HIDUPKATOLIK.COM – PESTA Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional III akan digelar pada 27 Oktober – 1 November 2023 di Provinsi DKI Jakarta. Segala persiapan telah dilaksanakan oleh Lembaga Pembinaan pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) agar bisa berpartisipasi dalam berbagai mata lomba Pesparani nanti.
Dari Kota Tomohon, sejumlah persialan tengah digenjot Tim Kerja Paduan Suara Kota Tomohon. Demikian disampaikan Ketua LP3KD Tomohon Gerardus Mogi.
“Iya, tadi ada rapat Tim Kerja Kontingen Paduan Suara Kota Tomohon. Untuk pemantapan ambil bagian PESPARANI Katolik Tingkat Nasional di Jakarta pada tanggal 27 Oktober sampai dengan 1 November 2023,” ungkapnya.
Gerardus mengakui saat ini terus berkomunikasi dengan LP3KD Provinsi Sulawesi Utara untuk segala persiapan teknis kedepannya. “Kami berharap ada sinergitas kerja sama untuk membawa nama Sulawesi Utara. Kita ingin menampilkan yang terbaik,” ujarnya.
Dari Provinsi Maluku, Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena menginginkan kontingen Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) Kota Ambon bisa menjaga kekompakan dan memberikan penampilan terbaik, bukan semata-mata mengejar juara.
“Saya mengajak kita semua , para peserta, official, dan pelatih untuk memberikan penampilan terbaik. Ciptakan kekompakan dan keserasian dan terpenting lomba ini bukan ajang untuk saling mengalahkan dan mencari pemenang, tapi yang terpenting bernyanyi, bergembira sebagai ucapan syukur dan memuji Tuhan,” harap Wattimena dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Sekretaris Kota Ambon, Agus Ririmasse, saat pembukaan PESPARANI Kota Ambon di Aula Katolik Center St Yohanes Paulus II, Nusaniwe, Ambon, Jumat, 15/9/2023.
Melalui kegiatan tersebut, Wattimena juga berharap dapat meningkatan tali persaudaraan dan kesatuan di antara perbedaan suku, budaya, dan ras antara sesama umat Katolik, dan juga dapat meningkatkan solidaritas dan kerukunan antar umat beragama lain.
“Untuk itu, saya mengajak kita semua pada saat mengikuti perlombaan nanti dengan hati yang riang gembira, menjaga persaudaraan, serta kebersamaan umat Katolik. Serta menjunjung nilai toleransi antar umat beragama, dalam kebhinekaan kita,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Kontingen Kalimantan Timur ingin mengulang kesuksesan sebagai juara umum pada Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional III di Jakarta pada Oktober-November mendatang. Kaltim sempat menorehkan prestasi sebagai juara umum saat PESPARANI perdana digelar di Ambon, Maluku, 2018 silam.
“Mudah-mudahan kita bisa mengulang sukses menjadi champion Pesparani I di Ambon, Maluku tahun 2018 lalu,” seru Gubernur Kaltim H Isran Noor saat resmi melepas Kontingen PESPARANI Kaltim di Ballroom Blue Sky Hotel, Balikpapan, Senin malam, 28/8/2023. Pada kesempatan itu hadir juga Wakil Gubernur H Hadi Mulyadi.
Prestasi Kontingen Kaltim di PESPARANI II di Kupang, Nusa Tenggara Timur, tahun 2022 mengalami penurunan pasca pandemi Covid-19. Kaltim hanya menduduki posisi ketiga.
Gubernur memotivasi bahwa kegagalan di Kupang hanya karena masalah teknis, di mana seharusnya Kaltim minimal bisa berada di posisi kedua, meski dengan jumlah kontingen yang jauh menurun akibat pagebluk.
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) yang didaulat menjadi Ketua Kontingen Pesparani Kaltim itu mengatakan provinsi lain pasti akan bekerja keras untuk bisa mengalahkan Kaltim.
Belum lagi, melihat kekuatan provinsi lain seperti NTT, Maluku, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan lainnya.
“Penduduk kita berapa? Jauh banyak mereka. Jadi tidak ada yang mengecewakan. Itu kesalahan teknis saja,” kata Gubernur Isran Noor.
Terkait segala persiapan, Sekretaris Umum Pesparani III, Toni H. F. Pardosi mengatakan, saat ini persiapan panitia lebih ke teknis dan detail pelaksanaan seperti jumlah peserta tiap provinsi yang datang ke Jakarta, transportasi, akomodasi, undangan, lokasi dan rangkaian acara, serta administrasi.
“Kira-kira itu yang dilakukan sekarang. Kalau sebelum-sebelumnyakan kita masih rapat-rapat dalam garis besar dan bagaimana berkoordinasi,” ujar Toni
Toni mengakui, banyak pihak terlibat dalam Pesparani ini, antara lain Kementerian Agama, Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN), dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Menurutnya, komunikasi dan koordinasi menjadi strategi kunci agar informasi kegiatan ini dapat tersampaikan secara baik dan masing-masing pihak dapat mendukung acara tersebut sesuai dengan tugasnya masing-masing.
“Memang kadang-kadang ada sedikit tugas yang beririsan. Ini menyebabkan kita harus menjelaskan kira-kira mereka lebih titik beratnya di mana supaya tidak saling tumpang tindih. Kira-kira begitu cara kita supaya ini terjalin dengan baik semuanya,” papar Toni.
Bagi Toni tanggung jawab lain yang dirasakannya juga vital adalah membumikan pesan kegiatan ini kepada para kontingen. Sehingga begitu para peserta kembali ke daerah masing-masing membawa pesan penting dari Pesparani ini.
“Ini perlombaan tapi bukan berambisi menjadi juara melainkan (mereka) bisa memberikan atau menampilkan yang terbaik,” ungkapnya.
Yusti H. Wuarmanuk