HIDUPKATOLIK.COM – Perayaan syukur HUT ke-216 Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) dirayakan pada Sabtu (13/5/2023) dengan kegiatan Jalan Santai Kerukunan dan Kebhinnekaan Lintas Agama. Kegiatan ini dikoordinir oleh Komisi HAAK KAJ (Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan Keuskupan Agung Jakarta) bekerja sama dengan Komisi-komisi di KAJ.
Perwakilan umat (Pastor, Dewan, Seksi HAAK, OMK) dari berbagai paroki di KAJ dan umat lintas agama lain turut berkumpul di lapangan parkir Gereja Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga, Paroki Katedral. Yakni perwakilan 5 majelis agama (Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu) dan perwakilan dari instansi pemerintah (Kanwil Kemenag, Wali Kota Jakarta Pusat, Biro Dikmental, Kesbangpol, Camat , Lurah).
Turut hadir pula perwakilan dari para tokoh-tokoh lintas agama (MUI, PGI. PHDI, Walubi, dan Matakin) serta Badan Pengelola Masjid Istiqlal, Forum umat Kristen DKI Jakarta, serta Forum Kerukunan Umat Beragama Propinsi DKI dan Kota Madya (FKUB).
Sebagaimana tema yang diusung, ”Syukur 216 Tahun KAJ Membangun Kesejahteraan Bersama dalam Suasana Rukun dan Damai”, para peserta bergerak jalan bersama-sama menyusuri jalan dengan mengenakan berbagai macam atribut pakaian adat dari berbagai daerah dan nuansa merah putih. Rute yang ditempuh sekitar 4 km, dimulai dari Gereja Katedral, Jl.Veteran II, Jl. Perwira, Lapangan Banteng Selatan-Hotel Borobudur, Lapangan Banteng Timur (Kementerian Keuangan), Kantor Pos, hingga kembali ke Katedral.
Pelaksanaan kegiatan ini memiliki kesan dan harapan mendalam dari para pesertanya. Di antaranya H.R.Yasin dari FKUB Tangerang Selatan, bersama umat lintas agama dari Kota Tangerang Selatan.
Bagi Yasin, umat beragama yang ada di Indonesia harus memberikan contoh kepada anak cucu. Yakni contoh kerukunan bersatu, harus toleransi, mulai hari ini dan seterusnya.
Ia mengutip pengertian dari sebuah ayat Alquran dalam konteks persatuan, bahwa tidak dianggap iman seseorang sebelum dia mencintai saudaranya, seperti dia mencintai dirinya sendiri. ”Berbeda dalam bersatu, tetapi bersatu dalam perbedaan, itulah Indonesia,” ujarnya berkobar-kobar, bersama umat Paroki Alam Sutera.
Pendapat senada disampaikan oleh I DG Ngurah Utama, dari PHDI Jakarta Pusat. Dalam ajaran Hindu “Basudewa Kutum Bakam”, artinya bahwa kita semua adalah bersaudara. Dan ajaran Tri Hita Karana (keseimbangan antara hubungan dengan Tuhan, sesama, dan alam). ”Ini yang mendasari, bahwa semuanya kita bersaudara, ciptaan Tuhan. Tidak membedakan agama, suku, dan sebagainya,” tutur Ngurah.
Sementara Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan bahwa acara jalan santai ini merupakan sarana pemersatu umat lintas agama.
“Oleh karena itu, hari ini kalau kita olahraga bersama, sebetulnya ada yang jauh lebih dari pada itu. Kita berjalan bersama sama lambang dari kesatuan kita dari bangsa Indonesia untuk terus berjalan bersama-sama. Jika Indonesia dapat memperlihatkan kesaksian tentang persaudaraan, maka bangsa lain akan mengagumi Indonesia dengan keberagamannya. Keterlibatan untuk ikut membangun persekutuan, perdamaian di Indonesia ini akan makin kuat, jika semua ini terjadi, kebersamaan kita ini memberikan kesaksian. “Bangsa kita dikagumi oleh bangsa lain, justru karena kebersamaan itu,” tutur Kardinal.
Sumbangan KAJ
Secara khusus, Pastor Antonius Suyadi selaku Ketua Umum Panitia Syukur 216 tahun KAJ, ingin mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama dari berbagai macam lintas iman, agama, budaya, dan seni, untuk berjalan bersama dengan suasana rukun dan damai.
”Untuk menggapai masa depan sebagai masyarakat bangsa Indonesia dengan cita-cita yakni kesejahteraan bersama. Dengan perjumpaan seperti ini, akan terjadi dialog, komunikasi, sambung rasa, kemudian semakin mempererat satu dengan yang lain, sehingga kehidupan bersama ini akan beriringan satu dengan yang lain. Kebersamaan ini mudah-mudahan akan tercipta di tempatnya masing-masing, bergandengan, melakukan apa yang terbaik untuk maju ke depan di dalam kehidupan bersama,” tutur Pastor Suyadi.
Anton Bilandoro (Kontributor)