Guru Katolik Harus Berdampak

283
Romo F.X. Sugiyono Pr menyampaikan materi rekoleksi.

HIDUPKATOLIK.COM – Dewan Paroki Katedral, Santa Maria Ratu Rosari Suci Katedral, Randusari, Semarang, Bidang Pelayanan Masyarakat mengadakan rekoleksi guru sekolah Katolik. Acara digelar di Gedung Sukasari dan diikuti seratusan guru pada hari Sabtu, 18/3/2023.

Rekoleksi dipimpin oleh Vikep Semarang, Romo F.X. Sugiyono.  Mengawali rekoleksi, Romo Sugiyono meminta peserta mengisi kuesioner tentang kegelisahan diri sebagai guru, tantangan pendidikan dan tantangan terhadap kurikulum merdeka.

Peserta rekoleksi

“Saat ini kita berada dalam situasi keprihatinan dan tantangan. Kita berkumpul bersama untuk mendapatkan pencerahan.  Hidup ini harus memberi dampak sesuai dengan profesi kehidupan masing masing, seperti halnya kita sebagai Pendidik,” kata Romo Sugiyono.

Menurutnya, hakikatnya dampak besar atau kecil merupakan sebuah proses. “Kita mempunyai citra sebagai pengajar, penjaga gawang, fasilitator, katalisator dan penghubung. Sebagai penjaga gawang dapat mengatasi sebuah pengaruh, fasilator menjadi sarana kepada anak didik,” katanya

Menurut Romo Sugiyono, guru Katolik profesional harus berdampak dalam penguasaan materi ajar, berkarakter dan berkepribadian, menginspirasi dengan mau mendidik, membelajarkan dan membimbing. Selain itu, juga memiliki 7 kompetensi keguruan serta mampu menerapkan kurikulum merdeka.

“Guru harus memiliki head dalam memberikan pemikiran, wawasan dan kepandaian. Memiliki hand dalam melayani, melatih, mengajar dan membimbing. Memiliki heart untuk mencintai, mendekati, menjadi teman, sahabat dan orang tua bagi anak-anak,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Kita harus mengoptimalkan energi positif dalam panggilan diri sebagai mukjizat. Karena mukjizat adalah doa dan kerja keras, guru katolik harus berdampak,” ucap tenaga pengajar di Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik Semarang ini.

F.X. Triyas Hadi Prihantoro (Semarang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini