10 Tahun Catholic Fellowship Jakarta: Dipanggil untuk Bertumbuh dan Berbagi

260
Pengurus Catholic Fellowship Jakarta (CFJ) bertemu Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo di Wisma KAJ, Jakarta Pusat. (Dok. CFJ)

HIDUPKATOLIK.COM – SEPULUH tahun sudah Catholic Fellowship Jakarta (CFJ) hadir di tengah-tengah umat Katolik, khususnya di wilayah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Komunitas ini didirikan oleh dua orang muda Katolik – Nicholas Pudjiadi dan Sabrina Joseph – pada tanggal 6 Juni 2013, tidak lama setelah mereka menyelesaikan studi di luar negeri dan kembali ke tanah air. Rasa haus akan sebuah komunitas orang muda Katolik berbahasa Inggris yang bergerak dinamis menjadi pendorongnya.

Menjadi sumber sukacita bagi orang muda Katolik berbahasa Inggris melalui sebuah lingkungan kekeluargaan untuk menemukan dan menghidupkan kembali sukacita dalam iman mereka adalah visinya. Sementara misinya berfokus pada pelayanan orang muda Katolik berbahasa Inggris untuk menumbuhkan relasi mereka dengan Tuhan dan melayani Tuhan melalui berbagai kegiatan. Kristus dan Ekaristi tetap menjadi pusat pelayanan komunitas ini.

Ignatius Aditya

Menurut Ketua CFJ, Ignatius Aditya, kegiatan awal adalah penyelenggaraan Perayaan Ekaristi mingguan dalam Bahasa Inggris pada pukul 11:00 WIB di Paroki Pejompongan, Jakarta Pusat. “Nicholas dan Sabrina melihat teman-teman mereka dari international school – sekolah atau kuliah di luar negeri – dan kembali ke Jakarta, tapi tidak ada komunitas yang bisa ‘menangkap’ mereka,” ujarnya kepada HIDUP.

Seiring berjalannya waktu, komunitas ini membentuk tim paduan suara untuk mengiringi Perayaan Ekaristi mingguan tersebut. Tidak disangka, tim paduan suara menjadi benih yang tumbuh subur. Bernama CFJ Choir, tim paduan suara merangkul dan mendorong orang muda Katolik untuk memuji dan memuliakan Tuhan lewat musik. Lagu-lagu yang dinyanyikan pun merupakan elemen-elemen integral dalam Gereja Katolik. “Ia yang bernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali,” sebuah kalimat yang diucapkan oleh St. Agustinus, menjadi rohnya.

Saat ini Perayaan Ekaristi mingguan dalam Bahasa Inggris dirayakan pada jam yang sama di Paroki Blok Q, Jakarta Selatan. Sementara CFJ Choir mengadakan latihan mingguan setiap Kamis pada pukul 19:00 WIB di sebuah tempat yang terletak tidak jauh dari gereja paroki tersebut. “Memang sampai sekarang tim paduan suara kompak banget,” imbuhnya.

Mulai Merambah

Tidak lama kemudian, CFJ mulai mengadakan pendalaman Kitab Suci. “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka,” kutipan Injil Matius 18:20 ini menjadi dasar bagi mereka untuk memperteguh iman melalui doa dan pujian.

Dalam pertemuan mingguan setiap Rabu pada pukul 19:30 WIB, mereka membahas bacaan Injil untuk Hari Minggu. Mereka juga mendapat pencerahan dari seorang pembicara yang diundang satu kali dalam sebulan untuk membagikan kesaksian.

“Kami menamakannya CFJ Bible Fellowship. Untuk memperdalam pemahaman anggota, lebih mengerti tentang Kitab Suci. Juga untuk membangun sebuah forum di mana orang-orang muda Katolik yang profesional dan fasih berbahasa Inggris bisa diskusi tentang how to live in Christ,” ujar Aditya, yang terpilih sebagai Ketua CFJ tahun lalu.

Pelayanan lain yang dilakukan komunitas ini adalah petugas lektor dan misdinar serta petugas tata tertib dan operator. Ada juga CFJ Kids yang bertujuan untuk mendidik anak-anak usia 3-7 tahun dengan landasan dasar iman Katolik.

CFJ juga mulai merambah karya amal. Hal pertama yang dilakukan adalah memberi pelajaran Bahasa Inggris secara cuma-cuma kepada anak-anak jalanan dan terlantar di Panti Asuhan Griya Asih, Jakarta Pusat. Namun kala itu kegiatan belum berjalan secara reguler.

“Sekarang kami fokus mengajar Bahasa Inggris di Rumah Hati Suci. Ini panti asuhan untuk anak perempuan. Di sini baru mulai tahun lalu setelah pembukaan lockdown dari Covid-19. Setiap bulan sekali ada volunter dari CFJ sebulan sekali ke sana untuk mengajar Bahasa Inggris. Tapi setiap minggu juga ada pengajar Bahasa Inggris profesional yang kami sediakan,” tuturnya.

Tidak berhenti di sini. Komunitas ini juga mulai merangkul anak-anak asuhan Lovely Hands, sebuah pelayanan untuk anak-anak penderita autisme, down syndrome dan cerebral palsy, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Salah satu kegiatannya adalah mengajak anak-anak pergi berbelanja ke sebuah mal dengan tujuan mengajarkan kepada mereka cara mengatur uang dengan bijaksana.

Selain itu, sejak beberapa tahun lalu, CFJ mulai mengadakan Perayaan Ekaristi sekali dalam satu tahun di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur.

Konser Amal

Tahun 2018 adalah titik balik bagi CFJ, khususnya CFJ Choir. Mereka mulai menggelar konser amal bertajuk “Transformation in Christ” di Soehanna Hall, Jakarta Selatan, untuk menggalang dana. “Kami berkembang. Kami menyadari bahwa ternyata kami bisa do more. Pada tahun 2018 kami raise fund untuk merevitalisasi gedung gereja di Sumba, termasuk mambangun sumur,” ujar Koordinator CFJ Choir, Fransiska Darmawan.

Fransiska Darmawan

Konser amal pun berlanjut setiap tahun. Pada tahun 2019, konser amal digelar dengan tema ‘The True Gift of Joy” di Balai Resital Kertanegara, Jakarta Selatan, untuk membantu SLB Kasih Bunda, Jakarta Barat. Tahun berikutnya, CFJ Choir berpartisipasi dalam sebuah program Natal yang disiarkan oleh satu stasiun televisi swasta dan menggelar konser amal secara virtual untuk membantu sejumlah musisi yang kehilangan pendapatan akibat pandemi Covid-19. Sementara konser amal untuk tahun 2022 bertema “Hymns of Our Life” dan digelar di Balai Resital Kertanegara untuk membantu Rumah Hati Suci.

Konser amal tahun ini digelar Sabtu, 12 Agustus 2023, pada pukul 17:00 WIB di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta Selatan.

“Tahun ini, bertepatan dengan 10 Tahun CFJ, kami mau mengadakan konser yang lebih besar. ‘Disciples Beyond Borders’ adalah tema CFJ untuk tahun ini. CFJ Choir menginterpretasikan disciple, yang artinya murid. Gimana caranya kami menjadi seorang murid Yesus, apa artinya? Kami ingat ajaran Yesus bahwa kita harus menjadi garam dan terang duni. Kami pikir lagi, gimana bawa ini sebagai tema konser. Kami akhirnya mengambil tema ‘Carry the Light’ karena kami mau membagikan terang,” imbuhnya.

“Kami lihat juga beyond borders, artinya apa? Kami artikan sebagai wilayah di luar Jakarta. Kami lihat selama 10 tahun terakhir karya pelayanan CFJ banyak dilakukan di luar Jakarta, karena kami punya mission trip. Kami melayani daerah-daerah di luar sana yang membutuhkan.”

Penyelenggaraan Ilahi

Aditya percaya bahwa CFJ mampu melakukan semua kegiatan selama ini berkat Penyelenggaraan Ilahi. “Ketika para pendiri membentuk komunitas ini, kami mendapat begitu banyak berkat dari Tuhan. Banyak orang datang dan membentuk beberapa tim. Persahabatan kami bertumbuh karena kami punya pemimpin-pemimpin yang memiliki semangat tinggi untuk mewartakan Sabda Tuhan,” ujarnya.

Terlepas dari itu semua, CFJ tertantang untuk merangkul lebih banyak orang. Menurut pengamatannya selama 10 tahun terakhir, CFJ dipanggil untuk bertumbuh.

“Komunitas ini tidak akan mampu melakukannya tanpa anggota yang memiliki komitmen tinggi dan yang bersedia mengorbankan waktu dan tenaga untuk datang setiap minggu. Dan kami juga tidak akan bisa melakukannya tanpa anugerah dari Tuhan yang menuntun kami ke mana pun Ia menghendaki kami untuk melangkah,” pungkasnya.

Katharina Reny Lestari

Majalah HIDUP, Edisi No. 33, Tahun Ke-77, Minggu, 13 Agustus 2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini