Pembukaan Pesparani II Berlangsung Sukses dan Meriah; Umat Katolik Menyayangkan Ketidakhadiran Menteri Agama untuk Membuka Acara Nasional Ini secara Langsung

692
Saat pelepasan burung merpati dan balon ke udara oleh Gubernur/Wakil Gubernur, dan Kardinal.

HIDUPKATOLIK.COM – SEMARAK kembang api dan pelepasan burung merpati/balon ke udara menjadi penanda pamungkas Pembukaan Pesparani Nasional II di Stadion Oepoi, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), hari Jumat malam, 28/2028.

Pelepasan dilakukan secara serentak oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, Kardinal Ignatius Suharyo (Ketua KWI), KH Jamaludin Ahmad (Ketua Umum Pelaksana Pesparani II), disaksikan oleh Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, para uskup, Angota DPR RI/DPRD, pejabat sipil, TNI dan Polri, serta tamu-tamu undangan lainnya.

Pesta kembang api

Upacara Pembukaan ini diikuti 34 kontingen dari seluruh provinsi. Kurang lebih 2.500 peserta dan lebih dari 20 ribu umat dari pelbagai paroki dan pendukung acara memenuhi Stadion yang berlangsung secara semarak dan sukacita.

Sebelum acara pamungkas, Pembukaan Pesparani II diawali dengan Perayaan Ekaristi meriah. Dua jam sebelum Misa dimulai, umat telah berbondong-bodong datang ke Stadion. Mereka mengenakan pakaian adat daerah masing-masing. Hal ini juga menambah ‘gebyar’ dan keindahan event sekaligus menampilkan kekayaaan keragaman budaya yang dibalut dalam semangat Sumpah Pemuda 28 Oktober dan Bhinneka Tunggal Ika.

Umat memenuhi Stadion Oepoi, Kupang

Misa dipimpin oleh Kardinal Suharyo, para uskup, dan ratusan imam yang hadir. Paduan suara tampil apik memesona dengan latar belakang panggung Basilika Santo Petrus Vatikan. Di atas panggung dipasang lambang burung Garuda. Hal ini menyimpan sejuta makna yang sangat dalam sekaligus menambah kemeriahan dan kekhusukan selama Ekaristi berlangsung petang hari waktu setempat.

Dalam doa umat, Kardinal sempat memanjatkan doa bagi para korban kecelakan kapal baru-baru ini di NTT.

Harapan Menteri Agama

Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, dalam sambutan melalui rekaman video, sekaligus membuka Pesparani Nasional II mengatakan Pesparani ini bertujuan untuk merawat harkat dan martabat anak bangsa.

Menteri Agama mengharapkan kolaborasi antarlembaga baik pemerintah maupun Gereja agar terciptanya anak-anak bangsa yang toleran dan memiliki energi positif.

“Melalui Pesparani ini, kita berharap umat Katolik dapat berkontribusi melahirkan individu-individu yang memiliki semangat toleransi yang tinggi dan energi positif yang dapat mempengaruhi orang lain. Tentu hal ini lahir dari semangat menghargai harkat dan martabat manusia,” ujarnya.

Disayangkan

Walaupun kehadiran Menteri Agama hanya melalui rekaman video, tepuk tangan umat membahana pada akhir sambutan. Namun demikian, ketidakhadiran Menteri Agama di Kupang untuk membuka secara langsung perhelatan berskala nasional umat Katolik yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19 mendapat sorotan.

Salah satunyna datang dari Ketua Umum LP3KD Provinsi Sumatera Utara, Hendrik Halomoan Sitompul yang juga Anggota Komisi VII DPR RI. Ia hadir bersama dengan anggota DPR lain saat Pembukaan.

Anggota DPRI RI Hendrik Halomoan Sitompul (kedua dari kiri) menghadiri Pembukaan Pesparani II.

Ia mengatakan, sangat menyangkan ketidakhadiran Menteri Agama pada acara yang sudah dipersiapkan cukup lama dan matang oleh pelbagai pihak, termasuk Kementerian Agama sendiri melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik (Dirjen Bimas Katolik) dengan segala kendala dan tangangan, terutama karena Covid-19.

“Saya sangat menyangkan ketidakhadiran Menteri Agama dalam acara nasional ini. Ini kan acara yang juga diinisiasi oleh Kementerian Agama melalui Peraturan Menteri Agama (PMA). Hadir juga Ketua KWI yang secara khusus terbang dari Bangkok, Thailand karena Beliau sedang mengikuti Sidang Para Usup Se-Asia; juga para uskup dan kontingen dari 34 provinsi. Ini representasi umat Katolik lo,” ujarnya.

Hendrik mengatakan, karena Pesparani Nasional II ini merupakan perhelatan umat Katolik Indonesia secara nasional yang selevel dengan MTQ, Pesparawi dan lain-lain,  maka kehadiran Menteri Agama RI merupakan sesuatu yang wajar dan sangat diharapkan oleh umat Katolik.

“Saya kurang tahu alasan beliau tidak bisa hadir. Tapi saya merasa hal ini perlu saya suarakan, saya sebagai umat yang kebetulan juga salah satu Ketua Umum LP3KD dan saat ini juga anggota Dewan. Kok tega ya,” ujarnya.

Pesparani II akan berlasung hingga tanggal 31 Oktober 2022. Jamaludin Ahmad beharap, event nasional ini akan berjalan dengan baik, aman dan kondusif hingga Penutupan tanggal 31 Oktober 2022. Penutupan akan diawali dengan Perayaan Ekaristi yang akan dipimpin oleh Mgr. Petrus Turang.

F. Hasiholan Siagian/Yustinus H. Wuarmanuk (Kupang, NTT)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini