Para Seminaris Menghidupi Empat Pilar

302
Para seminaris Seminari Menengah St. Paulus, Palembang

HIDUPKATOLIK.COMTertua di Sumatera, Seminari ini telah melahirkan ratusan imam (dua uskup agung) dan biarawan. Empat pilar yang terus dihidupi.

SEMINARI Menengah Santo Paulus, Palembang yang dirintis 75 tahun lalu ini didirikan sebagai tempat pendidikan awal bagi para calon biarawan di Keuskupan Agung Palembang (KAPal). Seiring berjalannya waktu, Seminari menjadi tempat untuk menjawab kebutuhan imam untuk tiga keuskupan yang terletak di Sumatera Bagian Selatan, yakni KAPal, Tanjungkarang, dan Pangkalpinang.

Berada di bawah naungan KAPal, pengelolaan Seminari Menengah Santo Paulus Palembang diserahkan kepada Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus (SCJ).  Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono menegaskan bahwa meskipun seminari ini dikelola SCJ, namun para seminaris tidak mesti harus memilih SCJ.

Letak Seminari sangat strategis, berada di tengah kota. Dengan demikian seminaris bisa mengikuti arus modernitas yang ada.  Seminari juga berada di komplek pendidikan KAPal yang terletak di Jalan Bangau No. 60. Seminari bersebelahan dengan SMA Xaverius 1 yang berada dibawah naungan Yayasan Xaverius Palembang. Secara akademis, Seminari sangat didukung SMA Xaverius 1.

Sistem pedidikan di Seminari ini pun setaraf dengan SMA lainnya. Dengan menggunakan kurikulum SMA secara umum, Seminari juga menambahkan mata pelajaran Bahasa Latin. Di kelas 10-12, seminaris fokus dengan mata pelajaran SMA. Lalu satu tahun selanjutnya, secara khusus diberi pendidikan mengenai Seminari dan hal-hal khusus yang berkaitan dengan pelayanan Gereja. Tenaga pendidik terdiri dari guru dan formator (diosesan dan SCJ).

Seminari mengalami banyak perubahan sejak awal berdiri. Kapel berada di tengah dan dikelilingi ruang-ruang kelas, kamar-kamar seminaris dan para formator, serta Gua Maria di sebelah kapel. Pekarangan tampak asri dengan berbagai tanaman hijau.

Seminari menanamkan empat pilar utama. Empat pilar adalah sanctitas (kesucian), sanitas (kesehatan), scientia (pengetahuan), socialitas (sosialitas) atau disebut 4S. Semua kegiatan mengalir dari keempat pilar. Dengan berbagai acara seperti pembinaan, doa harian, meditasi, adorasi, rekoleksi, dan retret diarahkan untuk membantu seminaris mengembangkan unsur kesucian dalam pribadinya.

Seminaris juga harus sehat secara jasmani dan rohani. Kedua hal ini mendukung unsur sanitas. Pilar scientia dikembangkan dengan berbagai pengetahuan yang diajarkan.

Seminari sangat menjunjung tinggi persaudaraan, maka ditambahkan pilar keempat yakni socialitas. Para seminaris diharapkan mampu bekerja sama dan hidup bersama dalam masyarakat sekitar. Hal ini tentu bisa menjadi bekal dalam kaitannya dengan komunikasi dan hidup sosial bersama umat.

Seminari juga melatih seminaris dalam latihan kepemimpinan. Seminari pun memiliki kepengurusan OSIS yang disebut Kebidelan. Setiap seminaris memiliki peran. Ada yang mengurus ternak, kebun, serta pengolahan pupuk kompos. Seminaris dibimbing membudidayakan sampah menjadi pupuk kompos. Pengolahan pupuk kompos ini pernah meraih juara 1 dalam Lomba Ekologis Lingkungan.

Seminaris juga aktif mengikuti beberapa lomba yang diadakan SMA Xaverius. Hal ini mampu mendukung mereka mengembangkan bakat dan kemampuan bersosialisasi dan berpengetahuan sesuai dengan usianya.

Sebagai seminari tertua di Sumatera, Seminari telah melahirkan ratusan imam (termasuk dua uskup agung) dan biarawan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, bahkan di negara lain. Banyak pula lulusan yang tidak jadi imam , namun aktif dalam pelayanan. Para alumni memiliki wadah yang disebut PASSpapa (Paguyuban Alumni Seminari Santo Paulus Palembang).

Maria Sylvista (Palembang)

HIDUP, Edisi No. 26, Tahun ke-76, Minggu, 26 Juni 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini