HIDUPKATOLIK.COM – Ratusan anak memadati Gereja Paroki St. Antonius Padua Purbayan, Surakarta. Di dalam gereja itu, mereka membawakan lagu dan gerak. Semua bernyanyi dan tersenyum dengan sukacita. Mereka bergoyang mengikuti irama lagu. Dengan didampingi orangtua dan pembina, anak-anak memuji kemulian Tuhan karena Kristus telah bangkit. Kelompok Bina Iman Anak Paroki Purbayan ini merayakan Misa Paskah, (Minggu, 9/4/2023).
Misa Paskah kali ini menjadi istimewa karena dihadiri oleh Plt. Dirjen Bimas Katolik, A.M. Adiyarto Sumardjono bersama rombongan. Hadir juga Sekretaris Ditjen Bimas Katolik, Albertus Triyatmojo.
Sebelum mengikuti Misa Paskah bersama anak-anak, Plt. Dirjen Bimas Katolik berkesempatan bertemu dengan Kepala Paroki Purbayan, Romo Clemens Budiarto, SJ didampingi Romo Fransiskus Kristino Mari Asisi, SJ dan pengurus dewan paroki.
Dalam pertemuan itu, Pastor Budiarto mengapresiasi kunjungan Plt. Dirjen Bimas Katolik dan rombongan. Menurutnya, kehadiran rombongan dari Ditjen Bimas Katolik semakin mempertegas makna kehadiran pemerintah dalam menganimasi umat beriman khususnya masyarakat Katolik di Surakarta.
“Umat Katolik di Surakarta saat ini sedang berhadapan dengan ragam masyarakat multikultural dari segi suku, agama, ras, dan budaya. Semua hidup di sini dengan satu tujuan merawat keharmonisan. Maka kehadiran Plt. Dirjen Bimas Katolik untuk mempertegas kembali makna keharmonisan ini,” ujar Pastor Budi sambil menegaskan umat sangat bahagia karena dikunjungi Plt. Dirjen Bimas Katolik secara khusus.
Romo Budi juga menceritakan sejarah Gereja Santo Antonius Purbayan sebagai gereja Katolik pertama yang berdiri di Kota Solo, pada November 1916. “Gereja yang didirikan Romo Cornelis Stiphout, SJ ini menyimpan cukup banyak sejarah, salah satunya adalah menjadi tempat dibaptisnya Brigadir Jenderal Slamet Riyadi dengan nama baptis Ignatius pada 1949 silam,” sebut Romo Budi.
Sementara di hadapan anak-anak, Plt. Dirjen Bimas Katolik dengan guyonan yang khas serta sambutan hangat menyapa anak-anak. Ia mengatakan dirinya sangat bahagia karena mengadakan Misa bersama anak-anak. “Ada sesuatu yang lain karena kali ini saya berbicara di hadapan ribuan anak, dengan cara masing-masing mereka memuji Tuhan. Ini adalah pengalaman iman yang luar biasa,” ujar Adiyarto Sumardjono.
Meskipun dihadapan anak-anak, Adiyarto Sumardjono tak ketinggalan menegaskan kembali makna toleransi kepada Mereka. Ia mengajak mereka meneladani semangat Yesus Kristus dengan nilai-nilai kekristenan yang diperankan dalam fragmen pada saat khotbah.
“Hari ini ada cerita inspirasi dari fragmen yang diperankan ‘Raksasa dan Putri’. Ada pesan kepada kita semua bahwa kita perlu terbuka menerima orang lain sebagai saudara. Termasuk menerima orang yang berbeda agama dan suku dengan kita, karena kita adalah anak-anak Tuhan,” ungkap Adiyarto Sumardjono disambut tepuk tangan meriah oleh anak-anak yang hadir.
Perayaan Ekaristi ini berjalan penuh sukacita diselingi lagu-lagu dari kor anak-anak. Misa ini dipimpin oleh Romo Hugo Adi Bayu, Sj dari Kolose de Britto Yogyakarta dan Romo Kristino, SJ sebagai romo rekan. Romo Kristino dalam khotbah singkat mengajak anak-anak untuk harus memiliki role model tidak saja orangtua tetapi juga Yesus Kristus yang bangkit.
Usai Ekaristi, Plt. Dirjen Bimas Katolik bersama para pastor dan dewan paroki serta Pembimas Katolik Kantor Perwakilan Surakarta berbincang-bicang terkait banyak hal. Melihat antusiasme anak-anak, Adiyarto Sumardjono menjelaskan saat ini Ditjen Bimas Katolik mencoba menganimasi program-program pengembangan di bidang pendidikan yang bisa menjawab kebutuhan iman anak.
“Pengajaran iman dan teladan orangtua serta dukungan pemerintah dalam hal animasi berbagai program akan membantu pertumbuhan iman anak semakin baik. Sebab usia dini merupakan masa emas perkembangan (golden age) seseorang,” kata Plt. Dirjen.
Sebutnya lagi, Ditjen Bimas Katolik akan berusaha menghadirkan berbagai program-program penting pondasi manusia membentuk pribadi di usia dini secara holistik baik dari segi pengetahuan iman maupun pendidikan karakter.
“Kita berharap dengan beberapa program yang dibuat Ditjen Bimas Katolik maupun kantor perwakilan agama Katolik di daerah-daerah, anak-anak dapat berkembang menjad pribadi yang terampil, cakap, inovatif, dan memiliki integrasi keimanan yang baik,” sebutnya sambil menegaskan salah satu program animasi adalah dengan kegiatan-kegiatan pembinaan iman di paroki-paroki seperti Misa bersama anak-anak di Paroki Purbayan.
Sebutnya lagi, kedepannya peran pendidikan agama Katolik kiranya bisa lebih memperkuat sejak dini anak-anak Katolik sehingga anak-anak akan memahami ajaran agamanya dengan baik dan benar dan tercermin dalam perilaku kesehariannya yang akan melahirkan toleransi antar umat beragama.