Misa Stasional Uskup Tanjungkarang Mgr. Avien: Di Tanjungkarang Banyak Bonus

396
 Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo (kiri) menerima dokumen-dokumen secara simbolik dari Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono. (Foto: HIDUP/Sr. Fransiska, FSGM)

HIDUPKATOLIK.COM – Misa Stasional Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo diadakan di Gereja Katedral, Jumat, 5 Mei 2023. Misa Stasional merupakan masuknya Uskup Baru Tanjungkarang dan pengambil-alihan jabatan secara Kanonik.

Perayaan Ekaristi ini (di awal) dipimpin oleh Uskup Agung Palembang Mgr. Yohanes Harun Yuwono. Didampingi oleh Uskup Padang Mgr. Vitus Rubianto Solichin SX.

 

Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo menandatangani dokumen. (HIDUP/Sr. Fransiska, FSGM)

Di awal Perayaan Ekaristi Mgr. Yuwono menyatakan selamat datang kepada Uskup baru. Gereja Katedral juga menyambut kedatangan Mgr. Avien, sapaan akrab Mgr. Vinsensius, sebagai Bapa, Gembala, dan Guru.

Gereja di Katedral Tanjungkarang ini adalah Gereja yang agaknya terbatas dan rapuh. Namun, hidup dan siap untuk mengikuti pelayanan dari sang gembalanya.

Mgr. Yohanes Harun Yuwono (kanan) menyerahkan tongkat penggembalaan kepada Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo. Dengan demikian terjadi transisi penggembalaan dari Mgr. Yuwono selaku Administrator Apostolik Tanjungkarang, kepada Mgr. Vinsensius, Uskup Tanjungkarang yang menerima tahbisan episkopal pada hari Senin, 1/5/2023. (HIDUP/Sr. Fransiska, FSGM)

Dalam Perayaan Ekaristi Stasional yang dihadiri sekitar 1.100 orang ini diadakan penandatanganan berita acara. Penyerahan dokumen-dokumen secara simbolik. Dan, serah terima tongkat kegembalaan dari Mgr. Yuwono ke Mgr. Avien. Dilanjutkan dengan pemercikan air suci, mengenang pembabtisan. Usai Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan ramah tamah di aula.

Banyak Kolam

Meski Gereja Katedral sedang dalam proses pembangunan, namun Pastor Paroki Katedral J.B.  Sujanto beserta panitia berusaha memberikan yang terbaik sebagai rasa penghormatan dan kasih kepada Mgr. Avien.

Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo siap menggembalakan umat Keuskupan Tanjungkarang. (HIDUP/Sr. Fransiska, FSGM)

Acara ramah-tamah berlangsung di aula yang baru. Para tamu undangan sambil menikmati snack menyaksikan acara yang telah disiapkan oleh panitia.

Dalam kata sambutannya, Mgr. Avien, mengucapkan terima kasih kepada Mgr. Yuwono atas bimbingannya. Tentu masih membutuhkan bimbingan untuk langkah selanjutnya.

Mgr. Avien mengatakan, akan melanjutkan visi misi  Keuskupan Tanjungkarang yang telah dirumuskan dalam Pertemuan Pastoral Gereja Partikular (Perpasgelar).  Semangat persaudaraan yang terus dibangun tidak hanya ke dalam tetapi juga ke luar, seperti moto Mgr. Yuwono, “Allah Tidak Membeda-bedakan Orang.”

“Moto Mgr. Yuwono di Keuskupan Agung Palembang adalah Allah Adalah Kasih. Kebetulan saya sebagai Steering Committeenya (SC). Saya sudah dibekali banyak oleh Keuskupan Agung Palembang dalam menyusun program-program rencana strategis: Allah Adalah Kasih. Saya merasa ada hubungan yang kuat antara Palembang dan Tanjungkarang. Maka saya akan menyambungkannya dan bertolak ke tempat yang lebih dalam. Sesuai moto saya: In Verbo Tuo Laxabo Rete, karena di sini banyak kolam, saya bisa menyebarkan jala di mana-mana,” ujar Mgr, Avin.

Bonus

Mgr. Avien merasa mendapatkan banyak bonus di Keuskupan Tanjungkarang ini. Uskup menyebut: Pertama, Gereja yang baru dibangun: Gereja Katedral Kristus Raja ini.

Kedua, SDM cukup.

Ketiga, banyak voluntir. Uskup yakin, banyak orang-orang baik yang akan membantu karya pelayanan di keuskupan.

Keempat, sistem di Tanjungkarang sudah baik.

Kelima, banyak tempat indah. Bila dikelola dengan baik, untuk kesejahteraan bersama.

“Di Palembang saya kesulitan mencari SDM,” ujar Uskup.

Bila di awal Misa Stasional, yang memegang tongkat adalah Mgr. Yuwono, namun setelah tongkat penggembalaan diserahkan, Mgr. Vinsensiuslah yang memegang tongkat penggembalaan sebagai pemegang otoritas penggembalaan Keuskupan Tanjungkarang (HIDUP/Sr. Fransiska, FSGM)

Dalam kesempatan itu Uskup Avien meminta waktu untuk mempelajari komisi dan person. “Saya belum mengenal semua. Sambil menyelam minum air. Sambil belajar, ya bekerja. Kalau dikatakan saya ini orang yang multi talen, saya takut. Pasti akan ada tuntutan. Lebih baik diam-diam dan bekerja,” katanya sambil tersenyum.

Sr. M. Fransiska, FSGM (Kontributor, Lampung)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini