Gereja Perancis Shock setelah Kasus Pelecehan yang Libatkan 11 Uskup Terungkap

776
Mgr. Eric de Moulins-Beaufort menyampaikan konferensi pers pada 7 November tentang pelecehan

HIDUPKATOLIK.COM – Pada konferensi pers di Lourdes, di barat daya Perancis, Mgr. Eric de Moulins-Beaufort, Ketua Konferensi Waligereja Perancis (CEF), mengungkapkan bahwa total 11 uskup telah dituduh melakukan pelecehan seksual atau menutup-nutupi, di antaranya adalah Kardinal Jean- Pierre Ricard, yang dalam pesan yang dikirim pada hari Minggu mengaku melakukan pelecehan terhadap seorang gadis remaja 35 tahun yang lalu.

Mgr. Eric de Moulins-Beaufort mengungkapkan keterkejutan para uskup Perancis ketika ia mengungkapkan pada Senin (7/11) bahwa 11 mantan atau uskup aktif Perancis telah dituduh melakukan pelecehan seksual, atau gagal melaporkan kasus, termasuk seorang kardinal yang mengaku bersalah menyerang seorang gadis lebih dari tiga dekade lalu.

Mgr. Eric de Moulins-Beaufort dari Reims mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers di Lourdes pada Senin, selama pertemuan umum musim gugur mereka, bahwa beberapa pejabat tinggi Gereja menghadapi tuntutan pidana atau kanonik, atau keduanya.

Di antara mereka adalah mantan Uskup Agung Bordeaux, Kardinal Jean-Pierre Ricard, yang telah dua kali menjadi Ketua “KWI”nya Perancis, dan saat ini menjadi anggota Dikasteri untuk Ajaran Iman.

Kardinal Ricard mengaku melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Dalam sebuah pesan yang ditujukan kepada CEF dan dibacakan oleh Mgr. Eric de Moulins-Beaufort, Kardinal Ricard mengaku telah “berperilaku tercela terhadap seorang gadis berusia 14 tahun” 35 tahun yang lalu, ketika dia menjadi seorang imam.

“Tidak ada keraguan bahwa perilaku saya menyebabkan konsekuensi serius dan jangka panjang bagi orang itu,” kata Kardinal yang berusia 78 tahun, menambahkan bahwa dia telah meminta maaf kepada wanita itu dan keluarganya, dan bahwa dia akan mundur ke dalam suasana doa.

Shock para uskup

Mgr. de Moulins-Beaufort mengatakan kepada pers bahwa pengakuan publik oleh Kardinal Ricard adalah “shock” bagi para uskup.

Kasusnya membuat jumlah uskup Perancis yang dituduh melakukan pelecehan seksual menjadi total sebelas. Ini termasuk Uskup Michel Santier dari Creteil, yang diberi sanksi oleh Takhta Suci karena “penyalahgunaan spiritual yang menyebabkan voyeurisme yang melibatkan dua pria dewasa”, meskipun berita tentang sanksi kanonik ini baru terungkap dalam beberapa minggu terakhir.

11 uskup

Menurut Mgr. Eric de Moulins-Beaufort, enam uskup lainnya, salah satunya telah meninggal, telah dituduh melakukan pelecehan seksual baik oleh Negara atau pengadilan Gereja. Dua uskup pensiunan lainnya sedang diselidiki oleh otoritas Perancis dan juga menjadi target prosedur Gereja. Uskup lain telah dilaporkan kepada pihak berwenang, tetapi jaksa belum menanggapi, sementara Takhta Suci telah menangguhkannya dari tugasnya. Akhirnya, seorang uskup, André Fort, divonis pada tahun 2018 dengan hukuman penjara yang ditangguhkan selama delapan bulan.

Laporan CIASE

Berita terbaru datang lebih dari setahun setelah publikasi laporan oleh komisi independen, yang didirikan oleh para uskup dan religius, yang mengkonfirmasi pelecehan yang meluas terhadap anak di bawah umur oleh para imam, diakon dan anggota awam Gereja yang berasal dari tahun 1950-an.

Laporan setebal 2.500 halaman yang dirilis pada 4 Oktober 2021, setelah penyelidikan selama dua setengah tahun, mengungkapkan bahwa diperkirakan total 330.000 orang di Perancis telah menjadi korban pelecehan seksual di dalam Gereja sebagai anak-anak selama periode tujuh puluh tahun.

Setelah publikasi, para uskup berjanji untuk mengambil tindakan nyata dan mengubah pendekatan dalam menangani momok pelecehan seksual dalam Gereja.

Sidang umum CEF, yang berakhir pada Selasa (8/11), terutama difokuskan pada peningkatan komunikasi dan transparansi mengenai tuduhan kejahatan seks historis terhadap para imam.

Pesan Paus kepada para uskup

Dalam sebuah pesan yang ditujukan kepada para uskup pada pembukaan pertemuan pada 3 November, Paus Fransiskus mengundang mereka “untuk tidak berkecil hati” ketika mereka menghadapi saat yang sulit ini, tetapi “untuk bertekun” dengan “tatapan mereka tertuju pada Salib Kristus” dalam jaminan bahwa Roh Kudus menyertai usaha mereka.

Dalam pesan terakhir dari sidang umum yang dirilis pada Selasa, CEF menegaskan kembali “dalam istilah yang paling kuat” bahwa “tidak boleh ada impunitas bagi para uskup” dan bahwa mereka berbagi “shock” yang dirasakan oleh “begitu banyak umat beriman, imam, diakon dan orang-orang yang disucikan. Perasaan ini juga milik kita. Sebagai anggota dari badan gerejawi yang sama, kita juga terluka, sangat terpengaruh,” bunyi pernyataan itu.

Frans de Sales, SCJ; Sumber: Lisa Zengarini (Vatican News)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini