HIDUPKATOLIK.COM – Uskup Bandung yang juga Sekretaris KWI, Mgr. Antonius Subiyanto Bunyamin, OSC memberkati Rumah Abu (Kolumbarium) Oasis Lestari pada Hari Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, Rabu, 2/11/2022.
Rumah Abu yang merupakan perluasan dari Rumah Abu Oasis Lestari yang telah ada sejak 2005 ini berada di Lantai 2, berisikan 7939 kotak abu. Selanjutnya, kotak abu yang baru (5090) siap digunakan.
Kolumbarium Oasis Lestari dikelola oleh PT Danita Oasis Lestari, tempat pelayanan kedukaan milik Dana Pensiun KWI (Dapen KWI). Selain Kolumbarium, PT Danita Oasis Lestari juga mengelola Rumah Duka (Mortuarium) dan Rumah Pembakaran (Krematorium) Oasis Lestari dan berlokasi di Jl Gatot Subroto Km 7-8, Jatake, Jatiuwung, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Sebelumnya, Sekretaris KWI ini memimpin Misa Arwah Bagi Jiwa-jiwa Semua Orang Beriman bersama para pastor yang bertugas di Oasis Lestari. Mereka adalah jajaran komisaris dan direksi, yakni Romo Roy Djakarya, Pr (Komisaris Utama PT Danita Oasis Lestari), Romo Yohanes Maryana, SJ (Komisaris), Romo Harry Sulistyo, Pr (Direksi), dan Romo Yulius Edyanto, MSF (Direksi). Misa berlangsung di Aula Kolumbarium, diikuti sekitar 600 orang yang hadir di tempat dan lebih dari seribu orang yang mengikuti live streaming di channel Youtube Oasis dan HIDUP TV.
Mgr. Anton memulai khotbah dengan mengajukan pertanyaan: mengapa orang takut mati? Padahal kematian merupakan satu-satunya jalan masuk surga. “Namun ketika ada orang yang bertanya, siapa yang ingin masuk duluan, jawabnya orang lain saja,” tutur Mgr Anton.
Mgr. Anton pun menjelaskan, jawaban ini bukan berarti surga itu hanya sebuah janji. Hidup di dunia ini, jelasnya, sungguh luar biasa. Ini merupakan anugerah dari Tuhan yang harus dinikmati dengan penuh suka cita. Maka, orang menginginkan panjang usia. Kelak meninggal ingin masuk surga. “Maka hiduplah sesuai dengan kehendak-Nya,” pesannya.
Selanjutnya ia mengungkapkan cara yang pantas sebagai persiapan masuk surga. Yakni dengan menjalani kehidupan seperti biarawan-biarawati yang senantiasa mendekatkan diri pada Allah. “Bagaimana kita bisa mendekatkan orang lain kepada Allah, kalau kita sendiri tidak dekat dengan Allah,” ujarnya.
Ia juga mengajak umat untuk pada Hari Peringatan Arwah Semua orang beriman hari ini untuk mendoakan semua jiwa yang masih berada di Api Pencucian, ”Hari ini kita berdoa bagi mereka yang masih di api pencucian. Doa kita membantu jiwa-jiwa saudara kita bisa tidak berlama-lama di Api Pencucian, dan segera masuk surga!’ ujarnya.
Dalam Misa di aula Kolumbarium ini, ia memberkati dan membakar kertas-kertas berisi intensi doa yang telah ditulis segenap umat yang hadir maupun yang menitip pesan ke pengelola kolumbarium. Pembakaran kertas intensi doa itu dilakukan di tempat khusus yang telah dipersiapkan. Dimasukkan dalam tempat khusus itu juga beribu-ribu nama almarhum yang pernah dilayani di rumah duka, krematorium, dan abunya disimpan di kolumbarium, serta nama-nama yang dituliskan di Memorial Wall.
Di ujung Misa, Romo Roy Djakaryameluncurkan program baru dari Oasis Lestari, yakni Felix Mors. Ini adalah program untuk mempersiapkan pelayanan kasih kedukaan di Oasis Lestari. Siapa pun bisa mendaftar sebagai anggota dan pada waktunya nanti akan mendapatkan pelayanan yang penuh kasih dari Oasis Lestari.
Dijelaskan oleh Romo Roy, bahwa kematian tidak pernah terduga datangnya. Peristiwa ini bukan hanya menimbulkan kesedihan, namun membutuhkan kesiapan dari keluarga yang ditinggalkan.
Oasis Lestari memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk mempersiapkan pelayanan kematian mulai dari penjemputan jenazah, memandikan, dan merias. Selanjutnya disiapkan kebutuhan peti, ruang semayam, kremasi/pemakaman, guci, hingga pelarungan atau penitipan abu.
“Jadilah orang terpilih untuk mendapatkan pelayanan terbaik dari Oasis Lestari! Imbau Romo Roy, yang juga Ketua Dana Pensiun KWI, pemilik tempat pelayanan kedukaan Oasis Lestari ini.
Anton Sumarjana (Jakarta)