Betapa Senangnya Delegasi Indonesia Bisa Melihat dari Jarak Dekat Paus Fransiskus di WYD di Lisbon Portugal

296
Angela Januarti (kedua dari kanan) dan kawan-kawan menunggu kedatangan Paus Fransiskus di lokasi acara WYD di Lisbon, Portugal, Kamis, 3/8/2023.

HIDUPKATOLIK.COM – “Kami bisa melihat Paus dari dekat,” tulis Angela Januarti, peserta dari Indonesia kepada Redaksi melalui pesan elektronik disertai foto keseruan mereka menunggu Paus Fransiskus lewat di depan mereka.

Jalanan kota menuju ke Parque Eduardo VII terlihat mulai ditutup sekitar pukul 2 siang waktu Lisbon. Setiap peziarah berjalan kaki untuk bersama-sama mengikuti acara Welcoming Pope (3/8/23). Panas terik tak menjadi penghalang, gemuruh nyanyian dan yel-yel menjadi penyemangat. Hadir secercah harapan bagi mereka untuk melihat Paus Fransiskus dalam jarak yang dekat.

Sebelum memasuki Parque Eduardo VII, setiap barang peziarah akan diperiksa untuk memastikan keamanan bagi Paus Fransiskus. Tampak kesibukan pihak keamanan melakukan tugas-tugasnya.

Selang beberapa jam, sekitar pukul 4.30 sore, tampak Paus Fransiskus datang menggunakan mobil putih dengan atap terbuka. Seketika suara riuh orang muda menggema sepanjang perjalanan Paus Fransiskus menuju panggung.

Para peziarah WYD dari seluruh dunia menunggu kedatangan Paus.

Banyak orang muda yang beruntung melihat Paus Fransiskus dalam jarak yang dekat. Mereka menangis bahagia setelahnya. Bahkan ada beberapa yang hampir pingsan.

Dalam perjumpaan dengan orang muda ini, ada banyak pesan berharga dari Paus Fransiskus. Pesan ini sungguh menyentuh hati tiap orang muda. Pesan ini diterjemahkan oleh Romo Ferdian yang saat ini sedang studi di Spanyol dan mengikuti peziarahan WYD bersama rombongan Komkep KWI.

Bukan karena kebetulan

Tuhan merekam dan melihat diri kita apa adanya, bukan seperti yang kita lihat. Kita dicintai oleh Tuhan apa adanya.

Tuhan memanggil kita dengan nama kita masing-masing, dengan pesona kita masing-masing.

Lihatlah orang dengan keunikannya bukan karena kegunaannya. Lihatlah dan cintailah orang sebagai seseorang bukan sesuatu.

Saat Paus lewat di depan delegasi Indonesia.

Setiap diri kamu terlihat penting di mata Yesus, lihatlah seseorang seperti Yesus melihatmu apa adanya.

Kita ini adalah komunitas orang pendosa, tetapi kita dipanggil untuk menjadi orang baik.

Tuhan melihatmu dengan realitasmu sekarang, bukan dengan ekspektasimu. Tuhan mencintaimu apa adanya, bukan seperti ekspektasi yang kau impikan. Tuhan mencintaimu dan menginginkanmu selalu. Jangan takut, karena Tuhan mencintamu.

Bunda Maria adalah Bunda Kita 

Gereja adalah tempat untuk semuanya, semua punya tempat di gereja. Tuhan memanggil kita ke gereja, memanggil semua orang ke gereja. Karena gereja adalah tempat untuk semua, untukku, untukmu, untuk semua orang.

Tuhan tidak menunjukmu dengan jarinya, tetapi membuka hati-Nya untuk memanggilmu. Setiap ke gereja dan melihat Yesus di salib, Tuhan mengundang kalian untuk datang kepada-Nya.

Tuhan mencintaiku, memberkatiku, memanggilku 

Banyaklah bertanya dengan Tuhan karena saat engkau bertanya dengan Tuhan, engkau akan lebih dekat dengan-Nya. Pertanyaanmu tidak akan terjawab langsung, tapi hidupmu yang akan memberikan semua jawaban atas segala pertanyaan-pertanyaanmu. Tuhan akan punya kejutan untukmu tanpa henti.

Kamu mempunyai talenta, tapi kamu selalu menginginkan tempat teduh yang nyaman

Seorang peziarah bernama Tobias usai mendengarkan pesan ini mengungkapkan perasaannya.

Sukacita menyambut Paus Fransiskus.

“Aku sangat bahagia bisa mengikuti Welcoming Pope. Kita orang muda sangat menantikan Paus Fransiskus sambil menyerukan ‘Esta es la juventud del Papa’. Bagiku ini adalah ungkapan keinginan orang muda untuk mendukung Paus dan Gereja. Aku juga sangat tersentuh dengan pesan Paus Fransiskus. Aku tersadarkan bahwa Tuhan mencintai dan melihat kita apa adanya. Ia membuka hati-Nya dan mengajak kita semua datang ke Gereja. Terkadang kita tidak tahu rencana Tuhan itu apa, akan tetapi dengan bertanya kepada Tuhan, membuat kita menjadi lebih dekat. Pertanyaan-perranyaan itu akan terjawab dari perjalanan hidup kita,” ungkapnya.

Angela Januarti, RD Agustinus Ferdian dan Regina Fellisha dari Lisbon, Portugal.\

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini