Nikaragua: Pakar PBB Menuduh Pemerintah Lakukan Kejahatan terhadap Kemanusiaan

155
Umat paroki di gereja San Jeronimo di Masaya, Nikaragua dikelilingi oleh polisi anti huru hara yang memberlakukan larangan perayaan.

HIDUPKATOLIK.COM – Sebuah kelompok hak asasi manusia PBB merilis sebuah laporan yang merinci pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah Daniel Ortega terhadap para pembangkang rezim.

Kelompok Hak Asasi Manusia PBB di Nikaragua mengatakan pemerintah Presiden Nikaragua Daniel Ortega mengeksekusi sedikitnya 40 orang dan memerintahkan rumah sakit untuk tidak merawat demonstran yang terluka dalam protes anti-pemerintah.

Dalam sebuah laporan yang dirilis minggu ini, para ahli mencantumkan pelanggaran yang mereka katakan sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan”. Dijelaskan bahwa tindakan kekerasan dimulai dengan pemenjaraan lawan dan pelarangan kelompok sipil setelah protes anti-pemerintah tahun 2018.

Presiden Ortega mengklaim protes itu adalah bagian dari rencana yang diatur asing untuk menggulingkannya.

Laporan itu juga mengutuk pemerintah Ortega karena mencopot kewarganegaraan 222 lawan mereka, setelah mereka dimuat ke dalam pesawat dan diterbangkan ke Amerika Serikat bulan lalu.

Tindakan keras terhadap Gereja Katolik

Temuan kelompok independen muncul setelah serangkaian tindakan yang diambil oleh Ortega terhadap Gereja Katolik. Ini termasuk 26 tahun hukuman penjara untuk Uskup Rolando Alvarez dari Matagalpa, yang dituduh melakukan konspirasi dan berita palsu, dan perintah untuk mencabut kewarganegaraan Uskup Baez dari Managua.

Sejumlah imam, seorang diakon, dan dua frater juga divonis 10 tahun penjara atas tuduhan berkonspirasi melawan pemerintah.

Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah juga telah melarang perayaan prosesi publik tradisional Jalan Salib selama masa Prapaskah.

Eksekusi dan penyiksaan di luar hukum

Menurut laporan tersebut, pemerintah Ortega terlibat dalam “eksekusi di luar hukum, penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, dan perlakuan kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan lainnya.”

Laporan tersebut menemukan bahwa “antara 70 dan 80% kematian para demonstran disebabkan oleh senjata api, dan mengungkapkan bahwa polisi dan dokter menuntut kerabat menandatangani dokumen yang melepaskan hak mereka atas otopsi tubuh korban atau untuk mengajukan pengaduan pidana atas kematian tersebut.

Dikatakan mereka yang terlibat dalam pembunuhan itu termasuk partai Frente Sandinista Ortega, kelompok pemudanya, pegawai pemerintah, mantan anggota militer dan bahkan anggota geng jalanan yang direkrut oleh orang-orang yang terkait dengan pejabat tinggi. **

Linda Bordoni (Vatican News)/Frans de Sales, SCJ

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini