Empat Puluh Taun Seminari Tinggi Santo Petrus (STSP) Pematangsiantar

283
Romo Irfantinus Tarigan (Koordinator Revisi PPCID Regio Sumatera) mendampingi para Uskup melepas rangkaian balon Perayaan Syukur 40 tahun STSP.

HIDUPKATOLIK.COM – GEREJA Katolik Regio Sumatera (enam keuskupan) kini memiliki tiga orang uskup yang berasal dari kalangan imam-imam projo. Mereka adalah Mgr. Yohanes Harun Yuwono (Uskup Agung Palembang, Sumatera Selatan/Adminstrator Apostolik Keuskupan Tanjungkarang), Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga (Uskup Sibolga, Sumatera Utara), dan Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo (Uskup Terpilih Tanjungkarang, Lampung). Sementara uskup di tiga keuskupan lain berasal dari kalangan religius. Masing-masing, Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap (Keuskupan Agung Medan, Sumatera Utara), Mgr. Adrianus Sunarko, OFM (Keuskupan Pangkalpinang, Kepulauan Riau), dan Mgr. Vitus Rubianto Solichin, SX (Keuskupan Padang, Sumatera Barat).

Para Uskup Regio Sumatera dan Romo Guido Suprapto (Rektor STSP).

Tiga uskup yang disebut pertama merupakan buah manis dari Seminari Tinggi Santo Petrus (STSP) Pematangsiantar. Seminari ini baru saja merayakan HUT ke-40. Perayaan ini diselenggarakan di STSP beberapa waktu lalu. Dihadiri para alumni (yang menjadi imam dan yang memilih jalan lain), para uskup (Medan, Palembang, Pangkalpinang, dan Uskup TerpilihTanjungkarang), dan tamu undangan lainnya, termasuk jajaran Pemerintah Daerah setempat.

Bila melihat buah yang telah dihasilkan (tiga uskup, puluhan imam, dan alumni lain), pantaskah STSP menyukurinya. Momen ini juga menjadi kesempatan — selain bersyukur, tentu saja – merefleksikan keberadaannya di tengah arus zaman. Secara kasat mata, Seminara ini telah berhasil menjadi kawah candradimuka pendidikan dan pembinaan calon-calon imam yang handal. Keberhasilkan itu tak lepas dari kerja keras, jatuh bangun para pembina sejak Seminari ini pada awalnya dimulai di Parapat, tepi Danau Toba, berdekatan dengan Novisiat Ordo Kapusin (OFMCap). Selangkah demi selangkah, Roh Kudus berkarya dalam diri para uskup dan pimpinan tarekat religius di Regio Sumatera yang akhirnya sepakat mendirikan STSP. Calon-calon imam diosesan terus bertumbuh di Regio ini dari tahun ke tahun. Animo orang muda untuk mencoba menjawab panggilan Tuhan menjadi calon imam terus berkembang.

Maka, sambil mengucap syukur, perayaan 40 tahun ini hendaknya menjadi momentum yang tepat untuk melihat situasi terkini dan tantangan yang akan dihadapi oleh para imam di masa yang akan datang. Imam-imam seperti apa yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan pastoral di masing-masing keuskupan. Enam keuskupan di Regio Sumatera memiliki medan pastoral dan tantangan yang berbeda-beda. Selain melihat tantangan lokal, para imam juga perlu memiliki wawasan yang luas terhadap perkembangan dan perubahan yang tengah berlangsung secara global. Era ini dan di masa depan ditandai dengan era digital. Perkembangannya tak bisa diprediksi. Umat Katolik pun ada di tengah perubahan itu, baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan/pedalaman. Dampak positif dan negatif teknologi komunikasi dan informasi ini akan terus merangsek ke ruang-ruang terdalam keluarga-keluarga Katolik.  Harapan kita, STSP akan terus melakukan refleksi, pembaruan, dan transformasi diri untuk senantiasa up to date  dalam menanggapi tanda-tanda zaman.

HIDUP, Edisi No. 15, Tahun ke-77, Minggu, 9 April 2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini