muda dan umat setempat. Acara yang dikemas sederhana tetapi meriah ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, berbagai sambutan, dan setelah sarasehan ditutup dengan doa lintas agama.

Sinergi Gereja dan Pemerintah

Dalam sambutannya, Romo Sugiyana menyampaikan rasa terima kasih kepada tamu undangan yang hadir dalam tirakatan dan doa lintas agama HUT ke-57 Kevikepan Semarang. Kevikepan kembar Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta dibentuk tanggal 7 Oktober 1966 oleh Kardinal Justinus Darmojuwono. Pembentukan kevikepan bertujuan untuk optimalisasi pelayanan umat di bawah vikep sebagai wakil uskup. Kevikepan Semarang wilayahnya meliputi Kendal, Semarang, Grobogan, Pati, Jepara, Demak, kota Semarang, dan Salatiga.

Dikatakannya pula, “Saat ini kami makin mendalam bersinergi dalam kerja sama dengan tokoh masyarakat untuk membangun masyarakat makin bermartabat dan beriman. Sinergi gereja dengan masyarakat dan pemerintah makin terjalin baik. Ada komisi dan dewan pastoral yang juga makin berkontribusi untuk mendukung kebaikan bersama. Dalam usia 57 tahun ini, kami adalah bagian dari Jawa Tengah dan Kota Semarang yang bersinergi dengan pemerintah dan bersaudara dengan banyak pihak untuk mewujudkan Indonesia maju dan semarang hebat. Kami ingin makin berkontribusi untuk mewujudkan kerukunan umat beragama, bagi kerukunan dan kedamaian Indonesia.”

Hadir pula dalam kesempatan itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang turut menyambut ulang tahun Kevikepan Semarang. “Kita berusaha bersama untuk meningkatkan persaudaraan lintas agama yang makin bersatu. Ada banyak berita di Jakarta, tapi di Semarang kita rukun, apa pun agama, apa pun suku budaya kita tetap bisa jadi satu. Hal ini tidak lepas dari peran semua pihak sehingga Semarang menjadi kota harmoni nomor tujuh se-Indonesia. Semua agama menjadi satu dan berkontribusi sehingga Semarang menjadi kota yang tenang dan nyaman,” ujarnya.

Kondisi itu dimungkinkan karena ada koordinasi yang baik dengan banyak pihak. Namun, jika dari masyarakat juga berkontribusi baik menjaga ketenangan maka semua pihak akan menjadi pendorong tumbuhnya kerukunan hidup beragama. Ada dua tumpuan yang dijalankan, yaitu memberi pelayanan kepada umat beragama dan memberdayakan umat beragama. Salah satu praktik baik yang dilakukan di Semarang adalah bekerja sama dengan FKUB dan membuat kegiatan pak Rahman yaitu pasar pangan murah aman.

“Gerakan ini berhasil menjadi gerakan pasar murah terbaik se-Indonesia. Bahkan Semarang mempunyai inflasi terendah di Jawa dan Bali tahun ini. Selain itu, ada upaya pemerintah mendorong kemudahan perizinan dan tempat ibadah supaya masyarakat makin Sejahtera,” pungkasnya.

Penanda HUT Kevikepan

Menandai peringatan HUT ke-57 Kevikepan Semarang telah dilaksanakan dialog kebangsaan dan doa lintas agama. Dialog kebangsaan menghadirkan tiga pembicara yaitu Romo Eduardus Didik Cahyadi SJ, Koordinator Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan di Keuskupan Agung Semarang. Dua pembicara lainnya adalah Tedi Kholiddin dan Harjanto Halim. Para pembicara memaparkan materi terkait moderasi beragama dan upaya membina kerukunan hidup antarumat beragama.

Selain itu, secara khusus disiapkan buku Sejarah Kevikepan Semarang untuk menandai HUT ke-57 ini. Buku ini berisikan materi: Situasi Kevikepan Semarang, Sejarah Paroki-Paroki di Kevikepan Semarang, Sejarah Komunitas dan Biara, serta Sejarah Tempat Formasi (Seminari, Postulat, dan Novisiat).

Launching buku sejarah Kevikepan Semarang di Paroki Tegalrejo.

Buku yang disusun oleh Tim Tujuh Sejarah Kevikepan yaitu Romo Yohanes Gunawan; Sr. M. Liesbeth Runes OSF; Br. Andrias Eko Susanto FIC; Galuh Ambar Sasi; Nikolaus Rendi P. Hadi; Th. Aq. Purwono Nugroho Adhi; dan Claudya Oliviani Yosephine ini telah dilaunching pada 20/10/2023 di Paroki Tegalrejo.

Launching dilakukan dalam perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Romo Sugiyana, bersama dengan Vikjen Keuskupan Agung Semarang Romo Y.R. Edy Purwanto dan Romo Yohanes Gunawan selaku koordinator penyusunan buku. Romo Gunawan dalam rilis media menuliskan bahwa penulisan buku sejarah ini merupakan upaya sederhana untuk merefleksikan karya agung Tuhan bagi Gereja Kevikepan Semarang.

Veronika Naning (Kontributor, Yogyakarta)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini