HIDUPKATOLIK.COM – Saya merasa “dikerjai”. Saya kebetulan berjualan kue (sejak 2020) diantar ke pembeli menggunakan ojek online. Akhir- akhir ini dalam pengiriman, ada kue yang hancur dan bagian kertasnya di dalamnya seperti dicakar-cakar hewan (difotokan oleh pelanggan). Padahal ketika saya membungkusnya sudah aman. Sebelumnya tidak masalah. Hanya akhir-akhir ini saja. Apa yang harus saya lakukan? Apakah saya harus mendoakan kue-kuenya sebelum dikirimkan?
(Rita Rahayu, Bogor)
SAYA sempat meminta pendapat teman imam, yang biasa dimintai nasihat semacam ini. Meskipun tanda-tandanya sedemikian hebat, janganlah Anda cepat menyimpulkan bahwa ada orang lain yang dengan santetnya mau mengganggu usaha kita.
Telitilah dahulu: siapa yang mengantar kue-kue itu? Kendaraan apa yang digunakan mengantarnya? Bagaimana kondisi jalan yang dilalui? Apakah ada kemungkinan jatuh? Berapa jumlah kue yang hancur dan sudah berapa kali terjadi kehancuran? Kemungkinan seperti itu selalu harus diperhitungkan, agar jangan terjebak pada pikiran banyak orang yang gampang percaya pada perbuatan santet itu.
Santet itu memang ada dan manusia bisa diserang bisnisnya agar rugi dan akhirnya tutup usaha itu. Namun biasanya kalau benar ada santet, maka bukan hanya beberapa kue yang hancur tetapi banyak malahan semua bisa hancur. Kehancuran kue bukan saja pada saat kue dijual, melainkan sejak awal pembuatan sudah ada keanehan bahkan sampai kue pun tidak berhasil dibuat. Karena itu ibu coba cek ulang berdasarkan petunjuk tadi.
Bila terus-menerus terjadi maka yang bisa dibuat adalah, pertama, mintalah untuk memberkati kembali alat yang biasa digunakan untuk membuat kue. Kedua, perhatikan kendaraan dan siapa yang mengantarnya serta jalan yang akan dilalui. Mintalah agar driver berhati-hati, dan menjamin agar penghantarannya dilakukan dengan baik. Ketiga, berdoalah selalu kepada Tuhan agar Dia membantu usaha ibu. Bersamaan dengan itu tetaplah berbuat baik kepada siapa saja supaya semua usaha itu mendatangkan berkat, bukan hanya bagi keluarga ibu, tetapi juga bagi semua orang lain, termasuk pelanggan, tukang ojek dan orang lain yang menyaksikannya.
Tentang santet sendiri Katekismus Gereja Katolik membicarakannya dalam tema magi dan sihir sebagai berikut: “Semua praktik magi dan sihir, yang dengannya orang ingin menaklukkan kekuatan gaib, supaya kekuatan itu melayaninya dan supaya mendapatkan suatu kekuatan adikodrati atas orang lain – biarpun hanya untuk memberi kesehatan kepada mereka – sangat melanggar keutamaan penyembahan kepada Allah. Tindakan semacam itu harus dikecam dengan lebih sungguh lagi, kalau dibarengi dengan maksud untuk mencelakakan orang lain, atau kalau mereka coba untuk meminta bantuan roh jahat. Juga penggunaan jimat harus ditolak. Spiritisme sering dihubungkan dengan ramalan atau magi. Karena itu Gereja memperingatkan umat beriman untuk tidak ikut kebiasaan itu. Penerapan apa yang dinamakan daya penyembuhan alami tidak membenarkan seruan kepada kekuatan-kekuatan jahat maupun penghisapan orang- orang lain yang gampang percaya” (KGK 2771).
KGK mengungkapkan ajaran, bahwa kita harus memercayakan diri pada Tuhan saja. Karena itu kita tidak menggunakan magi atau sihir, juga tidak takut terhadap orang yang sungguh-sungguh memakainya. Keutamaan orang Katolik adalah berpasrah pada Tuhan saja, hidup baik dengan semua orang serta berdoa, agar Roh Kudus, Roh Kristus sendiri mengisi dan melindungi kita dari yang jahat.
HIDUP NO.28, 10 Juli 2022
Pastor Gregorius Hertanto, MSC
(Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara)
Silakan kirim pertanyaan Anda ke: [email protected] atau WhatsApp 0812.9295.5952. Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.