Mukjizat Ekaristi di Begijnhof Amsterdam

1503
Kapel Begijnhof, Amsterdam, Belanda (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

HIDUPKATOLK.COM – SEORANG pria Katolik di Amsterdam yang bernama Ysbrand Dommer mengalami sakit keras. Ia meminta saudarinya untuk memanggil seorang pastor agar ia dapat menerima Sakramen Perminyakan dan Komuni. Seorang imam datang kepadanya untuk memenuhi permintaannya. Tidak lama setelahnya, Ysbrand muntah. Saudarinya membersihkan kotoran muntahan Ysbrand dan membuangnya ke dalam perapian. Ajaibnya, keesokan harinya Ysbrand sembuh dari sakitnya.

Adorasi Sakramen Mahakudus berlangsung setiap hari. (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

Yang lebih ajaib lagi, saudarinya terkejut luar biasa karena ia melihat bahwa hosti yang kemarin dimuntahkan Ysbrand melayang-layang di atas perapian dan dipenuhi cahaya. Ia mengambil hosti tersebut dengan tangannya tanpa menggunakan alat bantu. Anehnya, tangannya sama sekali tidak terbakar oleh api dan ia mendapatkan hosti tersebut dalam keadaan dingin walaupun melayang-layang di atas perapian.

Perempuan itu segera memanggil tetangganya untuk meminta bantuan agar membantunya membungkus hosti tersebut dengan kain linen dan memasukkannya ke dalam kotak. Ketika suami dari tetangganya ingin melihat hosti tersebut, kain penutup hosti tidak dapat dibuka, seolah menolak untuk disentuh oleh laki-laki tersebut. Saudari perempuan Ysbrand segera menyampaikan hal tersebut padanya. Ysbrand segera menghubungi pastor paroki setempat. Pastor tersebut mengambil hosti dari kotaknya dan diam-diam menyimpannya di Basilika St. Nikolas yang terletak di tengah Kota Amsterdam. Peristiwa ini terjadi pada 12 Maret 1345.

Panel lukisan peristiwa mukjizat Ekaristi 12 Maret 1345. (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

Keesokan harinya hosti itu tidak ada di Basilika Nikolas, anehnya hosti itu kembali ditemukan dalam kotak di rumah Ysbrand yang sejak awal digunakan untuk menyimpan hosti yang ditemukan melayang di atas perapian. Kembali pastor mengambil dan menyimpannya di Basilika St. Nikolas. Ternyata, hal yang sama terulang lagi keesokan harinya hingga terjadi sebanyak tiga kali. Akhirnya pastor itu menyadari bahwa ini adalah tanda dari Tuhan sendiri yang menginginkan agar peristiwa itu tidak dirahasiakan. Akhirnya setelah berdiskusi dengan pimpinannya, dilakukanlah prosesi untuk membawa hosti tersebut dari rumah Ysbrand menuju Basilika St. Nikolas dengan sebuah prosesi hening dan penuh hormat yang diikuti para klerus dan umat.

Pintu Kapel Begijnhof, bertuliskan “Signa et Mirabilia fecit apud me Deus excelsus” (Tuhan Yang Maha Tinggi telah melakukan tanda-tanda dan keajaiban bagiku). (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

Setahun setelah kejadian itu, Uskup Utrech menyelesaikan penyelidikan resmi dan menyatakan kredibilitas mikjizat tersebut. Pada 1389 dibangun dan diresmikanlah sebuah kapel di rumah Ysbrand Dommer dan setiap tahun dilakukan prosesi membawa Sakramen Mahakudus dari lokasi tersebut, berkeliling Kota Amsterdam dan terakhir ditempatkan di Basilika St. Nikolas.

Di tahun 1421 dan pada 25 Mei 1452 terjadi sebuah kebakaran hebat yang menghanguskan tiga perempat Kota Amsterdam hingga menjadi reruntuhan, termasuk kapel yang menjadi lokasi penyimpanan Hosti Ajaib ini. Anehnya, hanya monstran penyimpan hosti yang masih dalam keadaan utuh tanpa terbakar sedikit pun. Akhirnya pada 1456 dibangun kembali kapel yang baru dengan beberapa gereja disekelilingnya.

Sejak itu banyak orang datang ke tempat tersebut untuk berziarah, memohon rahmat kesembuhan dan memohon bantuan spiritual. Termasuk Archduke Maximilian (yang kemudian menjadi Kaisar Romawi) juga berziarah kesana pada 1480 untuk memohon kesembuhan. Sebagai ungkapan syukur atas mukjizat kesembuhan yang dialaminya, ia pun mempersembahkan sebuah sebuah jendela indah untuk kapel tersebut yang bertuliskan Signa et Mirabilia fecit aoud me Deus excelsus (Tuhan yang MahaTinggi telah melakukan tanda-tanda dan keajaiban bagiku).

Begijnen dan Penindasan Umat Katolik di Amsterdam

Begijnen adalah sekelompok wanita saleh yang sangat taat menjalani kehidupan iman Katolik namun mereka menolak untuk hidup dalam biara dan mengucapkan kaul. Mereka hidup pada abad 16 di Amsterdam. Selama 1578 hingga 1795 agama Katolik dilarang di Amsterdam akibat masuknya Protestantisme ke Amsterdam. Banyak bangunan milik Gereja Katolik diambil alih oleh Protestan, termasuk kapel tempat terjadinya mukjizat Ekaristi. Namun kelompok Begijnen tetap dapat tinggal dengan aman karena rumah yang mereka tempati adalah milik pribadi (Begijnhof). Maka Begijnhof menjadi satu-satunya tempat kekatolikan bertahan di tengah area yang dikuasai Protestan selama lebih dari 200 tahun.

Sayangnya, pada 1607 Gereja milik Begijnhof yang dikonsekrasikan pada 7 Oktober 1419, oleh pemerintah Kota Amsterdam diberikan kepada Gereja Protestan Inggris yang berkembang pesat di Amsterdam saat itu. Akhirnya Begijnen membuat gereja secara sembunyi di dalam rumah dan sejak 1671 disebut Kapel Begijnhof.

Salah satu batu yang tersisa dari bangunan yang runtuh akibat kebakaran besar di tahun 1421 dan 1452. (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR).

Anggota Begijnen yang bernama Cornelia Arents meninggal pada 2 Mei 1654. Ia tidak dimakamkan di gereja milik Begijnhof yang telah dikuasai Gereja Protestan Inggris. Anggota Begijnen yang terakhir meninggal pada 1971. Namun saat ini terdapat 108 perempuan yang tinggal di Begijnhof. Mereka menjalani hidup saleh sebagai penganut Katolik, namun tidak mengucapkan kaul sebagaimana biarawati.

Bangkitnya Kekatolikan di Amsterdam

Tahun 1881 penganiayaan terhadap umat Katolik Amsterdam berakhir. Tahun 1910 kekatolikan mulai hidup kembali di Amsterdam. Kapel mukjizat Ekaristi tidak dijual kembali pada Gereja Katolik, melainkan diruntuhkan oleh Gereja Protestan Inggris. Meski demikian, devosi untuk melakukan prosesi membawa Sakramen Mahakudus setiap 12 Maret tetap dilakukan. Tahun 1950 kapel mukjizat Ekaristi (Kapel Begijnhof) dibangun kembali, namun perlahan keadaannya pun memburuk. tahun 1980 dilakukan restorasi dan prosesnya selesai pada 1987. Di tahun ini pula, Ratu Juliana memerintahkan dibentuknya The Begijnhof Foundation yang bertanggung jawab pada pengelolaan Kapel mukjizat Ekaristi Begijnhof.

Bangunan komunitas Begijnen (Foto: Sr. Bene Xavier, MSsR)

Hingga kini di Kapel Begijnhof dilakukan Adorasi Sakramen Mahakudus dan Perayaan Ekaristi setiap hari, meskipun hosti yang mengalami mukjizat sudah tidak ada lagi akibat rusak dalam perjalanan waktu. Kapel Begijnhof menjadi tujuan ziarah sekaligus tujuan wisata di Kota Amsterdam. Ratusan peziarah dan turis datang setiap hari ke tempat ini.

Hingga kini jumlah umat Katolik di seluruh wilayah Belanda hanya 21%. Memang bukan jumlah yang besar, namun iman dan harapan masih selalu tumbuh di Amsterdam dan di seluruh wilayah Belanda.

Ditulis dari Amsterdam usai berziarah ke Kapel Begijnhof

Sr. Bene Xavier, MSsR (Kontributor, tinggal di Wina, Austria)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini