Mgr. Ch. Tri Harsono, Uskup Purwokerto: Kisah Kebangkitan Bukan Suatu Legenda

224
Mgr. Ch. Tri Harsono

HIDUPKATOLIK.COM – Minggu, 6 November 2022 Minggu Biasa XXXII, 2 Mak.7:1-2, 9-14; Mzm.17:1,5-6,8b,15;2Tes.2:16-3:5; Luk.20:27-38 (Panjang) atau Luk.20:2,34-38 (singkat)

KEHIDUPAN yang kita rasakan dan nikmati di dunia ini, diberikan Tuhan Allah kepada kita semua secara cuma-cuma. Ini sebagai rahmat terbesar sebab manusia yang diberi kesempatan hidup oleh Allah, memiliki harapan dan keyakinan iman melalui dan dalam Yesus Kristus, yaitu adanya kepastian kebangkitan, kehidupan kekal sesudah mati, serta surga.

Kita semua orang beriman seharusnya merenungkan kehidupan di dunia ini sifatnya sementara tetapi ada kehidupan yang abadi. Semua ini mungkin karena kasih Tuhan kepada manusia ciptaan-Nya, melalui penyelamatan dan teladan sempurna Putera-Nya yang terkasih. Namun sangat disayangkan, banyak manusia beriman terutama tidak beriman yang menerima suatu kehidupan tanpa makna.

Mereka tidak meyadari bahwa kehidupan adalah suatu pemberian dengan tujuan dan pengharapan untuk bersiap menikmati kehidupan kekal yang disiapkan Allah. Tanpa hal ini, kehidupan kita sungguh tidak bermakna, tidak dapat menangkap kasih Allah, dan tidak dapat memiliki cita-cita bahagia abadi sesudah kematian di dunia ini. Manusia tanpa pengharapan, berarti manusia putus asa, tidak mengenal Allah, dan manusia yang mati selamanya.

Kebangkitan adalah mutlak diperlukan oleh semua orang dan yang pasti mengenal Kristus. Dia-lah Sang Penghiburan Abadi dan Pengharapan yang baik sesudah kehidupan di dunia ini (Bacaan II). Dalam Bacaan I kita diingatkan semangat pemuda yang disiksa lalu dibunuh, di mana ia sungguh percaya akan adanya kehidupan sesudah mati/kebangkitan. Terlebih lagi dengan beberapa bukti dari Kristus sendiri dengan membangkitkan anak muda di Nain, Anak Yairus, dan Lazarus. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab dihadapan Dia, semua orang akan hidup (Injil). Ini disempurnakan oleh teladan hidup-Nya sendiri dengan wafat, bangkit dari kematian, serta naik ke Surga dan duduk di sisi kanan Bapa.

Maka dari itu, untuk menikmati tujuan hidup manusia perlu adanya iman kepada Krsitus, pengharapan, dan cinta kasih (persembahan diri kita). Persembahan yang harus kita berikan kepada sesama, supaya bertambah melimpah berkat-Nya (dari yang mudah menuju kepada yang cukup sulit), yaitu: apa yang kita miliki (harta benda dan uang), tenaga, waktu, kesempatan, doa dan devosi kita kepada-Nya untuk sesama, pengampunan, seperti yang telah Kristus lakukan untuk kita kepada seluruh umat manusia. Dengan demikian, kita dapat merasakan juga bahwa anugerah yang sangat istimewa dari Allah adalah kelahiran Putera-Nya, yang dipersiapkan untuk menyediakan kehidupan yang lebih sempurna bagi kita seluruh umat manusia.

Penghayatan iman akan kebangkitan inilah yang diwartakan dalam Kitab Makabe, 7 orang bersaudara dan ibunya ditangkap, dicambuk, disiksa, dan dibunuh. Mereka sungguh beriman akan hidup di hadapan Allah semesta alam, dan akan kebangkitan yang sungguh mulia, pasti, dan nyata, dengan keyakinan memperoleh kehidupan kekal abadi di Surga bersama dengan-Nya.

Hendaklan kita jangan seperti orang Saduki. Mereka beriman kepada Tuhan, tetapi mereka hanya percaya dengan kemampuannya sendiri, tidak beriman kepada Kristus, dan sungguh tidak pernah akan percaya kepada kebangkitan, sehingga mereka tidak mempunyai iman, pengharapan, dan kasih kepada Tuhan dan sesamanya. Mereka beranggapan bahwa kehidupan di dunia ini harus dipertahankan, dibela sehabis-habisnya dengan untung dan rugi, dan diperjuangkan jangan sampai hancur, karena mereka sungguh tidak percaya akan adanya kehidupan lagi, dan di dunia ini manusia akan sungguh berakhir-selesai sesudah kematian.

Kebangkitan Kristus adalah bukan suatu legenda, bukan cerita kosong, bukan suatu janji yang utopis. Justru di sinilah Yesus sudah membuktikannya. Dia juga berkali-kali mengatakan sebelumnya, bahwa Ia akan mengalami penderitaan hingga kematian, tetapi pada hari ke-3 Ia akan dibangkitkan. Allah nyata-nyata berpihak pada Putera-Nya, dan sungguh nyata membangkitkan-Nya.

Kesetiaan dan ketaatan kita kepada iman akan Kristus akan menghasilkan rahmat yang istimewa yaitu kebangkitan badan dan kehidupan kekal di Surga, inilah yang akan menyemangati kita semua untuk terus-menerus berharap, percaya, sehingga memampukan kita untuk dibangkitkan oleh-Nya dan karena kua- sa-Nya. Perjumpaan dan iman kita akan Yesus semakin menyempurnakan kita yang siap diutus, mewartakan kabar gembira dan kebangkitan, serta membawa banyak orang selamat, karena mengenal dan mengimani-Nya.

“Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab dihadapan Dia, semua orang akan hidup.”

HIDUP, Edisi No. 45, Tahun ke-76, Minggu, 6 November 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini