HIDUPKATOLIK.COM – Paus Fransiskus meminta doa untuk Perjalanan Apostoliknya ke Kazakhstan, yang dimulai pada Selasa (13/9/2022), dan berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu mempersiapkan “ziarah damai”-nya ini.
Saat Paus bersiap untuk berangkat ke Kazakhstan pada 13-15 September, ia mengundang umat beriman untuk berdoa bagi perjalanannya, sambil berbicara kepada ribuan umat di Lapangan Santo Petrus di Angelus Minggu(11/9/2022) lalu.
Paus Fransiskus melakukan perjalanan ke negara Asia Tengah terutama untuk mengambil bagian dalam Kongres Ketujuh Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional, yang akan diadakan di Nur-Sultan pada 14-15 September.
“Perjalanan ini akan menjadi kesempatan untuk bertemu dengan banyak perwakilan agama dan berdialog sebagai saudara dan saudari, dijiwai oleh keinginan kita bersama untuk perdamaian, perdamaian yang dunia kita haus,” tandas Paus Fransiskus.
Ziarah Damai
Paus menyampaikan “salam ramah”-nya kepada semua orang yang akan ambil bagian dalam Kongres, serta komunitas Kristen setempat dan semua warga Kazakh.
Dalam kunjungannya, ia juga akan menghabiskan waktu bersama komunitas Katolik kecil di Kazakhstan, yang jumlahnya kurang dari 1 persen dari 19 juta penduduk negara itu.
“Saya berterima kasih atas persiapan dan pekerjaan yang dilakukan dalam persiapan kunjungan saya. Saya meminta semua orang untuk menemani ziarah perdamaian ini dengan doa,” pinta Paus Fransiskus.
Jejak Yohanes Paulus II
Kunjungan Paus Fransiskus ke Kazakhstan menandai Perjalanan Apostoliknya yang ke-38 di luar negeri.
Dia mengikuti jejak St. Yohanes Paulus II, yang melakukan kunjungan kepausan pertama ke negara itu pada tahun 2001 lalu.
Selama kunjungannya lebih dari 20 tahun yang lalu, Paus asal Polandia itu memuji koeksistensi agama dan etnis di Kazakhstan. Negara ini sekitar 70 persen Muslim, dan 26 persen Kristen, terutama Ortodoks Rusia.
Paus Fransiskus akan mengambil pesan perdamaian itu, sambil juga meneguhkan umat Katolik dalam iman mereka, lebih dari 30 tahun sejak kemerdekaan dari Uni Soviet.
Gereja di Kazakhstan telah mengalami penganiayaan selama beberapa dekade di bawah rezim Komunis Soviet.
Kazakhstan terletak di selatan Rusia, dan berbatasan dengan bekas republik Soviet lainnya, serta China dan Laut Kaspia. Negara ini juga memiliki ekonomi terbesar di Asia Tengah dan merupakan rumah bagi satu-satunya seminari Katolik, yang terletak di Karaganda.
Frans de Sales, SCJ, Sumber: Devin Watkins (Vatican News)