HIDUPKATOLIK.COM – TANPA terasa Mgr. Petrus Turang (75 tahun), sudah menggembalakan umatnya di Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) selama 25 tahun, sejak 27 Juli 1997. Kala itu Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ selaku Uskup Agung Jakarta yang menahbiskannya di Arena Pameran Fatululi, Kota Kupang. Saat ini tempat itu sudah menjadi dua gedung besar yaitu Rumah Sakit Siloam dan Lipo Plaza.
Mgr. Petrus Turang menerima tahbisan episkopal kala itu sebagai Uskup Koajutor karena saat itu Mgr. Gregorius Manteiro, SVD, masih menjabat sebagai Uskup Agung Kupang. Sebagai Uskup Koajutor, ia mempunyai hak untuk menggantikan jika dalam perjalanan penggembalaan, Uskup Agung Kupang mengundurkan diri atau berhalangan tetap. Dan pada 10 Oktober 1997, Mgr. Manteiro meninggal dunia karena sakit yang di derita.
Keuskupan Agung Kupang (KAK) dengan luas wilayah 14. 130, 15 Km dan jumlah umat 256. 372 ini tersebar di daratan dan kepulauan. Terdapat 38 paroki dan 7 kuasi paroki, 138 imam diosesan, 7 diakon yang ada di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan – Soe, serta daerah kepulauan di tiga kabupaten yaitu Alor – Kalabahi, Rote Ndao dan Sabu Raijua.
Penuh Sukacita
Tampak pagi itu (27/7/2022) euforia umat terasa nyata. Gereja Santa Maria Assumpta, yang berada dalam kawasan Wali Kota, Kota Kupang terlihat beda dari biasanya. Dipadati banyak orang. Mereka dengan penuh sukacita berbondong-bondong berdatangan menuju gereja untuk mengikuti Misa Syukur dan rangkaian acara menyambut 25 tahun tahbisan episkopal sang gembalanya.
Ratusan umat dan undangan padat memenuhi bangku-bangku panjang yang ada di dalam gereja dan juga pelataran gereja. Ada yang datang dengan pakaian adat tenun NTT, ada dengan pakaian dinas ASN dan non-ASN juga pakaian gereja yang apik. Misa berlangsung pukul 09.30 Wita tetapi sudah di padati umat dan tamu undangan serta imam, biarawan-biarawati sejak pukul 08. 30 Wita.
Misa Syukur
Perayaan Misa Syukur berlangsung tepat waktu dan diawali perarakan dari pelataran luar gereja dengan diiringi tarian dan Natoni atau sapaan adat Timor untuk Sang Yubilaris. Lima puluh Orang Muda Katolik (OMK), utusan dari sembilan paroki dalam kota secara berpasang-pasangan dengan memakai pakaian adat NTT menjadi pagar betis dalam perarakan tersebut.
Mgr. Turang di damping Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo dan lima belas uskup yang ada di Indonesia. Mereka Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC (Uskup Bandung), Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC (Uskup Agung Merauke), Mgr. Agustinus Agus (Uskup Agung Pontianak), Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu (Uskup Manado), Mgr. Ino Seno Ngutara (Uskup Amboina), Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF (Uskup Agung Samarinda), Mgr. Petrus Boddeng Timang (Uskup Banjarmasin), Mgr. Aloysius M. Sutrisnaatmaka, MSF (Uskup Palangkaraya), Mgr. Silvester San (Uskup Denpasar), Mgr. Vincentius Sensi Potokota (Uskup Agung Ende), Mgr. Siprianus Hormat (Uskup Ruteng), Mgr. Frans Kopong Kung (Uskup Larantuka) dan Mgr. Edmund Woga, CSsR (Uskup Sumba). Turut mendampingi pula para imam baik yang datang dari luar (imam tamu) maupun imam Keuskupan.
Pertransiit Benefaciendo
Mgr. Turang dengan penuh nada syukur dan aura wajah sukacita kegembiraan memimpin perayaan Ekaristi Kudus juga memberikan khotbah. Ia mengupas moto tahbisan uskupnya Pertransiit Benefaciendo (Berkeliling sambil berbuat baik).
Menjadi Uskup, menurutnya, akan terasa lebih mudah jika terjalin kerja sama dan persekutuan yang baik antarumat, imam, tokoh lintas agama serta pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Dengan demikian akan tercipta suatu lingkungan dari hasil perbuatan baik. Berjalan bersama mereka yang adalah represensi dari Uskup maka Pertransiit Benefaciendo yang diharapkan akan tercipta persaudaraan, sukacita dalam pelayanan seperti Yesus Kristus.
“Kita semua harus menjadi benih-benih benefaciendo untuk membangun hubungan antarmanusia dalam keluarga Kristiani, komunitas, lingkungan, paroki dan masyarakat dimana kita berada,” tuturnya.
“Jika harapan ini belum terwujud, saya akan berdoa khusus meminta pada Tuhan agar dikabulkan,” tambahnya.
Untuk para imamnya yang mengenakan kasula baru dengan jenaka dan senyum kebapaan, ia berpesan, “Kasula jangan dibawa pulang, nanti akan digunakan pada saat tahbisan uskup baru tidak lama lagi. Jika dibawa pulang akan diproses.” Ucapan ini disambut gelak-tawa yang hadir.
Uskup juga mengucapkan limpah terima kasih dan bersyukur kepada semua pihak yang telah mendukung dan bekerja sama membangun daerah ini khususnya dalam wilayah KAK. Juga semua yang hadir dalam perayaan syukur.
Lawan Tanding
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laskodat yang hadir dalam perayaan mengucapkan proficiat 25 tahun tahbisan Episkopal Mgr. Turang. Ia sangat berterima kasih atas kehadiran Uskup dalam pembangunan dan dalam pendidikan di NTT.
Menurutnya, Gereja Katolik telah hadir dengan sekolah-sekolah Katolik yang sangat baik dan pendidikan menjadi bagian terpenting dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
“Bapa Uskup menjadi guru saya, sahabat dalam berdiskusi tentang banyak hal keragaman di Bumi Flobamora dengan pikiran-pikiran yang cerdas dan bijak. Dalam kepemimpinan, saya mendapat sparing partner (lawan tanding) yang sangat baik. Usia tidak menghalangi untuk berkualitas,” ungkap Bungtilu Laskodat, sapaan manisnya.
Berkat Apostolik Paus
Pada kesempatan penuh rahmat itu, Duta Besar Vatikan memberikan penghargaan berkat apostolik atas 25 tahun tahbisan Episkopal dari Bapa Suci Paus Fransiskus untuk Uskup Turang.
Ia juga berkisah tentang profil Mgr. Turang yang sudah dikenalnya sejak dua puluh tahun yang lalu. Ia bersukacita karena untuk pertama kali datang di Kupang dan kebahagiaan menjadi lengkap karena menjadi bagian dalam perayaan ini.
“Sejak pertama kali kenal di tahun 1996, karena kebaikannya saat itu meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dalam bahasa Italia yang sempurna. Dan setelah 20 tahun, tepatnya di tahun 2017 saya diutus Bapa Suci untuk ke Indonesia. Beliau mengingatkan 20 tahun yang lalu ketika bertemu, berlanjut dalam persahabatan, persaudaraan dan kerja sama yang otentik,” ujarnya.
Dari Tenda ke Tenda
Perayaan Ekaristi yang berlangsung dari pukul 09.30 pagi berakhir pukul 11. 50 Wita ini di meriahkan dengan koor OMK Paroki St. Yoseph, Naikoten. Setelah Perayaan Ekaristi, acara di lanjutkan dengan resepsi di pelataran gereja.
Resepsi diawali dengan pemotongan tumpeng, lagu dan tarian serta santap siang bersama. Untuk umat yang hadir disediakan tenda-tenda makanan lokal maupun nasional dari setiap paroki. Dalam kesempatan berahmat itu umat boleh berkeliling untuk menyantap hidangan yang ada dari tenda ke tenda.
Misa syukur yang sama juga berlangsung di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada keesokan harinya di Gereja Maria Mater Dolorosa, Soe pada tanggal 28 Juli 2022.
Angela Pareira dari Kupang, NTT
HIDUP, Edisi No. 32, Tahun ke-76, Minggu, 7 Agustus 2022