Tak Sekadar Urgennya Data Umat yang Akurat

92

HIDUPKATOLIK.COM – APLIKASI Basis Integrasi Data Umat Keuskupan (BIDUK) kini kian mendapat sambutan positif dari sejumlah keuskupan di Indonesia.  Dimulai di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) sejak tahun 2015, dampak BIDUK mulai menuai dampak positif kendati di sana sini masih terdapat  ‘kegagapan’ dalam memulai, memroses, dan mengaplikasikannya.

Hal itu tergambar pula dari sharing pengalaman perwakilan sejumlah keuskupan/keuskupan agung yang hadir dalam pertemuan BIDUK Nusantara di Jakarta baru-baru ini.

Proses memulainya memang selalu tidak mudah. Diperlukan kecermatan yang didukung oleh jaringan internet yang mumpuni. Nah, di sini memang ada muncul keluhan karena belum meratanya jarigan internet di seluruh penjuru Nusantara.

Harapannya, pada satu titik nanti, ketika data-data yang diharapkan sudah terimput dengan baik, dengan konektivitas yang baik dan tersentralisasi, dan selalu update, akan memudahkan pelayanan umat di mana pun berada.

Jikalau terjadi perpindahan penduduk misalnya, dengan jaringan yang ada, akan mudah dilakukan pemutakhiran data dan informasi terkini sesuai dengan kebutuhan, baik oleh umat yang bersangkutan maupun paroki/keuskupan yang menjadi tujuan untuk menetap selemanya atau tinggal sementara.

Menejemen sistem informasi ini selain untuk kemudahan, kecepatan pelayanan pastoral, juga menjadi basis penting dalam reksa pastoral paroki/keuskupan yang bersangkutan. Dengan data/informasi yang lengkap, tergambar pula demografi umat secara lebih lengkap.

Paroki/keuskupan yang berada di jaringan internet yang memang belum stabil akan mengalami kendala atau tantangan lebih berat bila dibandingkan dengan paroki/keuskupan di perkotaan (kota-kota besar). Memang tak hanya mempersiapkan perangkat keras dan lunak, agar proses pengimplementasian aplikasi BIDUK ini berjalan dengan baik, diperlukan tenaga-tenaga yang terampil, cermat, dan terpercaya.

Kesalahan sekecil sekalipun harus dihindari karena hal itu akan berujung pada ketidakakuratan data/informasi yang berkaitan dengan umat tertentu. Dampaknya akan panjang. Hal ini, sedari awal perlu diantisipasi secara serius dan ketat. Mau tidak mau, mengingat menejemen infomasi ini menuntut profesionalitas, sistem pengamamanan data juga perlu dijaga sedemikian. Jangan sampai bisa diretas oleh tangan-tangan kotor.

Kehadiran BIDUK tentu saja harus ditempatkan dalam rangka peningkatan pelayanan umat lintas paroki/keuskupan: mudah, cepat, dan akurat. Namun, lebih dari itu! Seperti Yesus yang mencari seekor domba yang hilang, aplikasi ini juga mau ‘mencari’ setiap umat entah di mana pun ia berada.

Yang mencari tentu saja bukan aplikasinya. Bukan. Tapi para pelayan pastoral yang ada di balik layar sistem menejemn informasi ini. Sejalan dengan ini, kita pun berharap sekaligus menghimbau agar setiap umat, terutama kepala keluarga, agar senantiasa menyampaikan informasi terkini tentang keluarganya kepada pelayan terdekatnya, yaitu ketua lingkungan/stasi/kring.

HIDUP, Edisi No. 43, Tahun ke-76, Minggu, 23 Oktober 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini