HIDUPKATOLIK.COM – Ambisius yang terlalu besar itu membahayakan. Perhiasan ambisi yang terlalu besar adalah manipulasi, penjilatan, kebohongan, dan fitnahan.
Ambisi yang terlalu besar akan menghalalkan segala cara sehingga menimbulkan banyak konflik karena berebut kekuasaan dan kehormatan.
Kita hendaknya menyadari bahwa keberhasilan dan kegagalan itu sama cepat datangnya. Ketika kesuksesan melejit begitu cepat, keruntuhan juga telah menanti di depan mata karena lupa mawas diri, evaluasi diri, dan menempa kemampuan diri.
Sebaiknya kerendahan hati akan menghasilkan kesuksesan yang manis karena lahir dari sebuah proses, yaitu langkah yang perlahan dan bertahap. Kecerdasan dari kerendahan hati adalah pengendalian diri.
Di dalam kerendahan hati, pujian dan sorak – sorai bukan menjadi tujuan karena sadar bahwa pujian dan sorak – sorai itu hanyalah seperti angin lalu. Benteng dari kerendahan hati adalah refleksi diri, menyadari kelemahan, dan memperbaikinya.
Langkah dari kerendahan hati adalah kesabaran, penuh dengan kebijaksaan, dalam arti penuh pertimbangan.
Kita hendaknya belajar dari sarang laba – laba . Sarang laba-laba terbentuk dari bahan sutera seperti benang yang membuatnya berkilauan, tetapi sangat rapuh.
Demikian juga, kita yang mengangungkan keindahan harta dan kekuasaan akan cepat lenyap. Kesuksesan yang sejati senantiasa melalui sebuah pertumbuhan dan tetap mengandalkan Allah.
“Demikianlah pengalaman semua orang yang melupakan Allah; maka lenyaplah harapan orang fasik, yang andalannya seperti benang laba-laba, kepercayaannya seperti sarang laba-laba. Ia bersandar pada rumahnya, tetapi rumahnya itu tidak tetap tegak, ia menjadikannya tempat berpegang, tetapi rumah itu tidak tahan” (Ayub 8:13-15).
Romo Felix Supranto, SS.CC, Kepala Paroki Citra Raya, Tangerang, Banten
Luar biasa, Padre
Semoga smua kita semakin bertumbuh dlm kerendahan hati, dan semakin mengandalkan Allah