Perantara Utama dalam Bertobat

203
Ilustrasi

HIDUPKATOLIK.COMRomo Kris, saya penasaran, kenapa pada seruan Doa Tobat yang biasanya kita daraskan ketika Misa, “Oleh sebab itu saya mohon, kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus,..” hanya Bunda Maria yang disebut? Kenapa dalam seruan Tobat, Bunda Maria juga dilibatkan? (Bagaskoro, Rembang)

DALAM salah satu bagian dari khotbah di bukit, Tuhan Yesus mengajarkan, agar kita berdamai dulu sebelum kita mempersembahkan persembahan di altar Tuhan (Lih. Mat. 5:23-24). Rekonsiliasi karenannya menjadi bagian penting dari pujian syukur pada Allah, sebagaiana dalam Ekaristi, di dalamnya umat beriman menyadari akan kerapuhan serta kedosaannya serta menaruh kepercayaan akan rahmat belaskasihan-Nya.

Di dalam langkah atau proses perjalanan hidup rohani, kita memang senantiasa mengawali dalam jalan pemurnian (via purgativa), sebab dalam kenyataannya kita masih sering jauh dari Allah, mudah jatuh serta tidak senantiasa hidup selaras dengan kehendak-Nya. Itulah jalan pertobatan, yang selalu perlu kita mohonkan terus-menerus.

Paus Fransiskus dalam Patris Corde, menyebutkan bahwa kita perlu selalu memohon rahmat dari segala rahmat, rahmat pertobatan, sebab pertobatan itupun adalah rahmat. Pertobatan tidak bisa bergantung pada upaya diri sendiri, karenanya adalah rahmat yang perlu kita mohonkan. Karena itu merupakan rahmat, kita tidak saja perlu selalu memohonkannya namun pula memohonkan dengan perantaraan segenap orang kudus, bahkan juga seluruh anggota umat beriman.

Kita ingat Paus Yohanes Paulus II dalam rangka Yubileum 2000, memohonkan pertobatan Gereja, atas segala kesalahan dan kegagalan yang telah dibuatnya, dan untuk itu memohonkan rahmat tersebut dengan perantaraan segenap orang kudus, terutama Bunda Maria.

Di sini letak Maria itu penting, dan layak disebut khusus. Maria adalah perawan tak bernoda, dia tidak ternodai oleh dosa, paling dekat dengan Tuhan, perantara utama bagi perantara tunggal kita, Yesus Kristus. Tidak mengherankanlah kalau penghormatan kita kepada Bunda Maria adalah penghormatan atau rasa bakti yang tinggi (hyperdulia).

Kalau kita memohonkan rahmat pertobatan, karenanya, bukankah selayaknya kita meminta bantuan dan perantaraan dari dia yang tersuci dan tak bernoda, yaitu Bunda Maria. Dialah yang dikarunia, penuh rahmat, karena Allah senantiasa menyertainya (Lih Luk 1:28). Dia penuh rahmat, karena dia penuh dengan kasih Ilahi. Hal itu bisa terjadi, karena Maria senantiasamengosongkandirinya, sepenuhnyamempercayakan dirinya sepenuhnya kepada-Nya dan menyediakan ruang utuh agar Roh Kudus berkarya. “Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana” (Luk 1:45).

Di dalam Doa Salam Maria, kita pun mengucapkan, “Doakanlah kami orang berdosa ini”. Maria adalah bunda para pendosa, namun dia sendiri tidak tercemari oleh dosa. Dengan mengatakan, “doakanlah orang berdosa ini”, kita menyadari diri bahwa kita ini pendosa, namun Maria menjaga kita. Dia adalah ibu yang dalam kesabaran dan kelembutannya membawa kita kepada Allah, sehingga kita menjumpai kemurahan hati Allah.

Maria memastikan itu, karenanya dia menuntun kita dalam tangan kasih keibuannya, agar kita memeluk belaskasihan Bapa. Maria menunjukkan semua itu, dan memberi harapan kepada kita para pendosa. Maria adalah bunda harapan. Maka selayaknyalah rahmat pertobatan kita mohonkan terutama dengan perantaraan bunda Maria.

Maria layak disebut secara khusus, sebab dia adalah bunda tak bernoda, dan pendoa serta ibu bagi kita para pendosa. Hidupnya dipenuhi dengan rahmat Allah, sehingga tak tercemari oleh dosa. Dia adalah teladan namun pula perantara utama dalam menapaki jalan pertobatan.

HIDUP NO.29, 17 Juli 2022

 

Romo T. Krispurwana Cahyadi, SJ 
(Teolog Dogmatik)

 

Silakan kirim pertanyaan Anda ke: [email protected] atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini