Gereja yang Tengah Berjuang di Nikaragua

171
Mgr. Rolando Álvares, Uskup Keuskupan Matagalpa, Nikaragua

HIDUPKATOLIK.COM – Mgr. Rolando Álvares, Uskup Keuskupan Matagalpa, Nikaragua bersama tujuh pastor dan beberapa seminaris harus menjalani tahanan rumah selama lebih dari dua pekan. Suara kritis mereka terhadap Presiden Daniel Ortega dijawab oleh penguasa dengan ‘tahanan rumah’.

Pada tanggal 5 Agustus 2022, sebagaimana diberitakan oleh CNN versi Spanyol, Polisi Nasional Nikaragua melakukan investigasi terhadap Mgr. Rolando Álvares yang dituduh “berusaha mengorganisir kelompok kekerasan, menghasut masyarakat untuk melakukan tindakan kebencian yang menyebabkan suasana kecemasan dan kekacauan dan bisa merusak perdamaian dan kerukunan dalam masyarakat, dengan tujuan mengacaukan Negara Nikaragua dan menyerang otoritas konstitusional.”(informasi publik Polisi Nasional Nicaragua).

Sejak saat itu Mgr. Rolando Álvares menjadi target pengawasan ketat pemerintah Daniel Ortega.

Kitab Suci bersabda, ”Siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu”(Mat. 5:39). Persis pesan biblis ini diamalbaktikan oleh Mgr. Rolando Álvares.

Pada sebuah Misa setelah Polisi Nasional Nikaragua mengeluarkan pernyataan resmi tersebut, Mgr. Rolando Álvares memberikan jawaban: “Seperti yang kalian semua tahu, kemarin keluar pernyataan polisi. Dalam pernyataan itu ada dua hal penting. Pertama, saya sedang diselidiki … yah, saya tidak tahu apa. Yah, mereka akan membuat tebakan sendiri. Dan kedua, kita di sini berkumpul dan ditahan dan kita selalu dengan kekuatan dan kedamaian batin, dan sukacita di dalam hati kita yang diberikan oleh Dia Yang Telah Bangkit. Sukacita ini berasal dari Dia yang telah mengabarkan kepada kita tentang keberanian. Jangan takut! Ingatlah wahai saudara-saudaraku yang terkasih, rasa takut melumpuhkan, keputusasaan yang mengubur diri, rasa benci kematian hati. Benci dibalas dengan cinta, putus asa dengan harapan hidup dan ketakutan dengan kekuatan dan keberanian.”

Hari Jumat lalu, 19 Agustus, subuh, sekelompok polisi mendatangi kediaman Mgr. Rolando Álvares dan membawanya ke Managua. Bersama beliau, tujuh pastor dan beberapa seminaris juga ikut diangkut.

Sehari setelah peristiwa tersebut, Wakil Presiden Nikaragua, Rosario Murillo yang juga istri Daniel Ortega, memberikan pernyataan resmi bahwa penahanan terhadap Mgr. Rolando Álvares, pastor dan seminaris tersebut adalah tindakan yang layak dan pantas.

Gereja sebagai sebuah keluarga besar di mana pun berada sedang mengarahkan mata hatinya ke Gereja lokal Nikaragua, dimana salah satu gembalanya berjuang melawan ketidakadilan.

Presiden Daniel Ortega, 76 tahun menduduki kursi nomor satu Nikaragua untuk yang kelima kalinya pada 2021 melalui polemik demokrasi yang berkepanjangan. Dibawah rezim Ortega, puluhan oposisi dan wartawan yang harus masuk penjara. Kebebasan pers dibatasi, wartawan asing dilarang masuk ke Nikaragua dan banyak Lembaga Swadaya Masyarakat yang dibredel. ‘Raja Ortega dan Ratu Murillo’ menjadi raja lalim bagi demokrasi modern.

Sementara Mgr. Rolando Álvares adalah contoh nyata bahwa Gereja harus berani menyuarakan suara kebenaran dan keadilan. Gereja lahir untuk menggarami dan menerangi perjalan umat manusia.

Advent Tambun
Pengamat Amerika Latin
RRI/Voice of Indonesia (bahasa Spanyol)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini