HIDUPKATOLIK.COM – Kurang lebih tiga tahun akhirnya pandemi mereda dan perjumpaan tatap muka untuk pelbagai kegiatan dan kepentingan akhirnya dimungkinkan untuk dilakukan. Tak terkecuali bagi Serikat Xaverian yang sebelum pandemi melanda rutin mengadakan pertemuan antar para pastor, bruder, dan frater yang berkarya atau yang sedang menjalankan studi filsafat di Indonesia.
Pertemuan ini bagi para Xaverian disebut Assemblea. Lalu, apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan ini?
Ada rekoleksi, evaluasi, rekreasi, sharing bersama dan kegiatan yang semakin mempererat tali persaudaraan di antara para pastor, bruder dan para frater. Sebab mimpi menjadikan dunia satu keluarga dalam Yesus pertama-tama dimulai dari dalam keluarga sendiri bukan! Kehadiran para frater memberi semangat dalam dinamika kegiatan yang dilakukan.
Assemblea kali ini mengusung tema “Mencintai Panggilan Xaverian Kita melalui Pertobatan Misioner”. Tema ini merupakan tema utama dalam Kapitel Jenderal Serikat Xaverian XIII di Kongo pada Juli 2023 mendatang. Kongo adalah salah satu ladang misi Xaverian di Benua Hitam.
Pertemuan ini dihadiri oleh 29 pastor, 1 uskup, dan 19 frater dari Komunitas Skolastikat Cempaka Putih. Ada 6 pastor yang berhalangan hadir karena alasan kesehatan.
Hadir pula seorang utusan dari Direksi Jenderal SX di Roma untuk mendampingi proses asemblea ini hingga selesai. Pertemuan ini diselenggarakan dari tanggal 9-13 Januari bertempat di Wisma Samadi, Klender, Jakarta Timur.
Pertobatan Pastoral
Hari pertama diawali dengan rekoleksi yang dibawakan oleh Mgr. Vitus Rubianto Solichin SX. Mantan rektor skolastikat Xaverian Cempaka Putih ini berbicara tentang Pertobatan Pastoral dan Sinodalitas Gereja.
“Pertobatan pastoral pertama-tama dimulai dari sendiri sebagaimana yang diteladankan Paus Fransiskus di awal masa kegembalaannya yang menata Kuria Roma. Setelahnya baru diwartakan keluar, kepada umat,” ujar Uskup Padang ini.
Selain itu Uskup Vitus menekankan bahwa kerendahan hati merupakan aspek penting di dalam pertobatan itu.
Dalam kaitannya dengan sinodalitas, Uskup Vitus memberikan penegasan akan pentingnya proses yang mewarnai dinamika diskusi. “Tantangan yang mesti dihindari adalah klerikalisme, abstraksi, dan rasa puas diri” katanya.
Sementara itu, Romo Gitowiratmo dari Pusat Pastoral Keuskupan Agung Semarang membawakan materi yang sama tentang pertobatan pastoral namun lebih banyak menyinggung terkait persoalan umat dan paroki.
Romo Gito mengingatkan para Xaverian, agar spiritualitas yang dihayati dapat dibagikan kepada umat.
“Spiritualitas merupakan energi positif yang menjadi sumbangan yang berarti bagi umat di mana kita berkarya”, imbuhnya.
Mencintai Panggilan
Pada hari yang ketiga setiap komunitas Xaverian di seluruh Indonesia mulai mensharingkan refleksi atas pengalaman berkarya selama ini dalam konteks mencintai panggilan dan pertobatan pastoral.
Sejumlah pastor yang menjelaskan bahwa mencintai adalah suatu proses hingga akhir hidup. Dengan demikian, seorang Xaverian baru dapat dikatakan sungguh-sungguh mencintai panggilan. Selama perutusan di dunia, para pastor berkomitmen untuk terus berupaya mewujudkan cinta dengan pengorbanan, semangat pelayanan, dan persaudaraan.
PAX
Upaya membagikan kharisma dan spiritualitas Xaverian sudah dimulai sejak lama, sekarang di berbagai paroki yang dikelola Xaverian sudah terbentuk Paguyuban Awam Xaverian (PAX) yang merupakan wadah bagi para awam yang tertarik dengan kharisma dan spiritualitas Xaverian.
Pada hari keempat, diadakan pertemuan bersama perwakilan dari PAX untuk mendengarkan masukan, saran, dan kritik bagi para Xaverian.
Hal ini selaras dengan semangat yang dibangun sejak awal asemblea yaitu pertobatan pastoral untuk semakin bersinergi dan melibatkan umat dalam karya para Xaverian.
Kunci utama dari setiap asemblea adalah perjumpaan di antara para pastor, bruder, dan frater Xaverian. Sering kali karena kesibukan dan perutusan masing-masing, para konfrater sudah lama tidak berjumpa.
Melalui asemblea ini, para Xaverian dapat berjumpa dengan rekan-rekan seperjalanan panggilan.
Acara asemblea tahun ini diakhiri dengan Misa penutup yang dipimpin oleh P. Yakobus Sriyatmoko SX selaku ketua panitia.
“Kita bersyukur atas kelancaran penyelenggaraan kegiatan assemblea ini. Kini kita akan kembali ke tempat pelayanan kita masing-masing dengan optimisme dan antusiasme yang baru bagi pengembangan kerajaan Allah,” tandasnya sebelum berkat penutup.
Selain itu ada juga penyampaian kesan-pesan dari beberapa konfrater. Semua yang hadir merasa diteguhkan dan dikuatkan untuk kembali bersemangat dalam menjalani panggilan dan perutusan.
Fr. Erick Ndeto/Fr. Fritz Prasetyo (Jakarta)