Paus kepada Sinode: Roh Kudus Membimbing Kita Menuju Keharmonisan dan Mendengarkan dengan penuh Hormat

58
Paus Fransiskus pada Kongregasi Umum pertama Sidang Umum Sinode.

HIDUPKATOLIK.COM – Paus Fransiskus mengingatkan Sidang Sinode bahwa Roh Kudus adalah protagonis Sinode, bukan siapa pun yang lain, dan menyerukan agar kita mengekspresikan diri dengan bebas, sambil mendengarkan dengan hormat semua orang, ketika beliau berpidato pada Pembukaan Sidang Umum Biasa XVI Sinode tentang Sinodalitas, yang dibuka hari ini, Rabu (4/10), di Vatikan.

“Tokoh utama Sinode bukanlah kita, namun Roh Kudus,” kata Paus Fransiskus, seraya menegaskan bahwa jika Roh Kudus yang memimpin, maka itu adalah sinode yang baik, dan jika bukan Roh Kudus, maka “tidak demikian.”

Paus bersama peserta Sinode.

Paus memberikan pengingat yang kuat ini pada Pembukaan Sidang Umum Biasa XVI Sinode Para Uskup, yang dimulai hari ini di Vatikan, dalam pidato pembukaannya.

Sidang Umum Biasa Sinode Para Uskup ke-16 akan diselenggarakan dalam dua momen, yaitu dalam dua sesi, dengan jarak satu tahun: sesi pertama pada tanggal 4 hingga 29 Oktober 2023, dan sesi kedua pada Oktober 2024.

Bapa Suci memulai sambutannya dengan menyambut para pendahulunya dan berterima kasih atas kerja mereka, seraya mengenang inisiatif Paus St. Paulus VI untuk membentuk Sekretariat Jenderal Sinode setelah Konsili Vatikan Kedua untuk memfasilitasi konsultasi Sinode Para Uskup. Beliau mengakui bahwa Gereja tidak selalu siap untuk melakukan pembicaraan ini, namun kini menjadi semakin penting bagi para uskup dan umat Allah di dunia untuk berbicara tentang sinodalitas.

“Tidak mudah, tapi indah. Indah sekali,” katanya.

Bapa Suci memberikan rekomendasi khusus kepada patristik untuk membaca kumpulan teks Patristik yang akan membantu mereka dalam memulai perjalanan sinode.

Tokoh protagonis Gereja membimbing kita dengan tangan

Paus mengingatkan orang-orang sebelum dia bahwa Roh Kudus adalah “protagonis kehidupan Gereja” yang “memimpin Gereja maju,” dan bersifat “keibuan.”

“Roh Kudus,” katanya, “memimpin tangan kita dan menghibur kita.”

Bapa Suci menyerukan upaya menuju “harmoni,” dan menekankan bahwa harmoni pasti akan memberikan ruang bagi “nuansa.”

Beliau menyarankan bahwa jika kita menyelesaikan Sinode dengan cara yang persis sama, “tanpa nuansa, maka itu bukanlah Sinode.”

Dilakukan oleh Roh Kudus, bukan kita

“Kekhususan,” katanya, “perlu dimasukkan ke dalam Gereja,” menggarisbawahi, “hal ini perlu dilakukan oleh Roh Kudus, bukan oleh kita.”

Paus memperingatkan terhadap kesalahan karakterisasi Sinode, dengan menyatakan bahwa Sinode “bukanlah parlemen”, “atau pertemuan untuk pelayanan pastoral Gereja.”

Sambil memuji pers atas kerja baik yang mereka lakukan, beliau menyesalkan bahwa, kadang-kadang, mereka fokus pada isu-isu penting, dan mendesak mereka untuk berupaya menyebarkan minat Gereja pada “prioritas mendengarkan.”

“Setiap orang perlu mengekspresikan diri mereka secara bebas,” kata Paus Fransiskus, seraya mencatat bahwa Roh Kudus akan meneguhkan iman mereka sepanjang perjalanan hidup mereka.

Sentralitas Kristus – benang penuntun Sinode

Sebelum sambutan Paus, upacara di Aula Paulus VI Vatikan diawali dengan sambutan dari Delegasi Presiden, Patriark Katolik Koptik Ibrahim Isaac Sedrak dari Alexandria, Mesir, yang menekankan bagaimana Tuhan terus menunjukkan kasih-Nya kepada Gereja dan telah mengilhami Sinode.

Patriark Sedrak mengakui bahwa proses sinode ini tidak selalu sederhana, terutama pada tahap awal, atau tepat sasaran, karena Sinode Sinodalitas ini dipersiapkan “sebagai musyawarah umat Allah, setiap orang yang dibaptis, masing-masing dengan karismanya masing-masing, dengan cara yang lebih hidup, nyata, dan konkrit.”

Dunia, diakui Paus Fransiskus, “menunggu dari kita kesaksian tentang Kristus yang Bangkit, tentang kehidupan dan harapan.”

“Karena itu biarlah sentralitas Kristus menjadi benang penuntun sinode ini. Biarkan Dia menjadi Alfa dan Omega diskusi kita, biarkan Dia menjadi cahaya yang menerangi perdebatan kita, biarkan Dia menjadi tujuan akhir dari semua usaha kita. Saya berdoa agar sinode ini berhasil mencapai tujuan-tujuannya.”

Misa Pembukaan dan Seruan ‘Laudate Deum’

Bapa Suci memimpin Misa Kudus di Lapangan Santo Petrus Rabu (4/10) pagi untuk pembukaan Sidang Sinode, dan mengundang umat beriman untuk berjalan bersama Roh Kudus, “dalam kepercayaan dan sukacita.”

Selain itu, pada tanggal 4 Oktober ini, yang menandai Hari Raya Paus Fransiskus, Santo Fransiskus dari Assisi, Paus menerbitkan bagian kedua dari ensiklik penting tahun 2015 tentang lingkungan, Laudato Si: tentang kepedulian terhadap rumah kita bersama.
Dokumen hari ini, Laudate Deum, merupakan Anjuran Apostolik yang digambarkan oleh Paus Fransiskus sebagai tinjauan terhadap situasi lingkungan saat ini dan apa yang perlu dilakukan. **

Deborah Castellano Lubov (Vatican News)/Frans de Sales

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini