Uskup Alvarez Dikirim Kembali ke Penjara setelah Pembicaraan dengan Kediktatoran Nikaragua Gagal

98
Uskup Rolando Alvarez dari Matagalpa

HIDUPKATOLIK.COM – Uskup Nikaragua Rolando José Álvarez Lagos telah dikirim kembali ke penjara Rabu (5/7) setelah negosiasi antara uskup Nikaragua dan pemerintahan diktator Daniel Ortega gagal, sumber berita Nikaragua melaporkan.

Menurut ACI Prensa, mitra berita CNA berbahasa Spanyol, Álvarez, uskup Keuskupan Matagalpa, di Managua, dibebaskan pada hari Senin tetapi dikembalikan ke tahanan pada hari Rabu, 5 Juli, setelah dia menolak untuk memenuhi permintaan rezim Ortega agar dia pergi ke pengasingan.

Menyusul laporan dari media Nikaragua dan aktivis hak asasi manusia bahwa dia dibebaskan dari “Penjara Modelo” pada Senin malam, Álvarez, seorang pengkritik vokal kediktatoran komunis Ortega, telah dikembalikan ke tahanan.

Sejak pembebasannya pada Senin, Álvarez berlindung di markas besar Konferensi Waligereja Nikaragua (Conferencia Episcopal de Nicaragua, CEN) di ibu kota negara Managua, demikian menurut Reuters.

Pada tanggal 5 Juli, kantor berita Nikaragua “Divergentes” melaporkan bahwa CEN dan Vatikan sedang bernegosiasi dengan pemerintah Ortega atas nama Álvarez.

Aktivis hak asasi manusia Nikaragua Bianca Jagger mengatakan dalam tweet 4 Juli bahwa dia diberitahu bahwa rezim bermaksud untuk mengasingkan Álvarez ke Roma.

Álvarez menolak untuk diasingkan kecuali diperintahkan oleh paus, menurut Uskup Pembantu Silvio José Báez dari Keuskupan Agung Managua yang diasingkan.

Dalam pernyataan 5 Juli, Báez mengatakan bahwa Álvarez telah memberitahunya “dia tidak akan meninggalkan Nikaragua dengan alasan apa pun kecuali Paus memerintahkannya untuk melakukannya.”

“Dia menambahkan bahwa itu adalah keputusan yang dia buat dengan hati nurani di hadapan Tuhan. Jadi, tidak ada yang perlu dinegosiasikan,” kata Báez. “Saya kenal Rolando dan dia tidak akan pernah menawar keputusan hati nurani yang dia buat.”

Setelah berbicara menentang penganiayaan Ortega yang terus meningkat terhadap Gereja Katolik, Álvarez, 56, ditangkap pada tahun 2022 dan kemudian dijatuhi hukuman pada 10 Februari setelah menolak naik pesawat yang membawa 222 pembangkang politik, termasuk empat imam, yang diterbangkan ke AS dalam perjanjian dengan Departemen Luar Negeri.

Álvarez dijatuhi hukuman 26 tahun 4 bulan penjara atas tuduhan pengkhianatan dan kewarganegaraan Nikaragua dicabut.

Di bawah kediktatoran Ortega dan istri serta wakil presidennya Rosario Murillo, ratusan orang Nikaragua, termasuk imam dan religius, telah ditangkap dan dideportasi secara sewenang-wenang, aset dan properti Gereja telah disita, dan kebebasan beragama sangat dibatasi.

Pada bulan Maret, setelah Paus Fransiskus mengkritik keras rezim Ortega, menyamakannya dengan Hitler Jerman, kediktatoran menutup kedutaan Takhta Suci untuk Nikaragua, secara resmi memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Vatikan. **

Peter Pinedo (Catholic News Agency)Frans de Sales

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini