HAUS DARAH

253

HIDUPKATOLIK.COM – Vampir atau dracula adalah tokoh dalam mitologi dan legenda kuno yang hidup dengan memakan intisari kehidupan (biasanya dalam bentuk darah) dari makhluk hidup lain.

Seringkali dalam film bertema vampir, sang dracula tampak sekali ‘haus darah’, dia dengan ganas menghisap darah segar korban, agar  hidup abadi (immortal). Kata immortal diterjemahkan sebagai abadi ; tidak rentan terhadap kematian; hidup selamanya; secara fisik tidak pernah mati.

Di sekitar tahun 2008 – 2012 terdapat film seri bioskop bertema vampir “The Twilight Saga”,  Penampakan vampir yang ganteng dan cantik membuat film fantasy romance ini sangat booming dan digandungi anak muda di masa nya.

Adalah dikisahkan sebuah kisah percintaan yang abnormal antara Edward sang vampire dengan Bella seorang gadis high school, seorang manusia biasa. Kisah cinta pasangan ini bukan sekadar cinta monyet, mereka melanjutkannya hingga ke jenjang yang serius yaitu sebuah pernikahan.

Sebagai manusia yang penuh keterbatasan dan kelemahan, tubuh Bella yang mortal, tidak  sanggup mensupply kebutuhan bayi setengah vampir (Half mortal immortal) yang sedang dikandungnya.  Sehingga untuk kelangsungan hidupnya dan bayinya, Bella harus minum darah segar terus menerus, dia sangat haus darah, agar dia tetap bertahan hidup hingga bayi nya lahir. Singkat cerita Bella mengalami kehidupan kedua setelah kematiannya sebagai manusia saat melahirkan, dan Edward suaminya menjadi Bella seorang vampire agar immortal dan mengalami hidup abadi.

Dalam Yohanes 6:54 dikatakan oleh Yesus “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman”. Disini Yesus menawarkan hidup ‘abadi’ yang sangat beda dengan yang ditawarkan dalam dunia vampire. Jika vampir meminum darah agar mengalami hidup abadi secara kuantitas, yaitu umur panjang dan tidak  mati secara jasmani. Yesus menawarkan keabadian yang bersifat kualitas, hidup kekal (eternal) sepanjang masa dalam keabadian, tidak ada awal dan akhir.

Istilah “daging”, & “darah” melambangkan diri Yesus Kristus. Daging dan darah sebagai simbol kehadiran Yesus dalam ekaristi. Sebelum bicara hidup kekal (eternal), Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-murid : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu”.

Dalam seluruh Injil Yohanes, syarat satu-satunya untuk menerima hidup adalah percaya, atau dengan kata lain, menerima Yesus sebagai juruselamat. Makan dan minum adalah sebuah ungkapan menerima hidup. Sebagai seorang Katolik, kita perlu bersyukur memiliki sakramen ekaristi yang setiap minggu bahkan setiap hari boleh kita santap sebagai bentuk simbol kita menerima dan bersatu dengan Kristus.

Yesus Kristus sangat ‘haus’ untuk mencurahkan kasihnya yang besar kepada manusia, oleh karena itu saat Ekaristi, sudah selayaknya kita pun menerima tubuh dan darah Kristus dengan  sama hausnya dengan Yesus. Bukan karena kewajiban kita menyambut Ekaristi namun karena kerinduan untuk bersatu dengan Kristus, sehingga kasih Kristus yang besar sungguh memenuhi hati kita. Kita dijadikan bejana kasih-Nya dan dimampukan untuk mengalirkan air hidup-Nya bagi keluarga, orang-orang terdekat dan sesama yang memerlukan.

Selamat merayakan HR Tubuh dan Darah Kristus

Fellicia Fenny, alumna KPKS St. Paulus, Tangerang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini