Nikaragua Akan Tutup Kedutaan Vatikan di Managua, Kedutaan Nikaragua untuk Takhta Suci

266
Umat beriman di Nikaragua berpartisipasi dalam ziarah untuk mendukung para uskup, 28 Juli 2018.

HIDUPKATOLIK.COM – Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, telah memerintahkan penutupan kedutaan Vatikan di Managua dan kedutaan Nikaragua untuk Takhta Suci di Roma, menurut Reuters.

Pemerintah Nikaragua mengatakan pada 12 Maret bahwa pihaknya telah mengusulkan “penangguhan hubungan” dengan Tahta Suci, lapor Associated Press.

Menurut AP, sumber Vatikan mengonfirmasi adanya permintaan dari Nikaragua untuk menutup kedua kedutaan tersebut.

Proposal untuk menangguhkan hubungan antara Vatikan dan Nikaragua mengikuti hanya beberapa hari setelah Paus Fransiskus menyamakan pemerintah Sandinista Nikaragua dengan Nazi Jerman dalam sebuah wawancara. Dia juga menyebut Ortega “tidak stabil”.

Pemerintah Nikaragua mengusir duta besar Vatikan dari negara itu satu tahun lalu, sebuah keputusan yang disebut Vatikan pada saat itu sebagai “tindakan sepihak yang tidak dapat dipahami” dan “tidak dapat dibenarkan”.

Kedutaan Vatikan, yang disebut nunsiatur, dijalankan oleh kuasa usaha sejak awal Maret 2022.

Komentar paus tentang kediktatoran Nikaragua diterbitkan pada 10 Maret oleh outlet berita berbahasa Spanyol Infobae.

Dalam wawancara itu, Fransiskus berbicara tentang Uskup Nikaragua Rolando Álvarez, yang dijatuhi hukuman 26 tahun penjara oleh kediktatoran Ortega bulan lalu. Dia berkata, “Itu adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan; seolah-olah kita membawa kembali kediktatoran komunis tahun 1917 atau kediktatoran Hitler tahun 1935.”

“Mereka adalah jenis kediktatoran yang vulgar,” tambahnya, juga menggunakan kata Argentina “guarangas,” yang berarti “kasar.”

“Dengan sangat hormat, saya tidak punya pilihan selain berpikir bahwa orang yang memimpin (Daniel Ortega) tidak stabil,” kata Fransiskus, menurut transkrip wawancara.

Berbicara tentang Álvarez, dia berkata, “Di sini kita memiliki seorang uskup di penjara, pria yang sangat serius, sangat cakap. Dia ingin memberikan kesaksian dan tidak menerima pengasingan.”

Paus mengatakan bulan lalu selama Angelus hari Minggu bahwa pemenjaraan uskup sangat membuatnya sedih.

Álvarez, seorang pengkritik rezim Ortega yang blak-blakan, dituduh sebagai “pengkhianat tanah air” pada 10 Februari.

Pemerintah Ortega dalam beberapa tahun terakhir menahan, memenjarakan, dan kemungkinan besar menyiksa banyak pemimpin Katolik, termasuk setidaknya satu uskup dan beberapa imam. Pemerintahannya juga telah mengambil tindakan untuk menindas stasiun radio dan televisi Katolik, dan mengusir ordo religius Katolik, termasuk Misionaris Cinta Kasih, dari negara tersebut.

Ortega, yang memimpin partai sosialis Front Pembebasan Nasional Sandinista di Nikaragua, telah memerintah Nikaragua terus-menerus sejak 2007 bersama istrinya, Rosario Murillo, yang kini menjadi wakil presiden. Rezim tersebut dituduh melakukan korupsi, penipuan pemilih, memenjarakan para pembangkang kritis dan jurnalis, dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang kejam terhadap rakyat Nikaragua. **

Hannah Brockhaus (Catholic News Agency)/Frans de Sales, SCJ

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini