Ketua Yayasan Landak Bersatu, Pastor Johanes Robini Marianto, OP: Pendirian Unika St. Agustinus dari Hippo untuk Transformasi Hati dan Budi

881
Pastor Dr. Johanes Robini Marianto, OP.

HIDUPKATOLIK.COM – “GUNUNG-gunung dan bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu. Segala pohon di padang akan bertepuk tangan. Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan itu terjadi sebagai kemasyhuran bagi Tuhan…” (Yes. 55:12-13). Sukacita Yesaya menggambarkan sukacita para Dominikan yang mendapat kepercayaan menjadi pengelola Unika Santo Agustinus dari Hippo. Bagaimana arah dan strategi pengembangan Unika ini? Apa harapan ke depannya? Simak wawancara HIDUP dengan Ketua Yayasan Landak Bersatu, Pastor Dr. Johanes Robini Marianto, OP.

Kampus Unika Santo Agustinus dari Hippo di Landak, Kalbar

Bagaimana cerita awal hibah tanah untuk pendirian Unika Santo Agustinus Hippo ini?

            Cita-cita memiliki Unika itu datang dari Mgr. Agustinus Agus. Cita-cita ini ternyata sejalan dengan harapan Dominikan. Terjadilah “tim tujuh” yang bekerja keras membentuk konsorsium yang berjuang bersama dalam semangat sinodalitas. Dalam kerja keras itu, menurut Bapak Adrianus Asia Sidot,  tanpa satu perak pun yang dikeluarkan Keuskupan atau Dominikan lantas menghibahkan enam hektar tanah ini untuk dibangun Unika. Ini kampus baru yang awalnya hanya lahan kebun sawit. Lalu pelan-pelan dibangun gedung-gedung dan kapel yang bisa dilihat sekarang.

Salah satu prodi yaitu Teknik Logistik. Mengapa Prodi ini dirasa penting?

Di Indonesia Prodi ini hanya ada tujuh. Pertanyaannya kenapa Teknik Logistik karena kami melihat jangka panjang bahwa ke depannya Kalimantan menjadi Ibu Kota Negara (IKN). Sudah tentu profesi logistik bisa memberikan nilai tambah pada suatu sistem industri. Selain itu kita ingin memajukan sistem logistik di kawasan Asia Tenggara misalnya ada pelabuhan Kuching, Serawak, Malaysia.

Soal nama Unika, inspirasinya dari mana dan bagaimana spiritualitasnya?

            Santo Agustinus dari Hippo adalah salah satu Bapak Regular Dominikan. Selain itu penamaan Agustinus juga mau menyebutkan peran besar Uskup Agung Pontianak bagi pendirian Unika ini. Dengan demikian spiritualitas utama adalah Dominikan. Karena kami sebagai pengelola utama sedangkan Pasionis sebagai pendukung utama. Pemiliknya adalah Dominikan dan Keuskupan Agung Pontianak (KAP).

Lantas bagaimana dengan tenaga pengajarnya?

            Dominikan sudah sangat siap karena ada banyak awam (orang muda) yang berkualitas dengan lulusan Magister dan Doktor luar negeri yang menjadi tenaga pengajar. Meskipun milik Gereja Katolik yaitu Dominikan dan KAP, tetapi tenaga pengajarnya banyak yang Muslim. Kami ingin menghadirkan Indonesia mini di tempat ini dan diharapkan toleransi yang tinggi tumbuh dengan baik di tempat ini.

Soal mata kuliah, apakah ada pelajaran khusus keagamaan?

            Karena ini kampus bernafaskan Gereja Katolik maka kami punya kapela. Lalu ada mata kuliah filsafat dan teologi 8 semester, dan itu mata kuliah wajib bagi semua prodi. Ada mata kuliah Pengantar Filsafat, Filsafat Pengetahuan, Gereja dan Negara, Etika dan Moral, Moral Perkawinan, Tradisi Intelektual Dominikan, dan sebagainya. Semuanya masuk kurikulum dan dua SKS wajib.

Biasanya di institusi Katolik ada subsidi silang. Bagaimana dengan Unika ini?

         

Saya tidak suka dengan subsidi silang karena itu seakan-akan memberi “hukuman” kepada yang favorit agar bantu yang lemah. Fakultas unggulan memberi subsidi kepada fakultas yang kurang, atau sekolah di kota mensubsidi sekolah di pedalaman, dan itu tidak memberi manfaat apapun selain mengajarkan ketidakadilan. Saya lebih optimalkan donatur yang membantu, atau ada beasiswa untuk mahasiswa tidak mampu, atau fasilitas lainnya tapi bukan subsidi silang. Tujuannya agar semua fakultas harus bisa saling bersaing. Mau dapat tunjangan atau kenaikan gaji yah bisa ditentukan dari kerja keras mengembangkan fakultasnya.

Sejauh mana peluang Unika ini agar go internasional?

            Kami kerja sama dengan Universitas Santo Thomas Aquino Manila. Filipina. Para dosen akan datang dari Filipina dan membantu mengajar di sini. Hal ini juga sejalan dengan harapan para pemimpin Dominikan agar segera internasionalisasi Universitas ini. Pekerjaan kami ini semata berdasarkan satu refleksi bahwa kami percaya di Dayak ini 80 persen orang Katolik maka ketika bekerja untuk orang Dayak kita bekerja untuk Gereja juga. Ada transformasi hati dan budi di tempat ini.

 Yustinus Hendro Wuarmanuk (dari Landak, Kalb

HIDUP, Edisi No. 48, Tahun ke-76, Minggu, 27 November 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini