Paus Fransiskus Tiba di Sudan Selatan untuk Ziarah Ekumenis

150
Euforia umat Sudan menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Sudan Selatan.

HIDUPKATOLIK.COM – Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Republik Demokratik Kongo, penerbangan Paus Fransiskus mendarat di Juba untuk “ziarah ekumenis” yang telah lama ditunggu-tunggu untuk perdamaian ke Sudan Selatan bersama Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, dan Moderator Majelis Umum Gereja dari Skotlandia, Iain Greenshields.

Paus Fransiskus telah tiba di Sudan Selatan, di mana dia memulai ziarah ekumenis.

Pesawat Paus mendarat di Bandara Internasional Juba pada pukul 14.45 waktu setempat.

Pesawat itu berangkat dari Bandara Internasional “Ndjili” di ibu kota Republik Demokratik Kongo, Kinshasa, pada pukul 10.39 waktu setempat, membawa Bapa Suci dan lebih dari 70 wartawan.

Perpisahan Paus dengan Republik Demokratik Kongo, menandai akhir dari leg pertama Perjalanan Apostolik dua negaranya yang ke-40 ke luar negeri, dan Perjalanan kelimanya ke Afrika.

Paus Fransiskus mengunjungi DRC dari 31 Januari hingga 3 Februari, mengikuti jejak Paus St. Yohanes Paulus II, yang berkunjung ke sana pada tahun 1980 dan 1985.

Ziarah ekumenis yang sangat diinginkan

Paus akan menghabiskan tiga hari di Sudan Selatan dalam ziarah ekumenis untuk perdamaian dengan Uskup Agung Canterbury, dan Moderator Majelis Umum Gereja Skotlandia.

Selama bertahun-tahun, Paus Fransiskus telah menyatakan keinginannya yang kuat untuk melakukan perjalanan ke Sudan Selatan yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, tetapi situasi yang tidak stabil di negara itu, bersama dengan pandemi, membuat rencana kunjungan menjadi rumit.

Pada April 2019, Paus mengadakan retret spiritual di Vatikan untuk para pemimpin politik dan otoritas gerejawi Sudan Selatan.

Dalam retret di Casa Santa Marta, dia berlutut di kaki mereka dan memohon agar mereka bekerja untuk perdamaian dan menjadi ayah yang layak bagi bangsa mereka.

Apa yang diharapkan

Bapa Suci akan tinggal di ibu kota negara Juba, dan akan mengadakan pertemuan dengan berbagai Gereja dan kelompok sipil, termasuk beberapa pengungsi internal.

Setelah Misa untuk umat beriman di negara itu pada Minggu pagi, Paus Fransiskus akan kembali ke Roma.

Di akhir Perjalanan pada hari Minggu ini, Paus akan mengunjungi 60 negara sejak awal masa kepausannya.

Kedekatan Paus dengan Afrika

Kunjungan ini menandai Perjalanan Apostolik kelima Bapa Suci ke benua Afrika.

Pada 2015, ia mengunjungi ke Kenya, Uganda, dan Republik Afrika Tengah, dan pada 2017 mengunjungi Mesir. Kemudian, pada Maret 2019, beliau melakukan Perjalanan Apostolik ke Maroko, dan kemudian di tahun yang sama ke Mozambik, Madagaskar, dan Mauritius pada September 2019.

Paus terpaksa menunda kunjungan ke DRC dan Sudan Selatan ini, yang semula dijadwalkan pada Juli 2022, karena nyeri lutut yang hebat.

Pada saat itu, Bapa Suci mengutus Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, ke kedua negara atas namanya, mengungkapkan kekecewaannya karena tidak dapat melakukan kunjungan, serta keinginannya yang besar untuk melakukan perjalanan ke kedua negara secepat mungkin. **

Deborah Castellano Lubov (Vatican News)/Frans de Sales, SCJ

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini