HIDUPKATOLIK.COM – ULANG Tahun Ke-63 Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 1 Juni 2023, ditandai dengan sebuah tema besar seminar Membangun Sumber Daya Manusia Unggul; Bersama Bergerak Menuju Masyarakat 5.0. Sebuah tema yang sangat aktual sekaligus sebuah tantangan besar. Acara diadakan hari Kamis, 2 Juni 2023 di Kampus Semanggi, Jakarta Selatan.
Masyarakat 5.0 merupakan sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Pada era ini, masyarakat diharapkan mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Bagaimana implementasinya dalam dunia pendidikan? Biasanya ada tiga hal yang harus dimanfaatkan para pendidik di era society 5.0, antara lain: Internet of things pada dunia Pendidikan (IoT), Virtual/Augmented reality dalam dunia pendidikan, dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk mengetahui serta mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Saya yang ikut bergumul dalam Web 3 termasuk Augmented, AI dan Iot merasakan menariknya dunia yang akan kita selami sekaligus tantangan menarik.
Konsep yang demikian besar diperkaya melalui khotbah Kardinal Ignatius Suharyo (Uskup Agung Jakarta/Ketua Dewan Pembina Yayasan Atma Jaya) dan dibungkus dengan semangat Bunga Matahari yang mewarnai altar siang itu.
Kardinal Suharyo memberikan khotbah sangat menarik. Kardinal mengatakan bahwa kita ingin membangun sumber daya manusia unggul dan berbasis teknologi. Pertanyaannya, manusia seperti apa? Jawabannya ada di KUPP Atma Jaya. Kristinani, Unggul dan Profesional merupakan jalan. Yang membedahkan adalah P yang terakhir yaitu Peduli. Hal ini seturut semangat KAJ yaitu semakin mengasihi, semakin peduli dan semakin bersaksi
Dalam konteks ini Universitas Katolik dapat menjadi salah satu pelopor tempat yang kaya akan perkembangan teknologi, paham akan kemajuan jaman sekaligus
turut mengembangkan nilai nilai kekatolikan seperti memperkuat kadar kemanusiaan yang tinggi, empati dan kepedulian salah satunya.
Kecerdasan melalui perkembangan teknologi dan nilai nilai kemanusiaan seperti kepedulian harus bersanding dan beriringan.
Kami percaya kecerdasan melalui berbagai kemajuan teknologi dapat menjadi cahaya pikiran yang membuka berbagai kemungkinan. Nilai nilai kekatolikan menjadi cahaya hati yang mempu berbicara secara personal kepada setiap orang.
Kecerdasan terutama melalui perkembangan teknologi akan menuntun kita untuk menimbang benar salah secara logika. Tapi kepedulian menuntun kita tentang kebaikan untuk sesama manusia tanpa melihat perbedaan yang ada seperti agama, suku dan latar belakang budaya.
Bagaimana kepedulian dapat dibangun? Mungkin kita dapat belajar dari Bunga Matahari yang hari ini begitu nampak di altar.
Kita tahu bahwa Bunga Matahari berputar sesuai dengan posisi Matahari atau biasa disebut Heliotropisme. Mengikuti gerak Matahari dari Timur ke Barat. Kuncup bunga matahari dan bunga muda akan menghadap ke Timur di pagi hari dan mengikuti matahari saat bumi bergerak di siang hari. Lalu apa yang terjadi pada hari-hari mendung dan hujan ketika matahari benar-benar tertutup awan?
Ada yang mengatakan Bunga Matahari layu atau menoleh ke tanah. Benarkah demikian?
Inilah yang terjadi. Mereka berpaling ke satu sama lain untuk membagikan energi mereka. Kesempurnaan alam luar biasa. Kita semua menginginkan cahaya dan mencarinya dengan cara yang berbeda: dalam keluarga, teman sekolah komunitas, dan sebagainya.
Tetapi akan selalu ada hari-hari mendung, hari-hari suram seperti situasi virus corona, saat kampus tutup, belajar melalui online, situasi ekonomi yg menurun, banyak plan berantakan dll. Ketika ini terjadi, kebanyakan orang menjadi kewalahan, bersemangat rendah, panik bahkan dapat membuat depresi. Bagaimana mengikuti contoh bunga matahari yang saling mendukung dan memberdayakan satu sama lain. Alam memiliki begitu banyak hal untuk kita pelajari dalam membangun semangat kepedulian.
Perayaan Dies Natalies hari ini ditutup dengan tepuk tangan meriah seluruh keluarga besar Atma Jaya ketika Linus M. Setiadi (Ketua Dewan Pengawas Yayasan Atma Jaya) mengumumkan Prof. Yuda Turana sebagai Rektor Atma Jaya menggantikan Dr. Agustinus Prasetyantoko yang telah menyelesaikan masa baktinya. Kepemimpinan Prof Yuda Turana dipercaya akan memasuki era baru Unika Atma Jaya yang bergerak menuju masyarakat 5.0
Th. Wiryawan
Informasi yang bermanfaat seputar menyongsong era baru. Banyak teknologi yang mulai beragam dan berkembang. Menggunakan VR museum yaitu teknologi dengan Virtual Reality, yang dikembangkan di Museum.