Untuk Meningkatkan Pelayanan Pastoral, Keuskupan Atambua Selenggarakan Muspas IX

174
Uskup Atambua, Mgr. Dominimus Saku, bersama Bupati Belu membuka Muspas IX dan pameran ekonomi kreatif Keuskupan Atambua.

HIDUPKATOLIK.COM – Sebagai upaya peningkatan penghayatan akan semangat sinodalitas Gereja menuju keuskupan Atambua (KA) yang unggul, cerdas dan sejahtera dalam karya pelayanan pastoral, Keuskupan Atambua menyelenggarakan musyawarah pastoral (Muspas) IX selama sepekan di Aula Emaus Pastoral Central (EPC), Senin (18/9/2023).

Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku dalam kata pembuka pada perayaan ekaristi mengungkapkan bahwa Keuskupan Atambua telah melewati lima (5) tahun karya pelayanan pastoral. Apa yang sudah/belum dicapai adalah tanggungjawab bersama.

Para imam dan peserta Muspas IX Keukupan Atambua.

“Dalam Muspas IX ini, kita akan berefleksi dan sharing bersama serta kembali menimba semangat yang akan kita bawa kembali ke tempat tugas masing-masing entah itu sebagai imam maupun awam. Semangat yang perlu kita hayati dalam karya pelayanan pastoral ke depan adalah semangat sinodalitas yakni selalu bersama-sama dengan pastoral trans. Pastoral trans artinya berani menyeberang bersama-sama supaya mencapai dan memetik manfaat yang baik”, ungkap Uskup Atambua

Lebih lanjut Uskup Domi, sapaan Uskup,  menegaskan dalam homili bahwa sebagai manusia tidak bisa berjalan sendiri. “Kita saling membutuhkan. Imam butuh umat dan umat butuh imam, Gereja butuh pemerintah dan pemerintah juga butuh Gereja. Dan kita semua butuh Tuhan. Karena tanpa Tuhan semua akan sia-sia belaka,” katanya.

Uskup mengatakan, perlu belajar dan bercermin dari perwira di Kapernaum. Ia begitu peduli terhadap pelayanannya yang sakit. Meskipun di kenal sebagai perwira, tetapi ia merendah dan melayani hambanya yang sakit. Menyembuhkan orang yang tidak percaya pada Kristus. Karena berhadapan dengan Yesus, ia merasa ada sesuatu yang kuat kuasa yakni kuasa kesembuhan dari Yesus untuk hambanya.

“Dalam Muspas IX, kita memohon kepada Tuhan supaya sembuhkan penyakit-penyakit pastoral kita. Maka yang penting adalah buka diri dan berefleksi agar tuhan hadir dan menyembuhkan kita. Saling mendoakan antara Gereja, pemerintah dan lembaga-lembaga dalam upaya membangun karya Tuhan di dunia ini menjadi lebih baik”, kata Uskup Domi.

“Jadikan Keuskupan sebagai medan perjumpaan dengan Tuhan. Tujuannya supaya pelayanan kita menjadi berkat untuk semua orang. Marilah kita bersama-sama berefleksi untuk menemukan keunggulan, kecerdasan dan kesejahteraan apa yang sudah dicapai dan yang belum dicapai dan kembali menggali butir-butir yang menjadi kekuatan dalam karya pelayanan pastoral ke depan,” katanya.

Laporan Beny Akoit (Komsos Atambua)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini